Proyek Talud Dan Makadam Desa Tegalwero Terbengkalai, Kenapa Bisa Begitu?

 

 

Pati, Batara.news || Proyek pekerjaan talud dan makadam di Desa Tegalwero, Kecamatan Puncakwangi, Kabupaten Pati, diduga uangnya raib hampir separo dari anggaran. Hal itu, lantaran bangunannya sampai sekarang belum selesai pengerjaannya.

 

Berdasarkan pantauan awak media di lapangan 30/1/24, tampak terlihat pekerjaan talud yang mangkrak di RT 2 RW 1. Proyek yang seharusnya selesai di tahun 2023 kini harus terbengkalai, tentu masyarakat setempat jelas dirugikan dan menjadi tanda tanya kemana anggaran yang sudah terealisasi namun tak selesai pekerjaannya.

 

Menurut narasumber warga setempat yang enggan disebut namanya, menjelaskan bahwa anggaran tersebut sudah cair semua, namun pengerjaannya belum selesai juga sampai sekarang.

 

“Pembangunan Talud dan makadam itu Anggarannya sekitar 140 juta yang bersumber dari DD (Dana Desa) namun pengerjaannya sampai sekarang belum selesai juga,” sesalnya.

 

Ia juga menambahkan, kalau tidak hanya bangunan talud dan makadam yang belum selesai di kerjakan, pembangunan jembatan dengan anggaran 94 juta yang bersumber dari Dana Desa di RT 3 RW 1 juga belum selesai pengerjaannya.

 

Sementara, Mukhammad Kholil Khoeroni, Kepala Desa, saat di temui di Kantornya yang bersangkutan tidak ada di tempat, dan saat di hubungi via chat wa Ia bilang kalau full acara dan nanti kalau sudah pulang dari Jakarta saja.

 

“Besok nek udh dr jakarta nggih mas, ini full acara e,” singkatnya.

 

Tidak hanya di situ saja, saat Kepala Desa di hubungi lagi untuk minta waktu konfirmasi melalui via telfon yang bersangkutan enggan untuk menjawab dan tidak ada respon sama sekali.

 

Sampai berita ini di terbitkan dari pihak Kepala Desa belum ada tanggapan sama sekali terkait Proyek bangunan Talud dan makadam yang sampai sekarang belum selesai di kerjakan alias mangkrak.

 

 

/Red

Diskusi Terbuka Terkait Beberapa Problem, Pemdes Gajahmati dan masyarakatnya Temukan penyelesean yang Damai

Batara.news

Pati, Batara.news | Sempat menjadi salah faham beberapa masyarakat Desa Gajahmati dengan Pemdesnya, namun setelah bertemu tatap mata diskusi terbuka di Aula balai Desa Gajahmati semua permasalahan dapat di selesaikan secara baik.

Salah satu yang menjadi Problematika yakni pemutusan arus listrik dan segala hiruk pikuk terkait lapangan voli di Desa Gajahmati, Kecamatan Pati, Kabupaten Pati Selesai , pada 31 Agustus 2022 lalu. Kini berakhir dengan kesepakatan damai antara pihak Kepala Desa (Kades) dan Ketua Panitia Lomba Voli Nyai Serati Cup.

Keputusan damai tersebut, disepakati setelah melalui audiensi dan mediasi yang dilakukan antara pihak pemuda Desa Gajahmati, Karang Taruna, dan pihak Pemerintah Desa (Pemdes) Gajahmati, pada Senin, (26/9/2022). Yang dijembatani oleh Camat Kecamatan Pati Kota, Kapolsek Pati Kota dan Danramil Pati Kota.

Dengan hal tersebut, Sri Lestari selaku Kades Gajahmati, dengan legowo meminta maaf atas kekurangan dalam memerintah di Desa Gajahmati selami ini.

Agar permasalahan tersebut tidak berlarut-larut dan semakin susah untuk diurai kembali. Serta dirinya berharap para pemuda dan Pemdes bisa bersinergi untuk Gajahmati kedepannya.

” Saya pribadi mengucapkan banyak terimakasih atas audiensi acara pada hari ini, saya tahu bahwa banyak kekurangan saya, disini kita tidak mencari kesalahan atau kebenaran. Dan saya minta maaf jika saya banyak kekurangan dan kesalahan untuk di pemerintahan Desa Gajahmati, Saya minta kedepannya kita bisa sama-sama membangun Desa kita lebih maju, ” ucap Sri Lestari, Senin, (26/9/2022).

Disisi lain, Sukes selaku ketua panitia lomba voli nyai Serati Cup menyatakan, dirinya juga legowo atas semua kesepakatan yang telah ditempuh dari berbagai pihak tersebut.

Yang mana, dirinya memaparkan bahwa hal tersebut hanya berlatar belakang masalah miskomunikasi antara pemuda, panitia lomba dan pihak Pemdes.

” Yang jelas kita disini audiensi bareng musyawarah bareng, untuk menyelesaikan solusi untuk memajukan Desa. Poinnya hanya miskomunikasi antara pihak panitia, Pemdes dan Bu Inggi. Kesepakatannya Bu Inggi sudah minta maaf, kami sudah menerima, ” jelasnya.

” Miskomunikasi antara listrik, izin secara lisan dan lain lain. Kami tetap sendiko dawuh sama Bu Inggi, kami tetap mendukung,” sambung lelaki berkumis tipis tersebut.

Kendati demikian, Sri Lestari berharap, kedepannya tidak ada miskomunikasi seperti ini lagi, dan setiap ada persoalan dapat dimediasikan terlebih dahulu, jangan sampai mencuat ke permukaan.

” Insya allah semua sudah selesai dengan clear. Kedepannya saya juga meminta kepada masyarakat jika ada masalah mari kita selesaikan bersama, jangan langsung di upload di media sosial, kita mediasisasikan dulu di pihak Pemdes, ” tandasnya.

/Nur/ Rd

Tidak Ada Lagi Postingan yang Tersedia.

Tidak ada lagi halaman untuk dimuat.