Putra Bapak Sarmadan d...

Putra Bapak Sarmadan dari Semen Kidul, Cucu Almarhum Mbah Ngali Klepek, Lulus TNI AD: Dari Dihina Berangkat, Pulang Membawa Kebanggaan

Ukuran Teks:

BOJONEGOROBatara.news||

Di tengah suasana senja di kaki pegunungan Ifar Gunung, Papua, seorang pemuda asal Bojonegoro Izza berdiri tegap memegang karton kuning berisi ungkapan syukur.

Wajahnya bercahaya di antara ratusan calon prajurit yang merayakan kelulusan. Dialah putra Bapak Sarmadan dari Semen Kidul, sekaligus cucu almarhum Mbah Ngali dari Klepek, yang resmi dinyatakan lulus sebagai Prajurit Dua TNI Angkatan Darat pada Cata PK Gelombang III Tahun 2025.minggu(07/12/2025)

Pada karton yang dibawanya tertulis kalimat yang langsung menyentuh banyak hati:

“Alhamdulillah Pak, Ibuk. Berkat doamu yang selalu merestui dan meridhoi di setiap langkahku. Anakmu lulus jadi TNI AD. Berangkat dihina, pulang jadi tentara.”

Kalimat itu bukan sekadar syukur, tetapi rangkuman perjalanan panjang seorang anak desa yang pernah diremehkan.

Jejak Langkah dari Semen Kidul hingga Papua

Perjalanan sang pemuda dimulai dari kampung halaman sederhana, Semen Kidul, Sukosewu. Saat mengikuti pendaftaran, keluarga menjadi sumber kekuatan. Meski hidup tidak berlebihan, dukungan moral dari ayah, ibu, dan keluarga besar membuatnya yakin melangkah.

Ia diterima untuk mengikuti pendidikan di Rindam XVII/Cenderawasih dan terbang jauh ke Jayapura. Di sinilah tekadnya benar-benar diuji—jauh dari rumah, jauh dari orang tua, jauh dari tanah kelahiran.

Tetapi ia bertahan.

“Berangkat Dihina, Pulang Jadi Tentara”

Beberapa orang pernah meremehkannya—menganggap fisiknya kurang, menganggap anak desa tidak akan mampu menembus pendidikan militer yang keras. Bahkan ada yang menyebut ia hanya buang-buang waktu.

Namun hari ini, ia membuktikan bahwa hinaan bukanlah nasib akhir.

Ia pulang tidak dengan keluhan, tetapi dengan pangkat resmi negara.

Kebanggaan untuk Keluarga, Doa untuk Leluhur

Kabar kelulusannya membuat keluarga di Bojonegoro bersyukur. Ibunya menangis haru saat melihat foto sang anak telah resmi menjadi prajurit Republik.

Sementara itu, nama almarhum Mbah Ngali, kakek yang sudah mendahului, kembali disebut-sebut dengan penuh hormat. Menurut keluarga, semasa hidup Mbah Ngali adalah sosok disiplin yang selalu menanamkan nilai kerja keras dan doa.

“Dia pasti bangga kalau masih ada,” ujar salah satu keluarga dengan mata berkaca-kaca.

Meski Mbah Ngali telah berpulang, doa-doanya seakan tetap mengiringi langkah cucunya hingga berdiri di barisan TNI hari ini.

Anak Desa, Prajurit Republik

Kini, setelah mengenakan status Prajurit Dua TNI AD, tugas dan tanggung jawab baru menantinya. Namun bagi warga Semen Kidul dan Klepek, keberhasilannya adalah bukti bahwa anak desa pun mampu mengukir jejak di penjuru negeri.

Sebuah perjalanan dari dihina menjadi dihormati, dari kampung kecil menuju tugas besar negara.

Penulis:Alisugiono

Bagaimana perasaanmu membaca artikel ini?

Bagikan:
Artikel berhasil disimpan