STRATEGI PLAN DAN PENERAPAN POLA DAN SISTEM MODERAT BARBASIS ISLAM DALAM PILPRES 2024

 

Semarang – 02/12/23

Dengan menggandeng Cak Imin, strategi politik Pak Anies Baswedan berubah atau bertambah, yang sebelumnya menggaet kelompok Islam konservatif, kini menjadi kelompok Islam moderat.

 

Bisa jadi, perubahan gaya politik Pak Anies Baswedan ini juga berkaitan dengan posisi calon wakil presidennya yang merupakan ketua umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Disini nampak jelas bahwa Cak Imin sangat merepresentasikan kultur Nahdiliyin yang dikenal berhaluan Islam moderat.

 

Selain daripada itu sisi lain, partai utama yang mendukung dan menyorongkan nama Pak Anies Baswedan pertama kali merupakan Partai Nasdem yang berhaluan nasionalis. Meskipun di koalisi sama ada Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang berideologi Islam dan dicitrakan berhaluan konservatif, namun belakangan PKS juga berubah. Partai ini kini lebih banyak mendorong isu-isu populis dan berusaha diterima oleh kalangan Islam moderat. Sejauh ini, suara pemilih berbasis Islam memang selalu menjadi rebutan dan menjadi tolak ukur potensi kemenangan. Ini karena secara demografi penduduk Indonesia mayoritas beragama Islam.

 

Sementara itu populasi muslim di Indonesia mencapai 240,62 juta jiwa pada 2023. Jumlah ini setara 86,7% dari populasi nasional yang totalnya 277,53 juta jiwa. Sementara Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang telah dikeluarkan Komisi Pemilihan Umum pada Pemilu 2024 nanti mencapai 204.807.222 pemilih.

 

Dengan jumlah sebesar itu, bisa dibilang dalam DPT nanti profil pemilih pun mayoritas pasti orang Islam. Inilah kenapa banyak survei yang kemudian meneliti arah dukungan muslimin-muslimat kepada tiga kandidat capres dan cawapres tersebut.

 

Basis prediksi ini didasarkan pada hasil survei terhadap responden dari kalangan pemilih partai Islam (PKB, PKS, PAN dan PPP). Hasilnya sebesar 37,1% responden memilih Pak Anies Baswedan. Sedangkan Pak Prabowo Subianto 28,3% dan Pak Ganjar Pranowo sekitar 28,1%.

 

Responden berdasar organisasi keagamaan, Muhammadiyah dan NU pasti memperoleh hasil survei berbeda. Suara pemilih dari Muhammadiyah masih banyak yang ke Pak Anies Baswedan, mencapai 45,2%. Sedangkan kepada Pak Prabowo sebanyak 20,8% dan 33% memilih Pak Ganjar. Sedangkan pemilih dari kalangan NU berbeda. Meskipun menggandeng Cak Imin, Pak Anies Baswedan hanya memperoleh 17,0% suara Nahdliyin. Pak Prabowo 36,2% dan 35,5% memilih Pak Ganjar..

 

Analis dan Surveyor :

*/Red

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *