Kuota Penerima BLT BBM 48.455 KK, Masih Memungkinkan Ada Perubahan

Berita Daerah493 Dilihat

Batara.news

Rembang, Batara.News| Pemerintah telah mengambil kebijakan menaikkan sejumlah jenis Bahan Bakar Minyak (BBM) seperti pertamax, pertalite dan solar. Hal itu dimaksudkan untuk bantuan yang lebih tepat sasaran, pasalnya
subsidi BBM lebih banyak digunakan kelompok ekonomi mampu yakni sebanyak 70% disamping anggaran subsidi BBM yang terus naik.

Atas kenaikan harga tersebut, pemerintah memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) BBM kepada masyarakat yang kurang mampu untuk meningkatkan daya beli masyarakat.

Terkait BLT BBM yang akan disalurkan di Kabupaten Rembang, Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (Dinsos PPKB), Subhan, Rabu (7/9/2022) mengatakan kuota Keluarga Penerima Manfaat (KPM) berasal dari pemerintah pusat. Untuk angka sementara ini ada 48.455 KPM, namun itu masih memungkinkan ada perubahan.

Kuota Penerima BLT BBM 48.455 KK, Masih Memungkinkan Ada Perubahan

“Sudah ada 48 ribuan (KPM BLT BBM-red) kuota untuk kabupaten Rembang. Itu belum final, kelihatannya ada perubahan ( diverifikasi oleh Pemerintah Pusat-red),” ujarnya.

Dalam penyaluran BLT BBM Kementrian Sosial menunjuk PT. Pos Indonesia. Sehingga nama- nama penerima BLT tersebut nantinya yang mengetahui juga Kantor Pos.

“Yang jelas penerima BLT BBM ada dalam data DTKS (Data Terbaru Kesejahteraan Sosial ),” imbuhnya.

Ia menambahkan untuk kapan penyaluran BLT BBM di wilayah Kabupaten Rembang masih belum bisa memastikan. Pasalnya masih menunggu kepastian jumlah KPM dari Kementrian Sosial.

“Kapan mulai disalurkan masih menunggu kepastian data. Ini masih ada rapat tentang itu di Solo, ” ungkapnya.

Bantuan berupa uang tunai senilai Rp 600 ribu per kepala keluarga itu akan dibagi menjadi ke dalam 4 tahap atau bulan. Tiap bulannya disalurkan Rp. 150 ribu, mulai bulan September sampai Desember mendatang.

Presiden Joko Widodo kepada awak media beberapa waktu lalu menuturkan subsidi BBM dialihkan untuk bantuan yang lebih tepat sasaran. Pasalnya subsidi BBM selama ini lebih banyak digunakan kelompok ekonomi mampu yakni sebanyak 70%. Hal itulah alasan kenaikan harga BBM yang menjadi pilihan terakhir pemerintah, selain subsidi BBM yang semakin naik setiap tahunnya.

Sumber Pemkab Rembang
Syfdn/moel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *