Banyak Dukungan Dari Advokad Dari Berbagai Kalangan, Atas Kasus Rumah Tanahnya Yang Akan di Eksekusi, Sukesi Janda sebatang Kara Melaporkan di Polres Pati

Batara.news

Pati,Batara.news | Tak selesai di putusan di PN Pati Terkait kasus Tanah Sukesi, Janda sebatang kara yang akan di eksekusi tanah dan bangunan rumahnya, kini Sukesi melaporkan perkaranya ke Polres Pati tentang adanya dugaan banyaknya kesalahan adminitrasi dan dokumentasi yang di pakai Sanipah menggugatnya.

12/10/2022, Sukesi mendatangai polres Pati untuk upaya mencari keadilan terkait masalahnya, atas banyaknya Advokad Senior yang kini banyak meresponnya, apa yang menjadi beban Sukesi kini ia banyak Advokad yang mendukungnya.


Aku Yo gak mudeng opo-opo ujok-ujok lemah omahku ape di lelang, aku Yo bingung wong aku gak mudeng pie-pie,” ujar Sukesi menggunakan bahasa Jawa.

Gambar Sukesi di Kantor polres Pati

Advokad Bima Agus Murwanto SH.MH. yang juga ketua Umum LSM MPK (Masyarakat Peduli Keadilan) beserta rekanya menanggapi kasus Suksesi saat bertemu di Polres pati di waktu yang sama, menurutnya Secara ia menelaah kasus Sukesi tersebut layak Bu Sukesi melaporkan adanya dugaan unsur penipuan dan kejanggalan berkas adminitrasi yang di pakai oleh pihak penggugat sebagai alat bukti,

” Karena terlihat banyak adanya dugaan manipulasi data dan unsur penipuanya, menurut saya Bu Sukesi benar jika ia melaporkan adanya dugaan tersebut ke pihak kepolisian, apa lagi kabarnya rumah tanahnya mau di eksekusi lelang jadi lebih baik di perjuangkan saja kasian orang tidak tahu apa-apa tiba-tiba harus menerima putusan seperti itu,” ujar Bima.

Sebelumnya perkara Sukesi sudah mulai banyak yang merespon dan mendukung Sukesi dari kalangan Pakar Hukum, tentang Sukesi janda sebatangkara yang asal mulanya takpernah merasa berhutang kepada Sanipah tiba-tiba di paksa mengakui hutang sebesar 80 juta dan pada akhirnya berujung menjadi putusan pengadilan PN Pati SertifikatTanah dan bangunan rumah Sukesi nyaris di ujung tanduk siap di eksekusi pihak Sanipah.

Sementara Sukesi menempuh eksaminasi di Pengadilan Negeri Pati atas dorongan banyaknya Advokad yang iba kepada Sukesi janda sebatangkara yang tak mengerti apa-apa menanggung beban seperti itu.

/Nur/Rd

Banyak Dukungan Dari Advokad Dari Berbagai Kalangan, Atas Kasus Rumah Tanahnya Yang Akan di Eksekusi, Sukesi Janda sebatang Kara Melaporkan di Polres Pati

Batara.news

Pati,Batara.news | Tak selesai di putusan di PN Pati Terkait kasus Tanah Sukesi, Janda sebatang kara yang akan di eksekusi tanah dan bangunan rumahnya, kini Sukesi melaporkan perkaranya ke Polres Pati tentang adanya dugaan banyaknya kesalahan adminitrasi dan dokumentasi yang di pakai Sanipah menggugatnya.

12/10/2022, Sukesi mendatangai polres Pati untuk upaya mencari keadilan terkait masalahnya, atas banyaknya Advokad Senior yang kini banyak meresponnya, apa yang menjadi beban Sukesi kini ia banyak Advokad yang mendukungnya.


Aku Yo gak mudeng opo-opo ujok-ujok lemah omahku ape di lelang, aku Yo bingung wong aku gak mudeng pie-pie,” ujar Sukesi menggunakan bahasa Jawa.

Gambar Sukesi di Kantor polres Pati

Advokad Bima Agus Murwanto SH.MH. yang juga ketua Umum LSM MPK (Masyarakat Peduli Keadilan) beserta rekanya menanggapi kasus Suksesi saat bertemu di Polres pati di waktu yang sama, menurutnya Secara ia menelaah kasus Sukesi tersebut layak Bu Sukesi melaporkan adanya dugaan unsur penipuan dan kejanggalan berkas adminitrasi yang di pakai oleh pihak penggugat sebagai alat bukti,

” Karena terlihat banyak adanya dugaan manipulasi data dan unsur penipuanya, menurut saya Bu Sukesi benar jika ia melaporkan adanya dugaan tersebut ke pihak kepolisian, apa lagi kabarnya rumah tanahnya mau di eksekusi lelang jadi lebih baik di perjuangkan saja kasian orang tidak tahu apa-apa tiba-tiba harus menerima putusan seperti itu,” ujar Bima.

Sebelumnya perkara Sukesi sudah mulai banyak yang merespon dan mendukung Sukesi dari kalangan Pakar Hukum, tentang Sukesi janda sebatangkara yang asal mulanya takpernah merasa berhutang kepada Sanipah tiba-tiba di paksa mengakui hutang sebesar 80 juta dan pada akhirnya berujung menjadi putusan pengadilan PN Pati SertifikatTanah dan bangunan rumah Sukesi nyaris di ujung tanduk siap di eksekusi pihak Sanipah.

Sementara Sukesi menempuh eksaminasi di Pengadilan Negeri Pati atas dorongan banyaknya Advokad yang iba kepada Sukesi janda sebatangkara yang tak mengerti apa-apa menanggung beban seperti itu.

/Nur/Rd

Koharmatau Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW

Batara.news

Bandung-Koharmatau. Personel Koharmatau mengikuti Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1444 H/2022 M, bertempat di Masjid As-Sulthon Makoharmatau. Selasa (11/10/2022).

Ceramah hikmah Maulid Nabi Muhammad SAW disampaikan Bapak H. Muhammad Kolilulloh, S.E. Hadir dalam kegiatan tersebut Dankoharmatau Marsda TNI Eddy Supriyono, S.E., M.M., Ketua PIA Ardhya Garini Gab.III Koharmatau Ibu Agustin Eddy Supriyono,

Wadan Koharmatau Marsma TNI Joseph Rizki Prabowo, S.T.,M.I.Pol, Ir Koharmatau Marsma TNI Didik Bangun Rahardjo, S.Sos., pejabat Koharmatau serta pengurus PIA Ardhya Garini Gab.III Koharmatau.

Dankoharmatau Marsda TNI Eddy Supriyono pada kesempatan tersebut menyampaikan, memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, hakekatnya merupakan bentuk ungkapan rasa syukur kita kepada Allah SWT, yang telah mengutus Rasulullah SAW sebagai rahmatilalamin, Jelasnya.

Ini merupakan kesempatan untuk intropeksi diri dan merenungkan secara mendalam tentang kelahiran Nabi utusan Allah SWT yang terakhir yang memberikan suri tauladan bagi seluruh umat manusia dalam kehidupan kita sebagai prajurit.

Usai acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dilanjutkan do’a Bersama dalam rangka syukuran Telah selesainya renovasi gedung Makoharmatau dengan pemotongan tumpeng oleh Dankoharmatau Marsda Eddy Supriyono, didampingi Ketua PIA Ardhya Garini Gab.III Koharmatau Ibu Agustin Eddy Supriyono. (Pen Koharmatau).

/red

Koharmatau Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW

Batara.news

Bandung-Koharmatau. Personel Koharmatau mengikuti Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1444 H/2022 M, bertempat di Masjid As-Sulthon Makoharmatau. Selasa (11/10/2022).

Ceramah hikmah Maulid Nabi Muhammad SAW disampaikan Bapak H. Muhammad Kolilulloh, S.E. Hadir dalam kegiatan tersebut Dankoharmatau Marsda TNI Eddy Supriyono, S.E., M.M., Ketua PIA Ardhya Garini Gab.III Koharmatau Ibu Agustin Eddy Supriyono,

Wadan Koharmatau Marsma TNI Joseph Rizki Prabowo, S.T.,M.I.Pol, Ir Koharmatau Marsma TNI Didik Bangun Rahardjo, S.Sos., pejabat Koharmatau serta pengurus PIA Ardhya Garini Gab.III Koharmatau.

Dankoharmatau Marsda TNI Eddy Supriyono pada kesempatan tersebut menyampaikan, memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, hakekatnya merupakan bentuk ungkapan rasa syukur kita kepada Allah SWT, yang telah mengutus Rasulullah SAW sebagai rahmatilalamin, Jelasnya.

Ini merupakan kesempatan untuk intropeksi diri dan merenungkan secara mendalam tentang kelahiran Nabi utusan Allah SWT yang terakhir yang memberikan suri tauladan bagi seluruh umat manusia dalam kehidupan kita sebagai prajurit.

Usai acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dilanjutkan do’a Bersama dalam rangka syukuran Telah selesainya renovasi gedung Makoharmatau dengan pemotongan tumpeng oleh Dankoharmatau Marsda Eddy Supriyono, didampingi Ketua PIA Ardhya Garini Gab.III Koharmatau Ibu Agustin Eddy Supriyono. (Pen Koharmatau).

/red

TMMD Sengkuyung III Dibuka, Kodim Rembang Sasar Desa Bogoharjo

Batara.news

Rembang,Batara.News– Dalam rangka membantu pembangunan daerah di desa sekabupaten Rembang, Pembukaan TMMD Sengkuyung Tahap III tahun 2022, Kodim 0720 Rembang yang mengusung tema “TMMD Dedikasi Terbaik Membangun NKRI”. Kali ini, TMMD Sengkuyung Tahap III Tahun 2022 menyasar sejumlah pekerjaan fisik dan non fisik Desa Bogoharjo, Kecamatan Kaliori, kabupaten Rembang, Jawa Tengah.

Penandatanganan naskah Program TMMD Sengkuyung Tahap III TA. 2022 oleh Bupati Rembang Adbul Hafidz, S.Pd.I dengan Komandan Kodim 0720/Rembang Letkol Czi Parlindungan Simanjuntak, S.Sos, M.Si dilanjutkan penyerahan Program TMMD Sengkuyung III TA. 2022 yang dilaksanakan dengan simbolis yaitu upacara pembukaan TMMD bertempat dilapangan desa Bogoharjo kecamatan Kaliori kabupaten Rembang .Selasa, (11/10/2022).

Dalam sambutannya Bupati Abdul Hadz,S.Pd.I menyampaikan bahwa perkembangan ekonomi di kabupaten Rembang pada tahun 2021 Indeks pembangunan manusia kabupaten Rembang sebesar 70,43%, jumlah penduduk miskin kabupaten Rembang sebanyak 101,40 ribu orang atau 15,80 % dengan garis kemiskinan 414,977.

Semua ini adalah PR kita yang harus diselesaikan bersama-sama. maka TMMD Sengkuyung ini sebagai program lintas sektoral yang melibatkan TNI, Kementerian, Lembaga Pemerintahan non kementerian dan Pemerintah daerah serta segenap lapisan masyarakat merupakan salah satu langkah nyata guna untuk mengatasi berbagai permasalahan yang kita hadapi tersebut.

Pelaksanaan Program TMMD Semgkuying Tahap III Tahun 2022 yang berlangsung selama 30 hari ini akan kita arahkan pada pembangunan infrastruktur, sarana dan prasarana fasilitas umum dan sosial yang menjadi kebutuhan dasar masyarakat di desa, membuka isolasi antar desa sehingga semakin meningkatkan roda perekonomian daerah meningkatnya kesehatan lingkungan dan sanitasi di kawasan padat penduduk dan gerakan masyarakat hidup sehat.

Program TMMD juga dalam rangka untuk membangun karakter generasi penerus bangsa agar ketahanan bangsa yang dijiwai Pancasila, UUD 1945 dan Bhineka Tunggal Ika tetap terus terjaga dari gangguan virus berupa terorisme radikalisme dan narkoba.


TMMD ini harus kita sukseskan bersama. sinergitas dan Kemanunggalan TNI dengan rakyat, serta pemerintah. Melalui TMMD seperti inilah yang menjadi suatu kekuatan yang luar biasa untuk memajukan desa, menggali dan mendayagunakan potensi serta mengatasi berbagai isu persoalan saat ini dengan solusi.


Kita ingin seluruh desa di Kabupaten Rembang semakin maju dan mandiri. Kita ingin kehidupan rakyat Rembang semakin sejahtera, jalan dan jembatan semakin memadai sehingga aksesibilitas dan mobilitas orang dan barang dari dan ke desa semakin lancar.

Pada akhirnya melalui TMMD ini mari kita optimalkan berbagai program kegitan lintas Sektoral guna membantu penanggulangan kemiskinan, pengangguran, dan penyelesaian PR kita di kabupaten Rembang. Kita ingin desa – desa di kabupaten Rembang semakin maju, mandiri dan masyarakatnya pun semakin makmur sejahtera. Inilah cita-cita kita yang harus kita wujudkan bersama. “tutup Bupati”.

setelah upacara usai, Dandim 0720/Rembang Letkol Parlindungan Simanjuntak, S.Sos. M.Si menambahkan sasaran TMMD ada 2 yaitu sasaran fisik dan non fisik Dengan anggaran dana dari provinsi dan daerah dengan total 353.000.000,- untuk sasaran fisik yaitu Rabat Beton P.215 m x L 2,5 m × T 0,15 m, Jalan Makadam , P. 635 m × L. 2,5 m × T 0,15 m dan Plat Beton 3 Unit : Plat Beton -1 : P. 5 m x L. 0,8 m x T. 0,6 m, Plat Beton -2 : P. 5 m x L. 1, 2 m x T. 0,8m dan Plat Beton-3 : P. 6,5 m x L. 1,4m x T. 0,7 m. Untuk sasaran diadakannya penyuluhan wawasan kebangsaan, penyuluhan Narkoba, penyuluhan Kamtibmas, pelayanan Dukcapil, Pelayanan KB, Posyandu dan Posbindu serta Penyuluhan Stanting.

Dandim berharap program TMMD kali ini yang di adakan di desa Bogoharjo kecamatan Kaliori bisa membantu mengangkat perekomonian rakyat karena pembangunan TMMD ini dapat meringankan masyarakat terutama yang berprofesi dibidang pertanian, perkebunan dan peternakan serta merupakan akses jalan tembus menuju desa Waru kecamatan Rembang.

Dwi tunggal TNI-rakyat memalui TMMD ini. Mari kita wujudkan dan lanjutkan karya bakti dan pengabdian kepada ibu pertiwi. Bersama kita tingkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan. Tutup Dandim ( Pendim 0720/Rembang)

/Moel/Syaefudin.

Jaga Kebugaran dan Bentuk Postur, Prajurit Wijayakusuma Senam Senjata

Batara.news

Banyumas – Untuk menjaga kebugaran tubuh dan melatih kemampuan fisiknya, prajurit Wijayakusuma Korem 071/Wijayakusuma usai melaksanakan Upacara Bendera lakukan senam senjata, Senin (10/10/2022) di Makorem 071/Wijayakusuma Sokaraja, Banyumas.

Senam senjata yang terdiri dari sepuluh gerakan ini, merupakan bagian dari senam militer untuk membentuk postur prajurit ideal, memperkuat fisik dan mental serta kesehatan jasmani.

Sebelum senam senjata dilaksanakan, diawali senam peregangan untuk melenturkan jaringan organ tubuh, dilanjutkan dengan senam senjata yang dipimpin Bintara Jasmani (Bajas) Korem 071/Wijayakusuma.

Kajasrem 071/Wijayakusuma Kapten Inf Supriyadi mengatakan, senam senjata sebagai sarana untuk meningkatkan serta memacu semangat prajurit di dalam melaksanakan pembinaan fisik serta menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh di masa Pandemi Covid-19.

“Selain itu, senam senjata juga melatih kebersamaan prajurit, sehingga dapat membentuk kekompakan dan jiwa korsa yang solid. Diharapkan dengan senam senjata ini dapat meningkatkan serta memelihara dan memperkuat kemampuan fisik para prajurit dihadapkan dengan beban tugas kedepan yang semakin kompleks”, terangnya.

Sementara itu, Danrem 071/Wijayakusuma Kolonel Inf Yudha Airlangga, S.E., mengatakan kegiatan yang dilaksanakan ini merupakan program satuan Korem 071/Wijayakusuma dalam rangka pembinaan fisik prajurit Wijayakusuma.

Dikatakan, pembinaan fisik prajurit Wijayakusuma dilaksanakan terprogram oleh Korem 071/Wijayakusuma setiap harinya baik yang dilaksanakan perorangan melalui olahraga mandiri maupun kelompok. Dengan tujuan, untuk melatih kemampuan fisik dan menjaga kesehatan prajurit dan PNS nya, sebagai sarana untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok satuan.

/Red

Dana Desa di Pakai Pelaksanaan Kerja Asal-asalan, Dugaan Yang penting Bisa Sunat Anggaranya Desa Winong

Batara.news

Pati,Batara.news | kepala Desa Winong tak pernah tahu pelaksanaan pekerjaan di Desanya meskipun ia sebagai penanggung jawab atas Dana Desa yang terpakai untuk pembangunan Desanya.

Berhembus kabar banyaknya Masyarakat Desa Winong Kecamatan Winong keluhkan Dana Desa yang di pakai untuk untuk pengaspalan di Dukuh Pecangaan yang di duga hanya asal-asalan dan hanya di pakai alat penyunatan anggaran saja.

Pekerjaan pengaspalan jalan Desa Winong dukuh Pecangaan, yang di anggarkan dari Dana Desa Senilai 157,688,400 tahun anggaran 2022, Rw. 03 di kerjakan swakelola dengan panjang 300m Lebar 2,50m, kepala Desa Winong hanya tau saat menganggarkan dana Desa yang akan di peruntukan pekerjaan saja selepas itu tidak pernah di beritahu seperti apa pelaksanaanya.

Papan proyek pengaspalan di Dukuh Pecangaan Winong

” Setelah uang saya kasih sama Bendahara saya ya,, itu saja, pelaksanaanya bagaimana saya juga gak tahu gak pernah di kasih tahu lagi,” ujar Ujok Budiyanto kepala Desa Winong saat di konfirmasi di kantornya 10/10/2022.

Sementara Kades merasa tidak mengetahui dan meminta bantuan kepada Sekdes Winong untuk menjelaskannya kepada wartawan melalui saluran telefon,
Wes go nggi,,, angger disangoni repot iku ngko malah,” ucap Sekdes Winong memakai bahasa daerah.

Sampai berita ini di terbitkan masih belum di ketahui siap yang berperan penuh dalam pelaksanaan Pengaspalan di Desa Winong dukuh Pecangaan, dengan adanya dugaan pekerjaan yang tak sesuai Spek, secara otomatis terjadi adanya dugaan sebagian dana yang dianggarkan untuk pekerjaan tersebut ada oknum yang mengutuknya.

/Red

Ramai Karnaval Haul Mbah Brojoseti Singo Barong, Desa Dukuhseti jadi Sorotan Ribuan Mata

Batara.news

Pati, Batara.news | Meriahnya Acara Haul Mbah Brojo Musti Singo Barong, Acara ini berada di Desa Dukuhseti, tahun lalu sempat vakum adanya Pandemi Covid-19, kini kembali di meriahkan oleh masyarakat Dukuhseti.

Acara tersebut sudah menjadi tradisi Agenda tahunan yang rutin, yang digelar di Desa/Kecamatan Dukuhseti, Pati tersebut cukup menyita perhatian ribuan pasang mata. Mengingat, warga setempat sudah rindu akan kemeriahan pagelaran akbar tersebut.

Tampil sebagai pelopor Ahmad Rifa’i, Kades Dukuhseti yang memimpin gelar budaya tersebut menerangkan, peserta karnaval mencapai 24 kelompok peserta, yang terdiri dari ribuan warga setempat.

Karnaval haul Mbah singo barong di desa Dukuhseti

“Ini adalah bentuk syukur warga kami. Tadi sebanyak 24 peserta menampilkan grup marching band maupun tongtek. Jumlah ini sudah dibatasi, karena karnaval ini baru saja dimulai pasca pandemi. Apabila tidak dibatasi, dikhawatirkan peserta membludak dan akan memakan waktu cukup lama,” terangnya, Minggu (09/10/2022).

Ribuan warga tampak tumpah ruah memenuhi jalan sepanjang Desa Dukuhseti. Bahkan, jalan raya Tayu-Puncel itupun tak terhindar dari kemacetan karena meriahnya gelar budaya itu.

“Dan ini akan menjadi bahan evaluasi untuk penyelenggaraan karnaval tahun depan. Karena rutenya yang lurus dan banyaknya peserta mengakibatkan peserta susah melintas saat bersimpangan. Sehingga tadi mengakibatkan agak macet,” sebut Rifa’i.

Dalam karnaval tersebut, Ahmad Rifa’i menjelaskan bahwa para peserta menempuh jarak kurang lebih sejauh 3 kilometer. Peserta menempuh rute dengan berjalan kaki sepanjang jalan raya Tayu-Puncel.

Kendati demikian, dirinya sangat bersyukur acara pagelaran yang meriah tersebut bisa kembali diselenggarakan dalam suasana kondusif. Pihaknya bersyukur karnaval tahunan ini berjalan aman dan bisa mengobati kerinduan masyarakat.

Untuk diketahui, acara Haul Mbah Brojoseti Singo Barong dilaksanakan setiap tanggal 13 Maulid. Dalam cerita sejarah, Mbah Brojo Seti Singo Barong pada awal abad ke-18 merupakan penyebar agama Islam di wilayah Pati Utara sekaligus pendiri Desa/Kecamatan Dukuhseti. Beliau adalah murid dari KH Ahmad Mutamakin Kajen waliyullah yang masyur di Nusantara.

/Rd/Dw

Meriahnya Acara Grebeg Meron di Sukolilo Pati, Sudah menjadi Budaya Tersendiri Yang Lestari Hingga Kini

Batara.news

Pati– Batara.news| warga Sukolilo Rayakan hari besar Maulid Nabi Muhammad SAW dengan acara perayaan Meron, Acara meriah ini sudah menjadi budaya tersendiri oleh warga Sukolilo dalam memeriahkanya setahun sekali bertepatan dengan bulan Maulid. (9/10/2022).

Purwito, Panitia grebek Meron menjelaskan asalmu asalnya ada tradisi Meronan di Sukolilo, ” ya jadi begini asal usul grebek Meron yang saat ini sudah menjadi tradisi budaya warga Sukolilo,” terang Purwito untuk menjelaskan asal usul grebek Meronan.

Menurutnya Konon, budaya meron tersebut mengikuti tradisi grebeg Sekaten, yang dilakukan oleh Keraton Surakarta dan Keraton Yogjakarta. namun tradisi meron memiliki corak khasnya tersendiri, yakni selain sebagai bentuk rasa syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW, tradisi ini juga menjadi wahana hiburan tersendiri bagi masyarakat sekitar.

Meriahnya Acara Grebeg Meron di Sukolilo Pati

Selain itu, tujuan diselenggarakannya tradisi meron ini tidak lain sebagai wujud syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat karunia dan rizki kepada masyarakat Sukolilo khususnya, Sekaligus sebagai bentuk promosi pariwisata bagi masyarakat Sukolilo, Pati.

Adapun Makna Meron memiliki arti gunungan, Sedangkan dalam bahasa Jawa kuno, meron berasal dari kata meron yang artinya perang, hal ini dikarenakan pada zaman dahulu meron diadakan saat situasi perang, Selain itu, ada juga yang menyebutnya dengan merhon atau diartikan “emper” (serambi). Karena sebelum diarak, meron dipajang terlebih dahulu di emper rumah kediaman pemiliknya, dari semua perangkat desa Desa Sukolililo,

Sedangkan menurut empunya, pengertian meron diambil dari bahasa Kawi “meru” yang berarti gunungan. Lalu meron dari bahasa Jawa kuno “meron” berarti mengamuk, artinya tradisi ini memperingati peristiwa perang Mataram-Pati.

Istilah meron juga disebut berasal daro bahasa Arab “Mi’roj”, artinya meninggi (gunungan yang meninggi). Kemudian meron dari Kereta Basa “Me-ron”, “Rame Tiron-tiron”.

Biasanya acara meron yang ada di Kecamatan Sukolilo Pati tidak hanya diisi dengan pagelaran kirab. Ada juga peringatan kematian atau haul Pendowo Limo (sebutan pendiri Desa Sukolilo). sehingga banyak persiapan yang perlu dilakukan.

Dalam menyiapkan pembuatan meron ini setidaknya memakan waktu sekitar 36 hari yang meliputi proses pembuatan ancak, mustaka, dan umbul-umbul. Adapun seminggu sebelum perayaan, hiasan berupa ayam jago dan mushalla (tergantung mana yang dibuat menurut adat) baru akan dibuat. Sedangkan pada malam tirakatan, akan dibuat aksesoris meron berupa kertas, umbul-umbul, janur, dan sebagainya di siang hari.

Lalu pada waktu maghrib, dilangsungkannya arak-arakan Barongan, Barongsai, Naga Liong, atau sekedar mengarak boneka besar dengan iringan musik dangdut.

Dalam pengertiannya sejarah Meron
Tradisi meron diperkirakan ada sejak awal abad ke-17 pasca pasukan Mataram menyerang Kabupaten Pati. Kala itu pasukan yang dipimpin Kanjeng Raden Tumenggung Cinde Among, Kanjeng Tumenggung Raja Meladi, Kanjeng Raden Tumenggung Candang Lawe, dan Kanjeng Raden Tumenggung Samirono gagal mengalahkan Adipati Pragola I. Sehingga pasukan ini melakukan perjalanan pulang dari Pati ke Mataram.

Saat itu pasukan tersebut melewati Desa Sukolilo, kampung halaman seorang Juru Srati gajah Kerajaan Mataram bernama Raden Ngabei Suro Kadam. Ketika perang Mataram dan Pati berlangsung, Suro Kadam ditugasi Panembahan Senapati sebagai Juru Telik Sandi.

Pasukan Mataram lalu memilih menetap di Desa Sukolilo setelah meninggalnya Adipati Pragolo I tahun 1600 M. Pasukan ini bermaksud berjaga-jaga apabila nantinya Pati melakukan serangan balik terhadap Mataram.

Pada masa itu pemerintahan Sukolilo masih berbentuk Kademangan dibawah kekuasaan Adipati Pragola I yang dipegang Suro Kerto, adiknya Raden Ngabei Suro Kadam. Orang inilah yang memberikan izin pasukan Mataram untuk menetap di Sukolilo hingga masa Kanjeng Raden Tumenggung Cinde Among Wafat di sana.

Rupanya menetapnya pasukan Mataram di Sukolilo itu bertepatan dengan bulan Maulid. Sedangkan pada tanggal 12 Maulid tahun Saka, di keratin Mataram tengah melaksanakan prosesi Sekaten. Mengingat pasukan Mataram yang masih trah dari Kusuma keratin sana, merasa harus melakukan tradisi Sekaten meski di daerah orang. Akhirnya pihak dalem keraton Mataram yang dipegang oleh Raja Hanyakrawati mengijinkan perayaan serupa Sekatenan meskipun pelaksanaan dilakukan sehari setelah Sekatenan.

Meski hampir memiliki kesamaan, prosesi meron ini memiliki perbedaan yang khas dari prosesi Sekatenan. Pada tradisi Meron, menggunakan nasi karak (nasi sisa yang dikeringkan) dan dibuat memanjang seperti pita disatukan dengan tali. Kemudian rencek atau nasi karak ini disusun meninggi seperti gunungan.

Sedangakan Tradisi Meron Selalu diperingati Setiap bulan Maulid Nabi muhammad SAW,Agar nantinya Desa Sulolilo tetap Tidak ada damak buruk atau bencana alam yang di inginkan oleh warga Sukolilo, ringkas cerita asal-usul grebeg Meron oleh Purwito panitia penyelenggara Meron.

/Nur

Meriahnya Acara Grebeg Meron di Sukolilo Pati, Sudah menjadi Budaya Tersendiri Yang Lestari Hingga Kini

Batara.news

Pati– Batara.news| warga Sukolilo Rayakan hari besar Maulid Nabi Muhammad SAW dengan acara perayaan Meron, Acara meriah ini sudah menjadi budaya tersendiri oleh warga Sukolilo dalam memeriahkanya setahun sekali bertepatan dengan bulan Maulid. (9/10/2022).

Purwito, Panitia grebek Meron menjelaskan asalmu asalnya ada tradisi Meronan di Sukolilo, ” ya jadi begini asal usul grebek Meron yang saat ini sudah menjadi tradisi budaya warga Sukolilo,” terang Purwito untuk menjelaskan asal usul grebek Meronan.

Menurutnya Konon, budaya meron tersebut mengikuti tradisi grebeg Sekaten, yang dilakukan oleh Keraton Surakarta dan Keraton Yogjakarta. namun tradisi meron memiliki corak khasnya tersendiri, yakni selain sebagai bentuk rasa syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW, tradisi ini juga menjadi wahana hiburan tersendiri bagi masyarakat sekitar.

Meriahnya Acara Grebeg Meron di Sukolilo Pati

Selain itu, tujuan diselenggarakannya tradisi meron ini tidak lain sebagai wujud syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat karunia dan rizki kepada masyarakat Sukolilo khususnya, Sekaligus sebagai bentuk promosi pariwisata bagi masyarakat Sukolilo, Pati.

Adapun Makna Meron memiliki arti gunungan, Sedangkan dalam bahasa Jawa kuno, meron berasal dari kata meron yang artinya perang, hal ini dikarenakan pada zaman dahulu meron diadakan saat situasi perang, Selain itu, ada juga yang menyebutnya dengan merhon atau diartikan “emper” (serambi). Karena sebelum diarak, meron dipajang terlebih dahulu di emper rumah kediaman pemiliknya, dari semua perangkat desa Desa Sukolililo,

Sedangkan menurut empunya, pengertian meron diambil dari bahasa Kawi “meru” yang berarti gunungan. Lalu meron dari bahasa Jawa kuno “meron” berarti mengamuk, artinya tradisi ini memperingati peristiwa perang Mataram-Pati.

Istilah meron juga disebut berasal daro bahasa Arab “Mi’roj”, artinya meninggi (gunungan yang meninggi). Kemudian meron dari Kereta Basa “Me-ron”, “Rame Tiron-tiron”.

Biasanya acara meron yang ada di Kecamatan Sukolilo Pati tidak hanya diisi dengan pagelaran kirab. Ada juga peringatan kematian atau haul Pendowo Limo (sebutan pendiri Desa Sukolilo). sehingga banyak persiapan yang perlu dilakukan.

Dalam menyiapkan pembuatan meron ini setidaknya memakan waktu sekitar 36 hari yang meliputi proses pembuatan ancak, mustaka, dan umbul-umbul. Adapun seminggu sebelum perayaan, hiasan berupa ayam jago dan mushalla (tergantung mana yang dibuat menurut adat) baru akan dibuat. Sedangkan pada malam tirakatan, akan dibuat aksesoris meron berupa kertas, umbul-umbul, janur, dan sebagainya di siang hari.

Lalu pada waktu maghrib, dilangsungkannya arak-arakan Barongan, Barongsai, Naga Liong, atau sekedar mengarak boneka besar dengan iringan musik dangdut.

Dalam pengertiannya sejarah Meron
Tradisi meron diperkirakan ada sejak awal abad ke-17 pasca pasukan Mataram menyerang Kabupaten Pati. Kala itu pasukan yang dipimpin Kanjeng Raden Tumenggung Cinde Among, Kanjeng Tumenggung Raja Meladi, Kanjeng Raden Tumenggung Candang Lawe, dan Kanjeng Raden Tumenggung Samirono gagal mengalahkan Adipati Pragola I. Sehingga pasukan ini melakukan perjalanan pulang dari Pati ke Mataram.

Saat itu pasukan tersebut melewati Desa Sukolilo, kampung halaman seorang Juru Srati gajah Kerajaan Mataram bernama Raden Ngabei Suro Kadam. Ketika perang Mataram dan Pati berlangsung, Suro Kadam ditugasi Panembahan Senapati sebagai Juru Telik Sandi.

Pasukan Mataram lalu memilih menetap di Desa Sukolilo setelah meninggalnya Adipati Pragolo I tahun 1600 M. Pasukan ini bermaksud berjaga-jaga apabila nantinya Pati melakukan serangan balik terhadap Mataram.

Pada masa itu pemerintahan Sukolilo masih berbentuk Kademangan dibawah kekuasaan Adipati Pragola I yang dipegang Suro Kerto, adiknya Raden Ngabei Suro Kadam. Orang inilah yang memberikan izin pasukan Mataram untuk menetap di Sukolilo hingga masa Kanjeng Raden Tumenggung Cinde Among Wafat di sana.

Rupanya menetapnya pasukan Mataram di Sukolilo itu bertepatan dengan bulan Maulid. Sedangkan pada tanggal 12 Maulid tahun Saka, di keratin Mataram tengah melaksanakan prosesi Sekaten. Mengingat pasukan Mataram yang masih trah dari Kusuma keratin sana, merasa harus melakukan tradisi Sekaten meski di daerah orang. Akhirnya pihak dalem keraton Mataram yang dipegang oleh Raja Hanyakrawati mengijinkan perayaan serupa Sekatenan meskipun pelaksanaan dilakukan sehari setelah Sekatenan.

Meski hampir memiliki kesamaan, prosesi meron ini memiliki perbedaan yang khas dari prosesi Sekatenan. Pada tradisi Meron, menggunakan nasi karak (nasi sisa yang dikeringkan) dan dibuat memanjang seperti pita disatukan dengan tali. Kemudian rencek atau nasi karak ini disusun meninggi seperti gunungan.

Sedangakan Tradisi Meron Selalu diperingati Setiap bulan Maulid Nabi muhammad SAW,Agar nantinya Desa Sulolilo tetap Tidak ada damak buruk atau bencana alam yang di inginkan oleh warga Sukolilo, ringkas cerita asal-usul grebeg Meron oleh Purwito panitia penyelenggara Meron.

/Nur

Tidak Ada Lagi Postingan yang Tersedia.

Tidak ada lagi halaman untuk dimuat.