Pengadaan Chromebook 2024 Bojonegoro Capai Rp7,8 Miliar, Diduga Ada Harga Lampaui Batas Kontrak Payung

Bojonegoro,–Batara.news|| Program pengadaan laptop Chromebook untuk satuan pendidikan di Bojonegoro tahun anggaran 2024 kembali menuai sorotan. Dari data yang dihimpun, total pengadaan mencapai 1.560 unit untuk 100 satuan pendidikan, terdiri dari 90 Sekolah Dasar (SD) dan 10 Sekolah Menengah pertama, di mana masing-masing sekolah menerima 15 unit perangkat.

 

Sekretaris Dinas Pendidikan Bojonegoro, Anang, membenarkan adanya program tersebut. tahun 2024 pengadaan diperuntukkan bagi 100 sekolah, masing-masing mendapatkan 15 unit Chromebook,” ujarnya.

 

Dari hasil penelusuran data, terdapat lima paket pengadaan dengan rincian Merdeka Chromebook C120: 510 unit × Rp4.990.000 = Rp2,544 miliar, Merdeka Chromebook C120: 480 unit × Rp4.990.000 = Rp2,395 miliar, Chromebook M432-1: 360 unit × Rp4.975.000 = Rp1,791 miliar, Chromebook M432-1: 150 unit × Rp4.975.000 = Rp746 juta, Chromebook M432-1 (1Y): 60 unit × Rp5.638.333 = Rp338 juta Total anggaran pengadaan mencapai Rp7,815 miliar.

 

Namun, yang menjadi sorotan adalah pengadaan Chromebook M432-1 (1Y) dengan harga satuan Rp5.638.333, atau lebih tinggi sekitar Rp638.333 dibandingkan harga batas kontrak payung LKPP. Dengan jumlah 60 unit, potensi kelebihan anggaran mencapai Rp38,3 juta.

 

Padahal, sesuai Surat Edaran LKPP Nomor 4 Tahun 2023, harga kontrak payung untuk laptop TIK produk dalam negeri telah ditetapkan sebesar Rp5.000.000 per unit. Harga tersebut sudah mencakup biaya produksi, keuntungan distributor, pengemasan, overhead, serta pajak, dan berlaku sebagai batas tertinggi dalam mekanisme e-purchasing katalog.

 

Hingga berita ini diturunkan, pihak Dinas Pendidikan Bojonegoro belum memberikan penjelasan lebih rinci terkait alasan perbedaan harga, khususnya pada paket Chromebook M432-1 (1Y) yang melampaui ketentuan kontrak payung.

 

(Penulis Alisugiono)

Perbaikan Jalan Juwana–Jetak Dengan Anggaran Rp13,4 Miliar, Gunakan Beton dan Aspal Hotmix

Pati, Batara.news – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUTR) Kabupaten Pati mulai memperbaiki ruas Jalan Juwana–Jetak dengan total anggaran sebesar Rp13,4 miliar pada tahun 2025.

Proyek ini menggabungkan sumber dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pati serta Bantuan Provinsi (Banprov) Jawa Tengah.

 

Kepala DPUTR Pati, Riyoso, melalui Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga, Hasto Utomo, menjelaskan bahwa anggaran APBD senilai Rp8,4 miliar dialokasikan untuk perbaikan sepanjang 2,587 kilometer.

 

Dari total panjang tersebut, 635 meter akan menggunakan konstruksi rigid beton, sementara 1,952 kilometer sisanya memakai aspal hotmix, dengan lebar jalan sekitar 6–7 meter.

 

“Selain ruas Juwana–Jetak, kami juga melakukan perbaikan di dua lokasi lain, yakni Jalan Sunan Ngerang sepanjang 750 meter dan Jalan W.R. Supratman sepanjang 800 meter. Kedua lokasi itu sudah rampung dikerjakan. Untuk Juwana–Jetak, hari ini mulai dilakukan pengaspalan,” kata Hasto, Selasa (12/8/2025).

 

Hasto menambahkan, pada tahun yang sama Jalan Juwana–Jetak juga akan mendapat tambahan perbaikan menggunakan Banprov Jawa Tengah senilai Rp5 miliar.

 

Dana tersebut akan digunakan untuk membangun kembali ruas jalan sepanjang 1,5 kilometer, sehingga diharapkan dapat semakin meningkatkan kelancaran arus transportasi di kawasan tersebut.

 

/red

 

 

Anggaran Ratusan Juta, Dinsos Bojonegoro Baru Salurkan 20 Mesin Jahit untuk Disabilitas

Bojonegoro – Batara.news |

Dengan pagu anggaran mencapai hampir Rp600 juta, Dinas Sosial (Dinsos) Bojonegoro tercatat baru menyalurkan 20 unit perlengkapan menjahit kepada penyandang disabilitas produktif hingga awal Agustus 2025. Bantuan ini merupakan bagian dari program Belanja Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat, yang terdata dalam sistem Sirup LKPP dengan kode RUP 54631191.

 

Plt Kepala Dinsos Bojonegoro, Agus Susetyo Hardiyanto, mengatakan bahwa penyaluran dilakukan secara bertahap dan didahului dengan pelatihan dasar keterampilan menjahit bagi para penerima.

 

“Setelah pelatihan selesai, bantuan langsung kami distribusikan. Sampai saat ini baru 20 unit yang tersalurkan,” ungkapnya, Rabu (6/8/2025).

 

 

Padahal, total rencana distribusi sepanjang tahun 2025 mencapai 60 unit. Artinya, sejauh ini realisasi program belum menyentuh setengah dari target. Setiap paket bantuan terdiri dari satu mesin jahit, gunting kain, dan kain panjang, dengan pengadaan menggunakan skema belanja pemerintah.

 

Jika dibagi rata, anggaran sebesar Rp598.506.000 mengindikasikan nilai pengadaan sekitar Rp9,9 juta per paket. Namun hingga kini, publik belum mendapat informasi detail mengenai efisiensi, transparansi pengadaan, maupun progres percepatan distribusi.

 

Program ini menyasar kelompok disabilitas produktif, namun dengan kecepatan distribusi yang lambat, efektivitasnya dalam mendorong kemandirian ekonomi kelompok rentan patut menjadi sorotan.

 

 

/Al

 

 

Dinas PU SDA Bojonegoro Klarifikasi Pengadaan Grease: Realisasi 1.024 Kg Sesuai SSH 2025

Bojonegoro – Batara.news

Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (PU SDA) Kabupaten Bojonegoro memberikan penjelasan resmi terkait pengadaan grease atau stempet dalam tahun anggaran 2025 yang sempat menjadi sorotan publik. Klarifikasi disampaikan langsung oleh Kepala Dinas PU SDA, Helmi Elisabeth, pada Selasa (5/8/2025).

 

Dalam keterangannya, Helmi memastikan bahwa pengadaan tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam Standar Satuan Harga (SSH) yang tertuang dalam Keputusan Bupati Bojonegoro Nomor: 188/181/KEP/412.013/2024 tentang SSH Tahun 2025.

 

“Pengadaan stempet ini sepenuhnya sudah sesuai dengan SSH terbaru tahun 2025 yang telah ditetapkan dalam Keputusan Bupati. Tidak ada penyimpangan harga ataupun volume,” ujar Helmi.

 

Ia juga menjelaskan bahwa angka 500 kilogram yang tercantum dalam Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan (SIRUP LKPP) hanyalah bagian dari rencana awal, bukan data realisasi.

 

“Data yang ada di SIRUP merupakan perencanaan. Dalam pelaksanaannya, kebutuhan aktual mencapai 1.024 kilogram, dengan anggaran sebesar Rp102.400.000. Semua dilakukan melalui mekanisme pengadaan yang sah dan terdokumentasi,” tambahnya.

 

Helmi menekankan pentingnya membedakan antara dokumen perencanaan dan realisasi dalam proses pengadaan barang dan jasa. Ia memastikan bahwa seluruh proses telah dilaksanakan sesuai aturan dan terbuka terhadap audit serta pengawasan publik.

 

“Kami terbuka untuk semua bentuk pengawasan. Data pengadaan kami lengkap dan dapat ditelusuri. Kami pastikan anggaran digunakan sesuai peraturan dan kebutuhan teknis,” tegasnya.

 

Melalui klarifikasi ini, Dinas PU SDA berharap masyarakat dapat memahami bahwa seluruh kegiatan pengadaan dilakukan secara transparan dan akuntabel sesuai ketentuan perundang-undangan.

 

 

/Ali

 

Ratusan Pekerja PT Sata Tec Indonesia Sambut Uji Coba Operasional Pabrik dengan Haru

Bojonegoro, Batara.news – Suasana haru menyelimuti halaman PT Sata Tec Indonesia di Desa Sukowati, Kecamatan Kapas, Selasa (15/7/2025), saat ratusan karyawan menyambut dimulainya uji coba operasional pabrik. Setelah berbulan-bulan dirumahkan akibat penutupan sementara karena belum lengkapnya izin lingkungan, para pekerja akhirnya berkesempatan kembali ke lingkungan kerja.

 

Berbaris mengenakan seragam, para pekerja tampak antusias menyambut momen ini. Mereka berdoa bersama dan secara bergiliran mencium tangan Wakil Bupati Bojonegoro, Nurul Azizah, sebagai bentuk syukur dan harapan akan dibukanya kembali operasional pabrik secara permanen.

 

“Kami mohon Bu, tolong bantu agar pabrik ini bisa benar-benar buka kembali. Kami butuh pekerjaan,” ungkap Lamidi, salah satu karyawan, dengan suara bergetar.

 

Wabup Nurul Azizah hadir bersama sejumlah pimpinan OPD, perwakilan manajemen perusahaan, Kepala Desa Sukowati, serta guru SD dan PAUD setempat. Dalam sambutannya, ia menyatakan izin uji coba diberikan selama satu bulan dengan pengawasan ketat dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH).

 

“Kegiatan ini masih tahap uji coba. DLH akan mengawasi secara ketat. Namun, saya berharap komunikasi antara perusahaan, warga, dan pemerintah desa dapat berjalan baik agar tidak menimbulkan polemik,” tegasnya.

 

Selain pekerja, para guru dari SD Negeri Sukowati juga menyampaikan keluhan terkait dampak lingkungan. Mereka meminta agar jam operasional pabrik disesuaikan dengan jam belajar dan perusahaan turut membantu penanganan ventilasi serta biaya listrik untuk kenyamanan belajar.

 

Menanggapi hal tersebut, perwakilan manajemen PT Sata Tec Indonesia, Nur Hidayat, menyatakan kesiapannya menindaklanjuti semua masukan dari warga dan tenaga pendidik.

 

Kepala Desa Sukowati, Amik Rohadi, berharap manajemen perusahaan dapat menjalin komunikasi yang lebih terbuka, serta memperhatikan dampak operasional terhadap seluruh warga, termasuk anak-anak PAUD.

 

Manajemen PT Sata Tec Indonesia berkomitmen untuk memperbaiki sistem produksi, menjaga komunikasi dengan masyarakat, dan menjalin kerja sama erat dengan pemerintah desa.

 

Acara ditutup dengan penuh haru. Ratusan karyawan menyalami Wabup satu per satu dan berfoto bersama sebagai simbol harapan akan masa depan yang lebih baik.

 

 

/Ali

 

Tanpa Kelengkapan Perijinan, Pengolahan Limbah Plastik Dan Sampah Bawang Putih Dari Salah Satu Pabrik Besar di Pati Jadi Sorotan

PATI, Batara.news – Sebuah tempat usaha pengolahan limbah plastik di Desa Sukoharjo, Kabupaten Pati, diduga menjual kembali sampah bawang putih dari salah satu pabrik kacang di wilayah tersebut. Dugaan ini mencuat setelah awak media menemukan aktivitas pemilahan dan pembersihan bawang putih di dalam lokasi usaha pada 16 Januari 2025.

 

Dalam rekaman video berdurasi sekitar tiga menit, dua orang pekerja di lokasi tersebut mengaku bahwa bawang putih yang mereka olah berasal dari sebuah pabrik kacang di Kabupaten Pati.

 

“Berasal dari Kelinci. Kalau beli, saya tidak tahu. Yang jelek tidak dijual, digoreng sendiri. Kalau terlihat putih masih enak, tapi kalau seperti ini rasanya pahit,” ujar salah satu pekerja sambil mengupas bawang putih.

 

Pengakuan Pelaku Usaha

 

Saat dikonfirmasi, pemilik usaha berinisial W mengaku bahwa sampah bawang putih tersebut berasal dari PT Dua Kelinci. Ia menyebut bahwa pabrik hanya memberikan ongkos untuk membuang sampah domestik, termasuk bawang putih.

 

“Saya hanya dikasih ongkos untuk membuang sampah. Kalau ada bawang putih yang masih bisa dimanfaatkan, pekerja memilahnya sendiri, lalu menjualnya dan hasilnya dibagi di antara mereka,” jelas W pada Kamis (16/1/2025).

 

PT Dua Kelinci Angkat Bicara

 

Edhiana Indra, GA & ER Division Head PT Dua Kelinci, membenarkan adanya kerja sama dengan W. Namun, ia menegaskan bahwa perjanjian tersebut hanya sebatas jasa angkut dan pembuangan sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kabupaten Pati.

 

“Memang ada kerja sama dengan yang bersangkutan secara pribadi sesuai dengan perizinan kami. Bentuk perjanjiannya adalah jasa angkutan transportasi sampah dari TPA kami ke TPA Kabupaten Pati,” ujar Edhiana pada Jumat (21/2/2025).

 

Terkait dugaan pemanfaatan kembali sampah bawang putih yang tidak sesuai dengan regulasi, Edhiana menegaskan bahwa tanggung jawab perusahaan berakhir setelah sampah keluar dari pabrik.

 

“Jika ditemukan pelanggaran terhadap perjanjian, kami akan mengevaluasi dan mengonfirmasi dengan pihak terkait. Jika pelanggaran tersebut berdampak buruk dan mencemarkan nama baik perusahaan, kami tidak akan segan untuk memutus kerja sama,” tegasnya.

 

Legalitas Dipertanyakan

 

Dalam perkembangan lebih lanjut, hingga Selasa (25/2/2025), PT Dua Kelinci belum memberikan kejelasan terkait dokumen kerja sama yang telah berjalan selama lima tahun tersebut.

 

“Nanti akan kami kirim PDF surat perjanjian kerja sama. Kebetulan saat kejadian ini, perjanjian sudah berakhir pada Februari, dan saat ini kami masih berkoordinasi dengan dinas terkait,” tambah Edhiana.

 

Sementara itu, berdasarkan data instansi terkait per 24 Februari 2025, perizinan usaha perseorangan W belum terverifikasi. Selain itu, izin badan usaha untuk kegiatan pemrosesan limbah diduga tidak dimiliki, sehingga operasional usaha tersebut tidak memiliki dasar hukum yang jelas.

 

Kasus ini masih dalam penelusuran lebih lanjut untuk memastikan apakah ada pelanggaran dalam pengelolaan limbah dan pemanfaatan sampah bawang putih yang dilakukan di luar prosedur yang telah ditetapkan.

 

 

/red

Pj. Bupati Bojonegoro Dampingi Lawatan Menteri Lingkungan Hidup RI di Sumur Minyak Tradisional Desa Wonocolo

BOJONEGORO – Pj Bupati Bojonegoro mendampingi lawatan Menteri Lingkungan Hidup RI ke Kabupaten Bojonegoro pada selasa (21/01/2025). Didampingi para jajaran Kementerian Lingkungan Hidup dan jajaran tim ahli, Hanif Faisol Nurofiq mengunjungi Pengeboran Minyak di Bojonegoro diantaranya ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) dan dilanjutkan tinjauan menuju pengeboran minyak tradisional di Wonocolo Kecamatan Kedewan.

 

Menteri Faisol menyampaikan rasa takjubnya atas anugerah sumber minyak di Bojonegoro, dan khususnya sumber minyak yang ditambang dengan cara tradisional dapat menghasilkan minyak dengan jumlah yang cukup besar.

 

“Terimakasih atas kerjasama seluruh pihak, dan khususnya upaya melibatkan masyarakat sekitar dalam pengelolaan minyak bumi. Hal ini memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat sekitar,” ucapnya.

 

Ia mengingatkan, bahwa segala bentuk tambang yang ada, memiliki dampak lingkungan yang tak bisa dipisahkan, termasuk tambang minyak tradisional. Sehingga perlunya kunjungan tersebut sebagai bentuk tanggung jawab terhadap kondisi lingkungan dimasa depan.

 

“Tugas kita beserta berbagai stakeholder tidak mudah, akan ada regulasi panjang yang harus disiapkan. Kita akan fokus menyiapkan detail kontruksi percontohan penambangan minyak bumi sekaligus pengelolaan limbahnya. Dan kita juga akan memberikan mandat pemerintah daerah turut menyiapkan regulasi dalam pengelolaan aset daerah, serta stakeholder lain,” terang faisol.

 

Turut mendampingi Menteri Lingkungan Hidup dari Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bojonegoro, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bojonegoro, Camat Kedewan, serta Kepala Desa Wonocolo.

 

(*/Al)

Dorong Produk Lokal Bojonegoro Go Internasional, Pelaku UMKM Pamerkan Produknya

Bojonegoro,-Batara.news||

Pekan Pembangunan UMKM yang digelar Pemerintah Kabupaten Bojonegoro melalui Dinas Perdagangan Koperasi dan UMKM (Disdagkop-UM) resmi dibuka, Kamis (19/12/2024). Kegiatan ini dilaksanakan di Stadion Letjen H. Soedirman.

 

Pj Sekretaris Daerah Bojonegoro Djoko Lukito menyampaikan pada kegiatan ini UMKM memamerkan produknya. Sedang tugas pemerintah memfasilitasi UMKM agar berkembang dengan baik.

 

“Tugas pemerintah agar UMKM bertumbuh dengan baik. Contohnya memfasilitasi UMKM agar memasarkan produknya di pasar-pasar modern termasuk membantu pengurusan PIRT dan menciptakan merek,” ujar Pj Sekda.

 

Kedepan, UMKM di Bojonegoro diharapkan bisa tumbuh dan berkembang dengan baik sehingga produknya bisa dijual di tingkat regional hingga nasional, bahkan go internasional. Produk-produk UMKM Bojonegoro juga sudah sampai di Dubai, sehingga ini menunjukkan bahwa UMKM Bojonegoro sudah go internasional.

 

“Semoga kegiatan ini bisa memberi dampak positif, UMKM tidak hanya menghasilkan bagi dirinya sendiri tapi juga masyarakat yang ada di sekelilingnya. Sehingga angka kemiskinan di Bojonegoro bisa kita tekan bersama-sama, di mana UMKM berperan mengurangi pengangguran yang ada di Bojonegoro,” tandasnya.

 

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro (Disdagkop-UM) Kabupaten Bojonegoro, Sukaemi menyampaikan pelaksanaan Pekan Pembangunan UMKM ini selama 5 hari, mulai Jumat (19/12/2024) hingga Senin (23/12/2024). Kegiatan diikuti oleh 100 UMKM dari 28 kecamatan yang ada di Kabupaten Bojonegoro. Mereka membawa berbagai jenis produk unggulan. Dalam kegiatan ini juga ada berbagai macam hiburan penyanyi daerah hingga nasional.

 

“Pelaksanaan kegiatan ini tidak ada pungutan apapun, Pemkab Bojonegoro sangat perduli pada UMKM,” ungkapnya.

 

Proses Pekan UMKM ini, dimulai dari pameran kearifan lokal dari 28 kecamatan di Kabupaten Bojonegoro. Setelah dikurasi akhirnya dilanjutkan dengan kegiatan Pekan Pembangunan UMKM Bojonegoro saat ini. Namun setelah dikurasi ada kekurangan dan kelebihan. Menurut dia, ada UMKM yang lengkap perizinannya mulai dari BPOM, PIRT, sertifikasi halal, pendaftaran merk hingga NIB.

 

“Namun ada juga yang belum. Inilah tugas kami untuk membantu penguatan kelembagaannya, sehingga produk UMKM Bojonegoro dapat dipasarkan di tingkat kabupaten lain,” tandasnya.

 

Lebih lanjut, Sukaemi menjelaskan kegiatan untuk mengidentifikasi sejauh mana UMKM melakukan penguatan dan pengembangan dirinya sendiri di tiap kegiatan. Karena potensi yang ada perlu terus dikembangkan.

 

Pemkab Bojonegoro juga bersinergi dengan BPR yang memberikan pinjaman hingga Rp 25 juta tanpa jaminan anggunan dan bunga karena bunganya telah ditanggung oleh Pemkab.

 

“UMKM perlu memanfaatkan kesempatan ini, sebab jika mengembangkan usahanya perlu modal,” pungkasnya. (*/Al)

Para Pelaku IKM Bojonegoro Ikut Semarakkan JEEF 2024 di Surabaya

BOJONEGORO,–Batara.news|| Para pelaku industri kecil menengah Bojonegoro, yang diwakili Forum IKM Jatim (FIJ) Bojonegoro, ikut menyemarakkan Jatim Emas Exhibition Fair (JEEF) 2024 yang digelar mulai 6 November hingga 10 November 2024 di Atrium Grand City Mall Surabaya. Pameran bergengsi ini menjadi sarana dan kesempatan besar bagi para pelaku UMKM agar naik kelas hingga bisa ke level ekspor.

 

JEEF 2024 merupakan pameran perdagangan barang dan jasa, UMKM, pariwisata dan ekonomi kreatif terbesar di Jawa Timur. Kali ini, JEEF digelar dalam rangka HUT ke-79 Jawa Timur.

 

Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Bojonegoro Sukaemi menjelaskan, penjualan offline dan online bagi UMKM memiliki peran penting dan harus dilakukan bersamaan. Pemerintah Kabupaten Bojonegoro melalui Dinas Komunikasi dan Informatika bersama stakeholder lainnya juga eksis mendukung publikasi produk UMKM.

 

“Jumlah UMKM yang ada di Kabupaten Bojonegoro ada 91.621 UMKM. Kami juga eksis mengadakan pameran kearifan lokal di 28 kecamatan,” jelasnya.

 

JEEF ini, lanjut Sukaemi sangat membantu pemasaran UMKM di Jawa Timur. Para pelaku UMKM ini juga selalu berkontribusi agar produk Bojonegoro semakin dikenal. Pihaknya terus mendorong peningkatan kualitas produk hingga pemasaran. Yakni dari segi variasi produk, packaging, hingga harga yang mampu bersaing.

 

“Sudah kita pandu, kita dampingi UMKM itu agar naik kelas terus. UMKM benar-benar harus difasilitasi melalui beberapa kegiatan. Baik di tingkat kabupaten, regional seperti sekarang ini maupun nasional dan internasional sehingga terus dikenal masyarakat umum,” pungkasnya.

 

Ketua FIJ Kabupaten Bojonegoro Silvia Meris sebagai perwakilan dari UMKM yang turut berkontribusi pada JEEF kali ini juga sangat mengharapkan support dari pihak Pemkab Bojonegoro. Baik terkait dari produk, lingkup pemasaran, hingga support semangat juang.

 

“Kami jadi bisa mengikuti beberapa event-event di luar kota, bukan hanya di Bojonegoro, tapi bisa mempunyai kesempatan lebih untuk bisa berkontribusi,” katanya.

 

Lebih lanjut, beberapa produk unggulan yang mengisi stand pameran mulai dari oleh-oleh khas Bojonegoro seperti ledre, emping girut, serta beberapa produk kerajinan kulit.

 

Sementara itu, masih dalam kesempatan yang sama, Lutfi Nurzaman, Koordinator Gubuk UMKM Bersatu Jawa Timur (GUB Jatim) sekaligus Ketua Panitia JEEF ini menjelaskan kolaborasi dengan Bojonegoro bukan kali pertama. Melainkan sudah dimulai sejak setahun yang lalu.

 

“Harapan saya adalah dengan adanya gubuk UMKM bersatu Jawa Timur, ke depan, kita akan bisa mengolaborasikan, menyinergikan bukan hanya langsung dengan para pelaku UMKM, tapi melainkan dengan asosiasi-asosiasi,” harapnya.

 

Perlu diketahui peserta JEEF kali ini melibatkan 70 asosiasi yang bergabung bersama GUB Jatim. Ada keterbatasan anggota sehingga masih banyak puluhan bahkan ratusan yang ingin bergabung dengan wadah platform digital ini. Dengan dukungan dari pemerintah hingga dari perbankan, pihaknya berharap bisa membuat karya yang lebih besar lagi dalam rangka memberikan ruang seluas-luasnya bagi para pelaku usaha UMKM dan juga ekonomi kreatif.

 

“Kita tahu bahwa jika kita bicara UMKM merupakan bagian dari sub sektor ekonomi kreatif di mana ada 17 sub sektor, ekonomi kreatif dan UMKM hanya beberapa bagian saja. Jadi kedepannya kita akan bikin yang lebih besar lagi dan dengan kacamata yang lebih luas lagi yaitu UMKM dan ekonomi kreatif se-Jawa Timur,” tutupnya. (aj

Pengurus KTNA Bojonegoro 2024-2029 Dikukuhkan, Pj Bupati Tekankan Sinergi Kembangkan Potensi Pertanian Daerah

BOJONEGORO –Batara.news|| Pengurus Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Bojonegoro masa bhakti 2024-2029 resmi dilantik dan dikukuhkan oleh Sekretaris KTNA Jawa Timur, Jumat (1/11/2024) di ruang Angling Dharma, gedung Pemkab Bojonegoro. Pelantikan ini juga dihadiri oleh pengurus KTNA dari beberapa kabupaten tetangga.

 

Pj Bupati Bojonegoro Adriyanto menyampaikan bahwa adanya kepengurusan KTNA yang baru ini diharap bisa membawa berkah. Sesuai namanya, KTNA, juga diharap bisa menjadi andalan untuk Pemkab Bojonegoro dan juga masyarakat, khususnya para petani.

 

“Sebab pemerintah tidak bisa kerja sendirian, karena ada banyak masalah di lapangan yang perlu diketahui pemerintah, di situlah peran KTNA sebagai pihak yang berinteraksi langsung di lapangan. Agar Pemkab dapat menentukan kebijakan apa yang diambil dan evaluasi apa yg harus dilakukan,” ujarnya.

 

Lebih lanjut, Pj Bupati menjelaskan ada banyak tantangan-tantangan yang belum terselesaikan, misalnya tingkat kesejahteraan petani yang tidak terlalu kuat menghadapi keadaan pasar. Pemkab dan KTNA harus menemukan solusinya. KTNA juga perlu memberi masukan kepada Pemkab terkait efektivitas kebijakan yang diambil.

 

“Maka lakukan koordinasi dengan BUM Desa. Tahun ini juga ada 26 BUM Desa dapat hibah dari Pemkab agar bisa menggali potensi pertanian yang ada di desa,” ungkapnya.

 

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bojonegoro Helmy Elizabeth menyampaikan bahwa KTNA ini adalah organisasi independen yang berorientasi dan beraktivitas di bidang sosial agrikultur dan agribisnis, terkait hulu hilir sektor pertanian. Yakni terdiri dari petani nelayan, peternak, perguruan tinggi dari berbagai unsur dan masing-masing kecamatan yang punya potensi di bidang agribisnis.

 

“KTNA terbentuk mulai dari pusat hingga daerah, setelah ini kami akan merencanakan pembentukan di tingkat kecamatan,” bebernya.

 

Helmy juga menjelaskan, pada 3 Agustus lalu di Kantor Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian telah berlangsung musyawarah pemilihan ketua dan pengurus KTNA yang saat ini sudah disahkan oleh KTNA Jawa Timur. Yakni pengurus dengan masa bhakti 2024 hingga 2029.

 

“Dengan adanya KTNA ini, kami harap dapat terus bersinergi dengan Pemkab dalam hal pembangunan pertanian di Kabupaten Bojonegoro,”pungkasnya.

 

/Al