Dampak Hujan Lebat di Beberapa Kecamatan Ini Terdampak Banjir, Gabus, Kayen, Tambakromo

Batara.news

Pati, Batara.news | Cuaca Hujan lebat mengguyur wilayah Kabupaten Pati pada Kamis, (14/10/2022) malam Akibatkan kawasan lereng Pegunungan Kendeng kembali diterjang banjir bandang.

Banjir bandang kali ini lebih besar dari sebelumnya, hampir terjadi diseluruh wilayah Pati Selatan yang mengalami dampak banjir.

Dari informasi yang di himpun oleh awak media, di ketahui banjir terjadi di wilayah Kecamatan Tambakromo, Kecamatan Kayen, Kecamatan Gabus dan sebagian Wilayah Kecamatan Sukolilo.

Banjir di wilayah Tambakromo

Adapun wilayah Kecamatan Tambakromo, yakni banjir terjadi di Desa Angkatan Lor, Angkatan Kidul, Sinomwidodo, Karangmulyo, Kedalingan, Karangwono, Dukuh Ngerang Desa Tambakromo, Desa Karangawen dan beberapa desa lainnya.

Menurut keterangan dari salah satu warga Desa Angkatan Lor, Yuni (32) mengungkapkan bahwa banjir sudah mulai datang sekitar pukul 24.00 WIB dengan ketinggian di wilayah tersebut setinggi lutut orang dewasa.

Hingga berita ini terbitkan, banjir masih belum surut juga di wilayah tersebut.

Pihaknya mengaku sudah memprediksi bahwa banjir bandang tersebut akan terjadi seperti biasanya karena di wilayah lereng pegunungan Kendeng juga terjadi banjir yang cukup ringan.

Kurang lebih air teko kuwi Yo sekitar jam 12-an, kok sampai Sekarang semakin bertambah, lha yang biasanya ndak kemasukan, sekarang rumah depan rumah Yo kemasukan, berarti kan lebih besar dari sebelumnya,” katanya dengan menggunakan bahasa Jawa.

Kemudian berdasarkan pengakuan lain dari melalui salah satu perangkat Desa Karangmulyo, Ainur Rafiq mengungkapkan bahwa banjir yang menerjang wilayah memiliki mencapai 60 cm.

Pihaknya mengungkapkan bahwa hingga pagi ini sekitar pukul 07.00 WIB banjir masih menggenang di wilayah pemukiman dan persawahan di desa tersebut.

Sementara itu, Banjir juga semakin meluas di Kecamatan lainnya yakni, Kecamatan Jakenan, Kecamatan Pucakwangi dan juga Kecamatan Jaken.

Dari informasi yang diterima dari warga terdampak dari Desa Sumberagung Kecamatan Jaken bernama Wahyu Ari (23) mengungkapkan ketinggian banjir di wilayahnya mencapai kurang lebih 1 meter.

“Wilayah ku juga sama mas, sekitar pukul 01.00 tiba-tiba air datang, kok sampai sekarang itu ada yang satu meter di dalam rumah,” pungkasnya.

Dampak adanya banjir tersebut, dipastikan juga merendam ribuan hektar lahan sawah milik masyarakat di wilayah Pati Selatan.

Selain itu, banjir juga membuat akses jalan arah Tambakromo-Gabus. Berdasarkan pantauan di lapangan banjir yang meluap hingga jalan raya mencapai diatas lutut orang dewasa.

/Red

Panggilan Genggek Ini Sempat Babak-belur di Amuk Masa, Usai Kepregok aksinya, dan Kini di Amankan di Polsek Jakenan

Batara.news

Pati, Batara.news | Inisial BU alias Genggek Alamat Dukuh Muktisari Desa Muktiharjo Kecamatan Margorejo kini harus berurusan dengan Polsek Jakenan, pasalnya ia telah melakukan percobaan pencurian didalam rumah kosong tanpa sepengetahuan pemiliknya. (14/10/22).

Kapolresta Pati, Melalui Kasi Humas AKP Pujiati, S.Sos mengatakan modus pelaku masuk ke dalam rumah melalui pintu depan yang tidak terkunci, kemudian masuk ke dalam kamar dan akan membuka almari namun ketahuan pemilik rumah dan ahirnya kabur melalui pintu belakang, dan sempat dikejar dan ditangkap serta diamuk massa kemudian diamankan di Polsek Jakenan.

Tempat perkara kejadian

Lebih lanjut AKP Pujiati mengatakan “Pada hari Jumat tanggal 14 Oktober 2022 sekira pukul 08.00 Wib pelaku masuk ke dalam rumah kosong melalui pintu depan yang tidak terkunci. Kemudian masuk ke dalam kamar dengan pintu yang tidak terkunci dengan maksud membuka almari.

Namun Naas aksinya ketahuan pemilik rumah kemudian pelaku sembunyi di belakang pintu, setelah korban memanggil anaknya pelaku melarikan diri melalui pintu belakang dan diteriaki maling. Sambil teriak korban kejar pelaku dan pelaku berhasil ditangkap massa.


Massa tangkap saat pelaku akan kabur naik sepeda motor merk Honda Vario yang dipakai atau sarana dalam aksinya”.

Diketahui korban beraksi di dalam rumah Legiman alamat Desa Bungasrejo Rt. 04 Rw. 01 Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati.

/Red.

DPRD Pati Gelar Rapat Paripurna Bahas Penyampaian Evaluasi Gubernur Jateng

Batara.news

DPRD Bahas Tiga Agenda Dalam Paripurna Hari Ini.

Pati, Batara.news | Gelar rapat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati, pada hari ini, Jumat (14/10/2022), rapat Paripurna dengan pembahasan tiga agenda yang berbeda.

Gelar Acara Rapat Paripurna yang dilaksanakan di gedung Paripurna DPRD Kabupaten Pati tersebut, pertama adalah membahas penyampaian hasil evaluasi Gubernur Jawa Tengah (Jateng) oleh Pj Bupati Pati terhadap raperda tentang perubahan APBD Kabupaten Pati tahun anggaran 2022.

Selanjutnya, penyampaian laporan hasil pembahasan gabungan komisi II, terhadap Raperda tentang pengendalian dan pengawasan minuman beralkohol dan gabungan komisi III terhadap pembahasan raperda tentang rencana pembangunan zona industri kab. Pati tahun 2022-2024. Yang terakhir yaitu persetujuan dan penetapan propemperda 2023.

Dalam rapat Paripurna tersebut Ketua DPRD Pati Ali Badrudin mengatakan, bahwa rapat Paripurna hari ini terlaksana berdasarkan pada Hasil Rapat Badan Musyawarah DPRD Kabupaten Pati pada tanggal 1 Oktober 2022.

” Yang mana telah ditetapkan dengan Keputusan Pimpinan DPRD Kabupaten Pati Nomor: 12/KEP PIM Tahun 2022 tanggal 1 Oktober 2022 tentang Jadwal Acara atau Rapat DPRD Kabupaten Pati bulan Oktober tahun 2022, ” ucap Ali Badrudin, Jumat, (14/10/2022).

Lantas Ali Badrudin menjelaskan, bahwa penetapan Propemperda 2023 belum dapat dilaksanakan, karena masih dalam proses mendapatkan fasilitasi dari Gubernur Jawa Tengah.

” Berdasarkan Nota Dinas dari Bapemperda kepada Pimpinan DPRD Kabupaten Pati tanggal 13 Oktober 2022, Nomor 108/936/ Bapemperda/X/2022 perihal Laporan Hasil Rapat Penyusunan Propemperda 2023 maka disampaikan bahwa Penetapan Propemperda 2023 belum dapat kita laksanakan, karena masih dalam proses mendapatkan Fasilitasi dari Gubernur Jawa Tengah, ” jelasnya.

Dengan hal itu, maka agenda persetujuan dan penetapan Propemperda 2023 akan dijadwalkan ulang pada bulan November tahun 2022.

” Hingga untuk agenda Persetujuan dan Penetapan PROPEMPERDA 2023 akan di jadwalkan kembali di Bulan November menunggu Rapat Badan Musyawarah DPRD Kabupaten Pati, ” pungkasnya.

/Nur/fan

Polres Pati Hari Ini Resmi Menjadi Polresta

Batara.news

Pati, Batara.news | Perhari ini Kepolisian Resor (Polres) Pati, resmi dinaikan tipenya dari tipe D kini menjadi tipe C. Dengan resminya kenaikan tipe tersebut, kini Polres Pati secara resmi berganti nama menjadi Kepolisian Resor Kota , Polresta Pati. Rabu (13/10/2022),

Gelar upacara peresmian dengan penuh Khidmah di halaman Mapolresta Pati. Upacara di pimpinan langsung oleh Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Achmad Lutfi.


Turut dihadiri oleh Penjabat (Pj) Bupati Pati Henggar Budi Anggoro beserta jajarannya, Mantan Bupati Pati Haryanto, ketua DPRD Kabupaten Pati, DPRD Provinsi Jawa Tengah, DPR RI, mantan Bupati Haryanto, Ketua MUI, ketua FKUB dan stakeholder terkait serta seluruh kapolresta dan Kapolres se- Jawa Tengah.

Upacara Peresmian Polresta Pati

Irjen Pol Achmad Lutfi mengapresiasi ,bangga dan meluapkan rasa syukur kebanggaannya dengan capaian yang telah diperoleh Polresta Pati saat ini.


Kendati demikian, dengan kenaikan status Polres Pati menjadi Polresta Pati, Irjen Pol Achmad Lutfi menegaskan bahwa ada konsekuensi dan beban yang harus dipikul lebih berat sejak hari ini.

“Kita patut bangga karena Polres Pati menjadi Polresta. Peningkatan ini merupakan prestasi tetapi ini menjadi tantangan baru dan ada konsekuensi,bukan sekedar Kapolresta dari AKBP menjadi Kombes, Kasat dari AKP jadi Kompol namun bagaimana kita memberikan pelayanan kepada masyarakat yang lebih baik dengan mengedepankan humanis namun dikala ada pelanggaran harus tetap tegas dalam penindakan” ucap Irjen Pol Achmad Lutfi.

Kapolda Achmad Lutfi menekankan, dengan segala prestasi yang disandang oleh Polresta Pati saat ini, kepekaan terhadap kondisi di masyarakat harus ditingkatkan. Serta pelayanan terhadap masyarakat dan penegakkan hukum harus dimaksimalkan.

” Ini perlu kepekaan rekan sekalian. Perlu peningkatan pelayanan, pengayoman perlindungan dan penegakkan hukum dengan penuh tanggung jawab. Konsekuensi ini tanggung jawab moral,” tegasnya.

Ia juga menginstruksikan kepada jajaran Kapolres seluruh Jawa Tengah untuk meningkatkan kepekaan di tengah situasi sekarang, untuk lebih maksimal melayani masyarakat.

” Kita perintahkan seluruh jajaran Kapolres. Kita harus peka terhadap perkembangan situasi. Kamtibmas tulang punggung Polri karena Indonesia mempunyai tantangan global,” tandasnya.

Usai upacara dilanjutkan dengan acara pelepasan ratusan burung merpati sebagai simbol bahwa ‘ merpati tak pernah ingkar janji ‘ disertai gemuruh suara sirine dan iringan asap menjulang ke langit .

Berbagai atraksi dari Polisi Cilik ,Srikandi Polres Pati mengendarai Moge ( motor gede) tari tarian disuguhkan untuk memeriahkan acara.

/Red

20 Kali Persidangan Belum Juga Ada Putusan, Ayah Korban Kasus Pembunuhan di Juwana Akan Mengadu Ke MA

Batara.news

Pati, Batara.news | kasus pembunuhan di Juwana tak kunjung usai juga di pengadilan Negeri Pati, ayah korban berencana akan mengadukan ke MA (Mahkamah Agung) untuk mencari keadilan.

Ayah korban tragedi pembunuhan di Juwana Sukarlan (63), masih merasa kecewa atas insiden pada tahun 2020 silam dengan korban anaknya meninggal di bunuh, tak henti-hentinya ia mencari keadilan untuk anaknya.

Sukarlan menjelaskan, dalam waktu dekat akan mendatangi MA untuk mengadukan tentang pembunuhan anaknya yang saat ini sudah ditangani oleh pengadilan Negeri (PN) kelas 1A Pati, karena dari sidang yang berjalan sudah 20 kali itu belum ada keputusan.

Sukarlan Ayah korban pembunuhan di jiwana

” Kami ingin segera kasus ini terungkap siapa dalang yang sebenarnya, kami juga akan mengadu di MA supaya masalah ini cepat selesai, ” ungkap Sukarlan, tak lama ini.

Lantas dirinya bercerita, bahwa bapak dua anak yang kesehariannya sebagai nelayan itu, masih terbayang anaknya saat ditinggalkan bekerja melaut yang dalam keadaan sehat walafiat dan bermain bersama teman-temannya, dan kini sudah terbujur kaku di dalam tanah.

Bahkan dirinya tidak tahu jika anak lelakinya tersebut telah dibunuh seseorang, karena saat itu dirinya berada di Papua untuk melaut.

” Mboten perso saestu mas, saya tidak tahu jika pada waktu itu anak saya menjadi korban pembunuhan, karena saya sedang melaut di Papua, ” jelasnya menggunakan bahasa Jawa.

Hingga kini Rasa duka juga masih menyelimuti Suwati ibu dari korban. Pasalnya, dirinya terlihat menangis dan meneteskan air mata saat mengingat kejadian masa silam yang menelan nyawa anak lelakinya itu.

” Sampai sekarang saya masih ingat jelas anak saya mas, ” singkatnya sembari menyapu air mata yang keluar dari wajahnya.

Melalui Kuasa Hukum terdakwa Esera Gulo menjelaskan, bahwa sebelum kasus ini bergulir di persidangan, keluarga korban sempat mengaku kepadanya jika indikasi pelakunya adalah anak dari salah satu anggota kepolisian.

” Sebelumnya keluarga pernah mengatakan ke saya, jika indikasi pelaku yang sesungguhnya itu adalah anak dari salah satu anggota kepolisian, ” pungkasnya.

/Fan/Dwi

Banyak Dukungan Dari Advokad Dari Berbagai Kalangan, Atas Kasus Rumah Tanahnya Yang Akan di Eksekusi, Sukesi Janda sebatang Kara Melaporkan di Polres Pati

Batara.news

Pati,Batara.news | Tak selesai di putusan di PN Pati Terkait kasus Tanah Sukesi, Janda sebatang kara yang akan di eksekusi tanah dan bangunan rumahnya, kini Sukesi melaporkan perkaranya ke Polres Pati tentang adanya dugaan banyaknya kesalahan adminitrasi dan dokumentasi yang di pakai Sanipah menggugatnya.

12/10/2022, Sukesi mendatangai polres Pati untuk upaya mencari keadilan terkait masalahnya, atas banyaknya Advokad Senior yang kini banyak meresponnya, apa yang menjadi beban Sukesi kini ia banyak Advokad yang mendukungnya.


Aku Yo gak mudeng opo-opo ujok-ujok lemah omahku ape di lelang, aku Yo bingung wong aku gak mudeng pie-pie,” ujar Sukesi menggunakan bahasa Jawa.

Gambar Sukesi di Kantor polres Pati

Advokad Bima Agus Murwanto SH.MH. yang juga ketua Umum LSM MPK (Masyarakat Peduli Keadilan) beserta rekanya menanggapi kasus Suksesi saat bertemu di Polres pati di waktu yang sama, menurutnya Secara ia menelaah kasus Sukesi tersebut layak Bu Sukesi melaporkan adanya dugaan unsur penipuan dan kejanggalan berkas adminitrasi yang di pakai oleh pihak penggugat sebagai alat bukti,

” Karena terlihat banyak adanya dugaan manipulasi data dan unsur penipuanya, menurut saya Bu Sukesi benar jika ia melaporkan adanya dugaan tersebut ke pihak kepolisian, apa lagi kabarnya rumah tanahnya mau di eksekusi lelang jadi lebih baik di perjuangkan saja kasian orang tidak tahu apa-apa tiba-tiba harus menerima putusan seperti itu,” ujar Bima.

Sebelumnya perkara Sukesi sudah mulai banyak yang merespon dan mendukung Sukesi dari kalangan Pakar Hukum, tentang Sukesi janda sebatangkara yang asal mulanya takpernah merasa berhutang kepada Sanipah tiba-tiba di paksa mengakui hutang sebesar 80 juta dan pada akhirnya berujung menjadi putusan pengadilan PN Pati SertifikatTanah dan bangunan rumah Sukesi nyaris di ujung tanduk siap di eksekusi pihak Sanipah.

Sementara Sukesi menempuh eksaminasi di Pengadilan Negeri Pati atas dorongan banyaknya Advokad yang iba kepada Sukesi janda sebatangkara yang tak mengerti apa-apa menanggung beban seperti itu.

/Nur/Rd

Banyak Dukungan Dari Advokad Dari Berbagai Kalangan, Atas Kasus Rumah Tanahnya Yang Akan di Eksekusi, Sukesi Janda sebatang Kara Melaporkan di Polres Pati

Batara.news

Pati,Batara.news | Tak selesai di putusan di PN Pati Terkait kasus Tanah Sukesi, Janda sebatang kara yang akan di eksekusi tanah dan bangunan rumahnya, kini Sukesi melaporkan perkaranya ke Polres Pati tentang adanya dugaan banyaknya kesalahan adminitrasi dan dokumentasi yang di pakai Sanipah menggugatnya.

12/10/2022, Sukesi mendatangai polres Pati untuk upaya mencari keadilan terkait masalahnya, atas banyaknya Advokad Senior yang kini banyak meresponnya, apa yang menjadi beban Sukesi kini ia banyak Advokad yang mendukungnya.


Aku Yo gak mudeng opo-opo ujok-ujok lemah omahku ape di lelang, aku Yo bingung wong aku gak mudeng pie-pie,” ujar Sukesi menggunakan bahasa Jawa.

Gambar Sukesi di Kantor polres Pati

Advokad Bima Agus Murwanto SH.MH. yang juga ketua Umum LSM MPK (Masyarakat Peduli Keadilan) beserta rekanya menanggapi kasus Suksesi saat bertemu di Polres pati di waktu yang sama, menurutnya Secara ia menelaah kasus Sukesi tersebut layak Bu Sukesi melaporkan adanya dugaan unsur penipuan dan kejanggalan berkas adminitrasi yang di pakai oleh pihak penggugat sebagai alat bukti,

” Karena terlihat banyak adanya dugaan manipulasi data dan unsur penipuanya, menurut saya Bu Sukesi benar jika ia melaporkan adanya dugaan tersebut ke pihak kepolisian, apa lagi kabarnya rumah tanahnya mau di eksekusi lelang jadi lebih baik di perjuangkan saja kasian orang tidak tahu apa-apa tiba-tiba harus menerima putusan seperti itu,” ujar Bima.

Sebelumnya perkara Sukesi sudah mulai banyak yang merespon dan mendukung Sukesi dari kalangan Pakar Hukum, tentang Sukesi janda sebatangkara yang asal mulanya takpernah merasa berhutang kepada Sanipah tiba-tiba di paksa mengakui hutang sebesar 80 juta dan pada akhirnya berujung menjadi putusan pengadilan PN Pati SertifikatTanah dan bangunan rumah Sukesi nyaris di ujung tanduk siap di eksekusi pihak Sanipah.

Sementara Sukesi menempuh eksaminasi di Pengadilan Negeri Pati atas dorongan banyaknya Advokad yang iba kepada Sukesi janda sebatangkara yang tak mengerti apa-apa menanggung beban seperti itu.

/Nur/Rd

Dana Desa di Pakai Pelaksanaan Kerja Asal-asalan, Dugaan Yang penting Bisa Sunat Anggaranya Desa Winong

Batara.news

Pati,Batara.news | kepala Desa Winong tak pernah tahu pelaksanaan pekerjaan di Desanya meskipun ia sebagai penanggung jawab atas Dana Desa yang terpakai untuk pembangunan Desanya.

Berhembus kabar banyaknya Masyarakat Desa Winong Kecamatan Winong keluhkan Dana Desa yang di pakai untuk untuk pengaspalan di Dukuh Pecangaan yang di duga hanya asal-asalan dan hanya di pakai alat penyunatan anggaran saja.

Pekerjaan pengaspalan jalan Desa Winong dukuh Pecangaan, yang di anggarkan dari Dana Desa Senilai 157,688,400 tahun anggaran 2022, Rw. 03 di kerjakan swakelola dengan panjang 300m Lebar 2,50m, kepala Desa Winong hanya tau saat menganggarkan dana Desa yang akan di peruntukan pekerjaan saja selepas itu tidak pernah di beritahu seperti apa pelaksanaanya.

Papan proyek pengaspalan di Dukuh Pecangaan Winong

” Setelah uang saya kasih sama Bendahara saya ya,, itu saja, pelaksanaanya bagaimana saya juga gak tahu gak pernah di kasih tahu lagi,” ujar Ujok Budiyanto kepala Desa Winong saat di konfirmasi di kantornya 10/10/2022.

Sementara Kades merasa tidak mengetahui dan meminta bantuan kepada Sekdes Winong untuk menjelaskannya kepada wartawan melalui saluran telefon,
Wes go nggi,,, angger disangoni repot iku ngko malah,” ucap Sekdes Winong memakai bahasa daerah.

Sampai berita ini di terbitkan masih belum di ketahui siap yang berperan penuh dalam pelaksanaan Pengaspalan di Desa Winong dukuh Pecangaan, dengan adanya dugaan pekerjaan yang tak sesuai Spek, secara otomatis terjadi adanya dugaan sebagian dana yang dianggarkan untuk pekerjaan tersebut ada oknum yang mengutuknya.

/Red

Ramai Karnaval Haul Mbah Brojoseti Singo Barong, Desa Dukuhseti jadi Sorotan Ribuan Mata

Batara.news

Pati, Batara.news | Meriahnya Acara Haul Mbah Brojo Musti Singo Barong, Acara ini berada di Desa Dukuhseti, tahun lalu sempat vakum adanya Pandemi Covid-19, kini kembali di meriahkan oleh masyarakat Dukuhseti.

Acara tersebut sudah menjadi tradisi Agenda tahunan yang rutin, yang digelar di Desa/Kecamatan Dukuhseti, Pati tersebut cukup menyita perhatian ribuan pasang mata. Mengingat, warga setempat sudah rindu akan kemeriahan pagelaran akbar tersebut.

Tampil sebagai pelopor Ahmad Rifa’i, Kades Dukuhseti yang memimpin gelar budaya tersebut menerangkan, peserta karnaval mencapai 24 kelompok peserta, yang terdiri dari ribuan warga setempat.

Karnaval haul Mbah singo barong di desa Dukuhseti

“Ini adalah bentuk syukur warga kami. Tadi sebanyak 24 peserta menampilkan grup marching band maupun tongtek. Jumlah ini sudah dibatasi, karena karnaval ini baru saja dimulai pasca pandemi. Apabila tidak dibatasi, dikhawatirkan peserta membludak dan akan memakan waktu cukup lama,” terangnya, Minggu (09/10/2022).

Ribuan warga tampak tumpah ruah memenuhi jalan sepanjang Desa Dukuhseti. Bahkan, jalan raya Tayu-Puncel itupun tak terhindar dari kemacetan karena meriahnya gelar budaya itu.

“Dan ini akan menjadi bahan evaluasi untuk penyelenggaraan karnaval tahun depan. Karena rutenya yang lurus dan banyaknya peserta mengakibatkan peserta susah melintas saat bersimpangan. Sehingga tadi mengakibatkan agak macet,” sebut Rifa’i.

Dalam karnaval tersebut, Ahmad Rifa’i menjelaskan bahwa para peserta menempuh jarak kurang lebih sejauh 3 kilometer. Peserta menempuh rute dengan berjalan kaki sepanjang jalan raya Tayu-Puncel.

Kendati demikian, dirinya sangat bersyukur acara pagelaran yang meriah tersebut bisa kembali diselenggarakan dalam suasana kondusif. Pihaknya bersyukur karnaval tahunan ini berjalan aman dan bisa mengobati kerinduan masyarakat.

Untuk diketahui, acara Haul Mbah Brojoseti Singo Barong dilaksanakan setiap tanggal 13 Maulid. Dalam cerita sejarah, Mbah Brojo Seti Singo Barong pada awal abad ke-18 merupakan penyebar agama Islam di wilayah Pati Utara sekaligus pendiri Desa/Kecamatan Dukuhseti. Beliau adalah murid dari KH Ahmad Mutamakin Kajen waliyullah yang masyur di Nusantara.

/Rd/Dw

Meriahnya Acara Grebeg Meron di Sukolilo Pati, Sudah menjadi Budaya Tersendiri Yang Lestari Hingga Kini

Batara.news

Pati– Batara.news| warga Sukolilo Rayakan hari besar Maulid Nabi Muhammad SAW dengan acara perayaan Meron, Acara meriah ini sudah menjadi budaya tersendiri oleh warga Sukolilo dalam memeriahkanya setahun sekali bertepatan dengan bulan Maulid. (9/10/2022).

Purwito, Panitia grebek Meron menjelaskan asalmu asalnya ada tradisi Meronan di Sukolilo, ” ya jadi begini asal usul grebek Meron yang saat ini sudah menjadi tradisi budaya warga Sukolilo,” terang Purwito untuk menjelaskan asal usul grebek Meronan.

Menurutnya Konon, budaya meron tersebut mengikuti tradisi grebeg Sekaten, yang dilakukan oleh Keraton Surakarta dan Keraton Yogjakarta. namun tradisi meron memiliki corak khasnya tersendiri, yakni selain sebagai bentuk rasa syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW, tradisi ini juga menjadi wahana hiburan tersendiri bagi masyarakat sekitar.

Meriahnya Acara Grebeg Meron di Sukolilo Pati

Selain itu, tujuan diselenggarakannya tradisi meron ini tidak lain sebagai wujud syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat karunia dan rizki kepada masyarakat Sukolilo khususnya, Sekaligus sebagai bentuk promosi pariwisata bagi masyarakat Sukolilo, Pati.

Adapun Makna Meron memiliki arti gunungan, Sedangkan dalam bahasa Jawa kuno, meron berasal dari kata meron yang artinya perang, hal ini dikarenakan pada zaman dahulu meron diadakan saat situasi perang, Selain itu, ada juga yang menyebutnya dengan merhon atau diartikan “emper” (serambi). Karena sebelum diarak, meron dipajang terlebih dahulu di emper rumah kediaman pemiliknya, dari semua perangkat desa Desa Sukolililo,

Sedangkan menurut empunya, pengertian meron diambil dari bahasa Kawi “meru” yang berarti gunungan. Lalu meron dari bahasa Jawa kuno “meron” berarti mengamuk, artinya tradisi ini memperingati peristiwa perang Mataram-Pati.

Istilah meron juga disebut berasal daro bahasa Arab “Mi’roj”, artinya meninggi (gunungan yang meninggi). Kemudian meron dari Kereta Basa “Me-ron”, “Rame Tiron-tiron”.

Biasanya acara meron yang ada di Kecamatan Sukolilo Pati tidak hanya diisi dengan pagelaran kirab. Ada juga peringatan kematian atau haul Pendowo Limo (sebutan pendiri Desa Sukolilo). sehingga banyak persiapan yang perlu dilakukan.

Dalam menyiapkan pembuatan meron ini setidaknya memakan waktu sekitar 36 hari yang meliputi proses pembuatan ancak, mustaka, dan umbul-umbul. Adapun seminggu sebelum perayaan, hiasan berupa ayam jago dan mushalla (tergantung mana yang dibuat menurut adat) baru akan dibuat. Sedangkan pada malam tirakatan, akan dibuat aksesoris meron berupa kertas, umbul-umbul, janur, dan sebagainya di siang hari.

Lalu pada waktu maghrib, dilangsungkannya arak-arakan Barongan, Barongsai, Naga Liong, atau sekedar mengarak boneka besar dengan iringan musik dangdut.

Dalam pengertiannya sejarah Meron
Tradisi meron diperkirakan ada sejak awal abad ke-17 pasca pasukan Mataram menyerang Kabupaten Pati. Kala itu pasukan yang dipimpin Kanjeng Raden Tumenggung Cinde Among, Kanjeng Tumenggung Raja Meladi, Kanjeng Raden Tumenggung Candang Lawe, dan Kanjeng Raden Tumenggung Samirono gagal mengalahkan Adipati Pragola I. Sehingga pasukan ini melakukan perjalanan pulang dari Pati ke Mataram.

Saat itu pasukan tersebut melewati Desa Sukolilo, kampung halaman seorang Juru Srati gajah Kerajaan Mataram bernama Raden Ngabei Suro Kadam. Ketika perang Mataram dan Pati berlangsung, Suro Kadam ditugasi Panembahan Senapati sebagai Juru Telik Sandi.

Pasukan Mataram lalu memilih menetap di Desa Sukolilo setelah meninggalnya Adipati Pragolo I tahun 1600 M. Pasukan ini bermaksud berjaga-jaga apabila nantinya Pati melakukan serangan balik terhadap Mataram.

Pada masa itu pemerintahan Sukolilo masih berbentuk Kademangan dibawah kekuasaan Adipati Pragola I yang dipegang Suro Kerto, adiknya Raden Ngabei Suro Kadam. Orang inilah yang memberikan izin pasukan Mataram untuk menetap di Sukolilo hingga masa Kanjeng Raden Tumenggung Cinde Among Wafat di sana.

Rupanya menetapnya pasukan Mataram di Sukolilo itu bertepatan dengan bulan Maulid. Sedangkan pada tanggal 12 Maulid tahun Saka, di keratin Mataram tengah melaksanakan prosesi Sekaten. Mengingat pasukan Mataram yang masih trah dari Kusuma keratin sana, merasa harus melakukan tradisi Sekaten meski di daerah orang. Akhirnya pihak dalem keraton Mataram yang dipegang oleh Raja Hanyakrawati mengijinkan perayaan serupa Sekatenan meskipun pelaksanaan dilakukan sehari setelah Sekatenan.

Meski hampir memiliki kesamaan, prosesi meron ini memiliki perbedaan yang khas dari prosesi Sekatenan. Pada tradisi Meron, menggunakan nasi karak (nasi sisa yang dikeringkan) dan dibuat memanjang seperti pita disatukan dengan tali. Kemudian rencek atau nasi karak ini disusun meninggi seperti gunungan.

Sedangakan Tradisi Meron Selalu diperingati Setiap bulan Maulid Nabi muhammad SAW,Agar nantinya Desa Sulolilo tetap Tidak ada damak buruk atau bencana alam yang di inginkan oleh warga Sukolilo, ringkas cerita asal-usul grebeg Meron oleh Purwito panitia penyelenggara Meron.

/Nur

Tidak Ada Lagi Postingan yang Tersedia.

Tidak ada lagi halaman untuk dimuat.