Santri di Pati Alami Dugaan Kekerasan oleh Oknum Pengasuh, Kuasa Hukum Lapor ke Polisi

Pati, Batara.news — Seorang santri putra dari sebuah pondok pesantren (ponpes) di wilayah Kabupaten Pati, Jawa Tengah, dilaporkan mengalami perlakuan tidak pantas oleh oknum pengasuh. Peristiwa yang diduga telah berlangsung cukup lama ini akhirnya dilaporkan ke Polresta Pati oleh pihak kuasa hukum korban, pada Sabtu (2/8/2025).

 

Kuasa hukum korban, Deddy Gunawan, mengatakan bahwa kliennya mengalami tekanan psikologis yang cukup berat akibat kejadian tersebut. Korban disebut baru berani menceritakan peristiwa yang dialaminya setelah keluar dari pondok.

 

“Korban mengalami tekanan batin dan rasa takut yang mendalam. Setelah meninggalkan lingkungan pondok, korban akhirnya berani bicara,” ujar Deddy kepada wartawan.

 

Menurut keterangan yang disampaikan, korban telah mondok di ponpes sejak duduk di bangku sekolah dasar. Dugaan tindakan menyimpang tersebut disebut terjadi ketika korban sudah menginjak usia remaja. Namun karena tekanan dan perasaan takut, korban baru mengungkapkannya kepada keluarga beberapa waktu terakhir.

 

Dugaan tindakan itu, menurut Deddy, dilakukan dalam situasi yang berkedok kegiatan pembinaan atau pendisiplinan. Ada indikasi bahwa peristiwa tersebut terjadi di beberapa lokasi dalam lingkungan ponpes, meskipun rincian kejadian belum dapat disampaikan lebih lanjut demi menjaga privasi dan pemulihan psikologis korban.

 

“Kami sudah sampaikan laporan kepada pihak kepolisian dan berharap kasus ini bisa diusut tuntas. Korban juga saat ini sedang kami dampingi untuk proses pemulihan secara menyeluruh,” jelasnya.

 

Pihak kepolisian sendiri belum memberikan pernyataan resmi terkait proses penyelidikan atas laporan ini. Hingga kini, belum ada tanggapan dari pengelola ponpes yang bersangkutan.

 

Kuasa hukum korban juga mengimbau agar masyarakat tidak berspekulasi dan menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada pihak berwenang.

 

/Ali

 

Percobaan Penculikan di Pati Bikin Geger! Ini Langkah Cepat Polisi

Pati, Batara.news – Sebuah percobaan penculikan terhadap siswi sekolah menengah pertama (SMP) mengguncang ketenangan warga Kabupaten Pati, setelah pesan peringatan dari pihak sekolah viral di berbagai grup WhatsApp dan media sosial. Peristiwa tersebut terjadi pada Selasa, 29 Juli 2025, sekitar pukul 14.10 WIB, di depan salah satu SMP di wilayah Pati Kota.

 

Korban, siswi kelas VII asal Desa Purworejo, saat itu tengah menunggu angkutan umum di tepi jalan depan sekolah. Tiba-tiba, dua pria tak dikenal turun dari sebuah mobil dan berusaha menarik korban ke dalam kendaraan. Beruntung, aksi tersebut digagalkan oleh penjaga sekolah yang segera menghampiri dan membuat para pelaku panik hingga melarikan diri.

 

Kejadian tersebut sontak menyita perhatian publik setelah pihak sekolah menyebarkan pesan peringatan melalui WhatsApp yang berbunyi: “Kemarin hari Selasa 29 Juli 2025 terjadi percobaan penculikan setelah pulang sekolah.” Pesan ini dengan cepat menyebar luas dan menimbulkan kekhawatiran di kalangan orang tua dan masyarakat.

 

Sebagai respons, Polsek Pati Kota melakukan klarifikasi dan deteksi dini pada Rabu, 30 Juli 2025, dengan melibatkan unsur sekolah, Bhabinkamtibmas, Babinsa, hingga orang tua korban. Meski lokasi kejadian berada di depan sekolah, pihak kepolisian menyampaikan bahwa aksi tersebut tidak terekam CCTV, karena kamera tidak menjangkau titik kejadian.

 

Kapolsek Pati Kota IPTU Heru Purnomo mengatakan bahwa pihaknya telah memberikan imbauan dan edukasi kepada sekolah agar meningkatkan sistem keamanan, termasuk meminta siswa menunggu jemputan di dalam area sekolah dan menambah titik CCTV yang mencakup jalan raya depan sekolah.

 

“Kami minta agar lingkungan sekolah dijaga secara maksimal. Guru dan satpam harus standby di pintu gerbang saat jam pulang untuk mengawasi siswa,” tegas IPTU Heru.

 

 

 

Selain itu, Polsek juga akan mengintensifkan patroli siang hari (AG siang) di sekitar sekolah-sekolah guna memastikan keamanan para pelajar saat pulang sekolah.

 

Pihak sekolah dan orang tua korban memilih untuk tidak memberikan pernyataan resmi kepada media, dengan alasan menjaga kondisi psikologis anak dan menghindari keresahan yang lebih luas.

 

IPTU Heru menegaskan bahwa pihaknya menangani kasus ini secara serius dan meminta masyarakat agar tetap waspada tanpa terprovokasi oleh isu yang belum jelas sumbernya.

 

“Jika ada informasi terkait percobaan penculikan, segera laporkan ke kantor polisi terdekat atau melalui layanan 110. Jangan mudah percaya kabar viral tanpa klarifikasi,” pungkasnya.

 

 

 

/Ali

 

 

Satgas, PMI dan Tagana Bersinergi Sosialisasikan Sekolah Siaga Bencana

Bojonegoro, Batara.news – Satuan Tugas (Satgas) TNI Manunggal Membangun Desa atau TMMD ke- 125 Kodim 0813 Bojonegoro, bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) dan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Bojonegoro, memberikan edukasi Sekolah Siaga Bencana di Desa Soko Kecamatan Temayang Kabupaten Bojonegoro, Sabtu (2/8/2025).

 

Sosialisasi sekolah siaga bencana ini diberikan kepada puluhan siswa kelas 5 dan 6 dari Sekolah Dasar Negeri (SDN) Soko I, II dan IV.

 

Pemateri dari Perwakilan PMI Cabang Bojonegoro, Ahmad Fauzi, menjelaskan bahwa kegiatan ini diselenggarakan sebagai bentuk upaya edukasi dalam meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan bencana sejak usia dini.

 

“Kita berikan materi terkait macam-macam bencana serta kita ajak para siswa bermain Ulat Tangga kebencanaan,” ujarnya.

 

Sementara itu Samudi, perwakilan dari Tagana Bojonegoro, mengatakan, kegiatan tersebut bertujuan memberikan edukasi kepada siswa-siswi tentang pentingnya mitigasi bencana, serta tindakan yang harus dilakukan saat menghadapi situasi darurat. Pihaknya memberikan edukasi anak-anak, tentang bagaimana cara menyelamatkan diri ketika terjadi bencana.

 

“Jadi pengenalan kebencanaan sejak dini ini sangat perlu sekali, karena di Indonesia ini rawan terjadinya bencana, apalagi saat ini menjelang musim pancaroba biasanya sering terjadi angin puting beliung maupun gempa bumi. Semoga kegiatan ini membawa manfaat bagi anak-anak untuk paling tidak bisa menyelamatkan diri ketika terjadi bencana,” ucapnya.

 

Danton I Satuan Setingkat Kompi (SSK) Satgas TMMD ke- 125 Kodim 0813 Bojonegoro Letda Cke Nur Alim, mengucapkan terima kasih dan apresiasi atas kolaborasi dalam kegiatan tersebut. Sosialisasi atau edukasi kebencanaan ini sangatlah penting dilakukan sejak dini. Kegiatan ini adalah salah satu wujud kepedulian bersama, agar memahami bagaimana cara mengatasi jika terjadi bencana.

 

“Edukasi ini untuk membangun kesadaran sejak dini tentang kebencanaan, sekaligus untuk meningkatkan kemampuan menyelamatkan diri dari risiko bencana, sehingga dengan langkah antisipasi dapat meminimalisir adanya korban jiwa,” pungkasnya.

 

Program TMMD ke- 125 di Desa Soko Kecamatan Temayang Kabupaten Bojonegoro berlangsung mulai dari tanggal 23 Juli hingga 21 Agustus 2025 mendatang, dengan tema ‘Dengan Semangat TMMD Mewujudkan Pemerataan Pembangunan dan Ketahanan Nasional di Wilayah’.

 

Program terpadu dan lintas tersebut mempunyai agenda kegiatan fisik dan non fisik. Sasaran fisik, diprioritaskan untuk membangun infrastruktur peningkatan sarana dan prasarana, serta fasilitas umum guna mempercepat pembangunan desa, yang mencakup pembengunan jalan beton, pembangunan pagar dan musholla sekolah, serta pembangunan sumur bor dan rehabilitasi check dam.

 

Sedangkan kegiatan non fisik ditujukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta menumbuhkan ekonomi kerakyatan dan semangat gotong royong dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

 

/Al

Turnamen Sepak Bola Antar Desa di warnai kericuhan,apa Sebabnya?

Bojonegoro, Batara.news – Turnamen sepak bola antar desa bertajuk AKD Cup 2025 di Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro, terpaksa dihentikan sementara setelah insiden kericuhan mewarnai laga antara tim Desa Karangdayu melawan tim tamu dari Desa Kalisari, Kamis sore (31/07/2025).

 

Pertandingan yang digelar di lapangan Desa Karangdayu ini berlangsung panas sejak awal. Berdasarkan informasi yang beredar di grup Facebook warga Baureno serta keterangan seorang warga berinisial R, ketegangan dipicu oleh dugaan ketidakdisiplinan wasit dan sikap panitia lokal yang dianggap kurang profesional.

 

Sejumlah penonton mengaku kecewa dengan beberapa keputusan wasit yang dinilai berat sebelah. Selain itu, papan skor sempat menampilkan hasil yang membingungkan, yakni 2-1 untuk Karangdayu, padahal informasi di lapangan menyebut Kalisari unggul lebih dulu.

 

Puncak kericuhan terjadi ketika seorang pemain Karangdayu bernomor punggung 22 diduga melakukan pemukulan terhadap seorang pendukung tim Kalisari. Rekaman kejadian itu tersebar luas di media sosial dan menuai reaksi dari berbagai pihak. Bahkan, beberapa panitia pertandingan disebut-sebut turut terlibat dalam aksi yang memperkeruh suasana.

 

Namun begitu, belum ada keterangan resmi dari pihak panitia atau tim Karangdayu terkait insiden tersebut. Sejumlah warga lainnya menyebut bahwa situasi sudah mulai terkendali dan pihak keamanan serta tokoh masyarakat setempat turut turun tangan untuk meredam ketegangan.

 

Saat dikonfirmasi kebenaran kericuhan tersebut, Camat Baureno menyatakan bahwa kondisi sudah terkendali. “𝒊𝒏𝒔𝒚𝒂’𝑨𝑳𝑳𝑨𝑯 aman terkendali mas.”

 

/Al

Valentine mengenaskan: Mahfud Saputra jadi Korban Pengeroyokan di Blora, alami Gangguan Ingatan dan Sebelah Tubuh

Bojonegoro, Batara.news|| Mahfud Saputra (23), seorang pemuda asal Dusun Alas Tuwo, Banjarejo, Kecamatan Padangan, Kabupaten Bojonegoro, menjadi korban pengeroyokan brutal pada Jumat dini hari, 14 Februari 2025,bertepatan malam valentine di Desa Biting, Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

 

 

Peristiwa mengenaskan ini menyebabkan Mahfud menjadi korban pengeroyokan dan mengalami cedera serius di kepala, gangguan penglihatan pada mata kiri, serta gangguan memori dan fungsi tubuh.

 

Menurut sang ayah, Akhmad Soesilo, kondisi Mahfud kini sangat memprihatinkan. Ia menyebut putranya sudah tidak seperti dulu lagi.jum’at(1/08/2025)

 

“Sekarang seperti anak SD. Tidur harus ditemani, pundaknya tidak seimbang, tangan kirinya belum normal dan sering bergerak sendiri. Kadang juga mengeluh nyeri terus-menerus, dan mata sebelah kiri pun tidak normal, tidak bisa melihat kesamping,” ujarnya dengan mata sembab.

 

Dokter menyatakan Mahfud kehilangan sekitar 33 persen fungsi ingatan, dan belum ada jaminan bisa pulih kembali.

 

“Kami hanya bisa pasrah pada Allah,” tambah Soesilo.

 

Selain itu, Mahfud sempat koma selama sepekan dan dirawat intensif di ICU. Kondisinya saat itu dinilai kritis dengan peluang hidup hanya 20 persen.

 

“Waktu itu dokter bilang kemungkinan hidupnya cuma 20 persen. Saya benar-benar syok,” kenang Soesilo.

 

Akibat luka patah rahang dan hidung, Mahfud juga harus makan melalui selang dari hidung selama lebih dari sebulan, menggunakan cairan susu yang disuntikkan setiap hari.

 

Keluarga Mahfud harus menanggung sendiri biaya pengobatan yang hingga kini hampir mencapai Rp100 juta, karena kasusnya tergolong pidana dan tidak ditanggung BPJS.

 

“Biaya rumah sakit saja Rp 75 juta. Itu belum termasuk terapi dan kontrol. Kami jual motor dan perabotan rumah untuk biayai pengobatan. Sekarang motor pun tidak punya,” jelasnya.

 

Untuk mencukupi kebutuhan harian, kini mereka hanya mengandalkan pendapatan dari jualan nasi pecel sang istri.

 

“Saya dulu kerja ikut instalasi listrik, tapi sekarang kantornya tutup. Jadi hanya mengandalkan dagangan istri,” ungkap Soesilo.

 

Sebelum kejadian, Mahfud bekerja sebagai kurir ekspedisi, dan bisa membantu memenuhi kebutuhan rumah tangga.

 

“Minimal dia bisa mencukupi kebutuhannya sendiri. Tapi sekarang, kemarin saya ajak ke toko sebelah saja tidak bisa pulang. Katanya bingung, gak tahu arah jalan,” tutur sang ayah.

 

Hingga kini, keluarga belum mengetahui motif pasti di balik pengeroyokan itu. Mereka hanya menduga ada keterlibatan orang dekat.

 

“Entah pacarnya atau teman dekatnya. Yang jelas sering ke sini. Tapi kok bisa sampai seperti ini?” ungkapnya.

 

Soesilo juga mengungkapkan bahwa pada hari kejadian, Mahfud membawa uang setoran perusahaan sekitar Rp 7 juta. Namun setelah insiden, uang yang tersisa di tasnya hanya sekitar Rp 2 juta.

 

“Saya tahu dia bawa uang setoran. Tapi setelah kejadian, uangnya berkurang sekitar Rp 5 juta,” katanya.

 

Kasus ini kini bergulir di Pengadilan Negeri Blora, dengan Nomor Perkara: 49/Pid.B/2025/PN.Bla. Sidang pada Selasa (29/7/2025) lalu mengagendakan pembacaan pledoi dari para terdakwa.

 

Dari hasil penyelidikan dan Laporan Polisi Nomor: LP/B/2/II/2025/SPKT/POLSEK SAMBONG/POLRES BLORA/POLDA JATENG, tujuh pelaku telah ditetapkan sebagai tersangka. Dugaan sementara, Mahfud menjadi korban pengeroyokan akibat salah identitas, hingga diserang secara massal oleh orang-orang tak dikenal.

 

(Red)

Satgas TMMD 125 Bojonegoro Tanamkan Disiplin dan Nasionalisme Pelajar Lewat Wasbang dan PBB

Bojonegoro, Batara.news || Kehadiran ratusan personel TNI dari matra Darat, Laut, dan Udara yang tergabung dalam Satgas TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-125 Kodim 0813 Bojonegoro di Desa Soko, Kecamatan Temayang, membawa dampak positif tidak hanya dalam pembangunan fisik, namun juga pada pembentukan karakter generasi muda.

 

Rabu (30/7/2025), anggota Satgas TMMD memberikan pembinaan Wawasan Kebangsaan (Wasbang) dan pelatihan dasar baris-berbaris (PBB) kepada siswa-siswi SMP Negeri Satu Atap Desa Soko. Kegiatan ini merupakan bagian dari sasaran non-fisik TMMD yang bertujuan menanamkan kedisiplinan, semangat nasionalisme, serta membentuk karakter pelajar sejak dini.

 

Komandan Peleton 1 Satuan Setingkat Kompi (SSK) Satgas TMMD 125, Letda Cke Nur Alim, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk pengabdian TNI kepada masyarakat, khususnya generasi muda.

 

“Pelatihan PBB dan pembekalan Wasbang adalah cara efektif untuk menanamkan nilai kedisiplinan, tanggung jawab, serta rasa cinta tanah air sejak dini. Harapannya, nilai-nilai ini dapat mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.

 

Sementara itu, salah satu instruktur pelatihan PBB, Pratu Marselinus Sanbein, menambahkan bahwa para pelajar diberikan pelatihan gerakan dasar seperti sikap sempurna, istirahat, penghormatan, hingga langkah tegap dan perintah-perintah dasar baris-berbaris lainnya.

 

“Kami ingin mereka memahami pentingnya kerja sama, disiplin, dan kekompakan. Ini bagian dari pembentukan mental dan karakter,” jelasnya.

 

 

Dari pantauan di lapangan, para siswa terlihat antusias mengikuti setiap instruksi. Salah satunya, Hesti Nuraida, siswi kelas VII-A, mengaku senang dan terinspirasi.

 

“Latihannya seru dan membuat kami lebih kompak. Kami juga senang bertemu dan belajar langsung dari bapak-bapak TNI,” ucapnya dengan semangat.

 

Selain membina pelajar, TMMD ke-125 juga melaksanakan berbagai pembangunan fisik di Desa Soko, seperti pengecoran jalan, rehabilitasi check dam, pembangunan pagar dan musholla sekolah, pembuatan sumur bor, hingga peningkatan kualitas Rumah Tinggal Layak Huni (Rutilahu).

 

Sasaran non-fisik TMMD lainnya meliputi edukasi tentang hukum, keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas), bahaya narkoba, serta peningkatan kesadaran berbangsa dan bernegara. Seluruh kegiatan ini ditujukan untuk memperkuat semangat gotong royong dan mewujudkan kemanunggalan TNI dan rakyat secara nyata.

 

 

 

/Ali

 

 

Tingkatkan Keselamatan Malam Hari, DPKPCK Bojonegoro Tambah 2.400 Titik PJU

Bojonegoro, Batara.news – Guna meningkatkan kenyamanan dan keselamatan masyarakat saat malam hari, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro melalui Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Cipta Karya (DPKPCK) terus memperluas jaringan Penerangan Jalan Umum (PJU) di seluruh wilayah.

 

Pada tahun 2025 ini, DPKPCK menargetkan pemasangan sekitar 2.400 titik lampu baru yang akan tersebar di 28 kecamatan se-Kabupaten Bojonegoro. Hal tersebut disampaikan oleh Sarifuddin, Kepala Bidang PJU dan Pemeliharaan Sarana Prasarana DPKPCK, Rabu (30/07/2025).

 

“PJU-nya sekitar 2.400 titik yang akan dipasang, tersebar di 28 kecamatan,” jelas Sarifuddin.

 

Ruang lingkup pemasangan tidak hanya terbatas pada jalan-jalan utama milik kabupaten, tetapi juga mencakup wilayah dengan penerangan minim seperti jembatan, trotoar, dan area pedestrian di sekitar kantor kecamatan.

 

“Terdiri dari lampu pedestrian kantor kecamatan, jembatan, trotoar, dan jalan milik Pemkab. Semua akan kami upayakan tersebar secara merata,” tambahnya.

 

Sarifuddin menegaskan bahwa proyek ini merupakan bagian dari program penguatan infrastruktur pelayanan dasar, yang ditargetkan rampung secara bertahap hingga akhir tahun 2025. Keberadaan PJU diyakini tidak hanya memperlancar aktivitas malam hari, namun juga dapat menekan risiko kecelakaan lalu lintas dan tindak kriminalitas.

 

Selain itu, proses pemasangan akan diikuti dengan pemeliharaan rutin dan terbuka terhadap partisipasi masyarakat melalui laporan langsung apabila ditemukan kerusakan atau gangguan teknis.

 

Dengan komitmen ini, Pemkab Bojonegoro berharap sistem penerangan jalan dapat menjadi salah satu fondasi penting dalam menciptakan ruang publik yang aman, nyaman, dan berkelanjutan bagi seluruh warga.

 

/Al

 

 

DPRD Bojonegoro Dorong Disbudpar Angkat Budaya Lokal sebagai Motor Ekonomi

Bojonegoro, Batara.news – Komisi B DPRD Kabupaten Bojonegoro mendorong Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) agar lebih progresif dalam mengembangkan potensi budaya lokal dan sektor pariwisata. Dorongan itu disampaikan dalam rapat pembahasan rancangan Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (P-APBD) Tahun 2025 yang digelar di ruang rapat Komisi B, Rabu (16/7/2025).

 

Ketua Komisi B, Lasuri, SH, menegaskan bahwa sektor budaya dan pariwisata tidak boleh dipandang sebelah mata karena memiliki potensi besar sebagai penggerak ekonomi daerah.

 

“Kami mendorong Disbudpar untuk terus berinovasi. Budaya lokal Bojonegoro sangat kaya dan layak diangkat ke tingkat yang lebih luas. Ini bukan hanya soal seni dan seremonial, tapi juga tentang dampak ekonomi, pemberdayaan UMKM, dan pembukaan lapangan kerja,” ujarnya.

 

Senada dengan itu, Kepala Disbudpar Bojonegoro, Welly Fitrama, S.STP., MM., mengungkapkan bahwa pihaknya telah menyiapkan sejumlah program strategis yang fokus pada pelestarian budaya serta pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis kearifan lokal.

 

“Semua program yang kami rancang berpihak pada masyarakat. Kami ingin budaya lokal tidak hanya hidup kembali, tapi juga menjadi identitas dan kebanggaan Bojonegoro,” ujarnya.

 

Welly mencontohkan pelestarian tradisi Nyadran yang masih dijaga eksistensinya hingga kini. Selain itu, sepanjang tahun 2025, Disbudpar akan menggelar berbagai festival budaya dan event ekonomi kreatif (ekraf) sebagai ruang promosi dan pengembangan pelaku seni serta UMKM lokal.

 

Salah satu upaya konkret yang telah dilakukan yakni pagelaran Tari Kayangan Api dalam pembukaan Hari Koperasi tingkat Provinsi Jawa Timur yang dipusatkan di Bojonegoro. Tarian ini tidak hanya menjadi atraksi seni, tetapi juga wadah promosi bagi UMKM lokal.

 

“Event semacam ini harus terus digalakkan karena menyentuh dua sisi sekaligus: pelestarian budaya dan penguatan ekonomi masyarakat,” tambah Welly.

 

Sinergi antara legislatif dan eksekutif ini menjadi bukti bahwa penguatan budaya dan sektor pariwisata Bojonegoro tengah diakselerasi untuk menjadi pilar pembangunan dan kesejahteraan masyarakat secara nyata.

 

/Ali

 

Ketua Pokdarkamtibmas Rembang, Rachmad Hidayat Uncapkan Selamat Hari Jadi Rembang Ke-284 ‎

‎Rembang, Batara.News-Ketua Kelompok Sadar Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Pokdarkamtibmas) Kabupaten Rembang, Rachmad Hidayat, turut memberikan ucapan selamat dalam rangka peringatan Hari Jadi Kabupaten Rembang yang ke-284, mingguu (27/7/25).

‎Dalam keterangannya, Rachmad Hidayat menyampaikan rasa bangga atas sejarah panjang dan kemajuan yang telah dicapai oleh Kabupaten Rembang. Ia juga mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk terus menjaga semangat kebersamaan dan keamanan sebagai fondasi dalam membangun daerah yang lebih baik.

‎”Atas nama pribadi dan keluarga besar Pokdarkamtibmas Kabupaten Rembang, saya mengucapkan selamat Hari Jadi Kabupaten Rembang yang ke-284. Semoga Rembang semakin jaya, aman, dan masyarakatnya sejahtera,” ujar Rachmad.

‎Ia menambahkan, momentum hari jadi ini merupakan saat yang tepat untuk merefleksikan perjuangan para pendahulu serta memperkuat sinergi antara masyarakat, aparat keamanan, dan pemerintah daerah demi terciptanya suasana kondusif di wilayah Rembang.

‎”Pokdarkamtibmas berkomitmen terus menjadi mitra strategis Polri dalam menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat. Kami siap bersinergi demi Rembang yang damai dan harmonis,” tegasnya.

 

/Mul

Skandal Dugaan Garong Uang Rakyat di Balik Program PTSL di Desa Wedi, Siapa Yang Terlibat

Bojonegoro,-Batara.news||Skandal dugaan pungutan liar (pungli) dalam Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) di Desa Wedi Kecamatan Kapas Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, patut menjadi perhatian serius aparat penegak hukum.

 

Pasalnya

Program PTSL yang bertujuan memberikan kepastian hukum atas sertifikat tanah secara gratis kepada masyarakat, justru menjadi ajang pungutan berdalih kesepakatan yang dibebankan kepada para pemohon.Sabtu(26/07/2025)

 

Dugaan Penyimpangan

Biaya mengurus sertifikat tanah di Desa Wedi mencapai Rp 500.000,- melebihi batasan biaya yang diatur dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri.

 

Ketua Panitia PTSL Desa Wedi

Deni Isna Syahada selaku Ketua Pokmas,saat di wawancara awak media, pihaknya mengakui biaya Rp 500.000,- yang tidak sesuai dengan regulasi pemerintah,

Panitia PTSL melakukan pengumpulan data yuridis dan biaya sendiri, sementara BPN hanya memberikan Alat Tulis Kantor (ATK)

 

 

“Yang benar 500 ribu,iya 500 Ribu, sudah ada surat perjanjian dari pemohon” terang nya.

 

Pertanyaannya

Kemana sisa anggaran yang dikumpulkan dari masyarakat Desa Wedi sebesar Rp 848.750.000,-?

Apakah ada transparansi dan akuntabilitas dalam penggunaan anggaran PTSL di Desa Wedi

 

Di ketahui

Dalam catatan Redaksi jumlah pemohon 1.525 bidang gelombang pertama,dan gelombang kedua 900 lebih di kali 500 ribu, total 1.212.500.000,-

 

Akumulasi anggaran

Rp.1.212.500.000 – Rp 363.750.000 (red: dari harga Rp.150,000× 2,425 pemohon) = Rp.848.750.000,- Rupiah.

 

 

Sementara Basuki pihak BPN saat di konfirmasi mengatakan,”

Program PTSL Desa Wedi Tahun ini merupakan kelanjutan PTSL Tahun 2024, terkait biaya di konfirmasi kepada Pokmas dan Panitia Desa Wedi aja.,”ungkapnya

 

 

Di singgung biaya Puldadis dan tidak adanya sosialisasi pada gelombang kedua di desa Wedi hingga berita di tayangkan Basuki tidak memberikan keterangan lebih lanjut.

 

Ada apa di balik diamnya petugas BPN dengan pengakuan pungutan ketua Pokmas tersebut.

Siapa yang terlibat di balik program ptsl tersebut.

 

Aparat penegak hukum perlu menyikapi serius dugaan pungli dalam program PTSL di Bojonegoro

,Masyarakat berhak mendapatkan informasi mengenai penggunaan anggaran PTSL dan manfaat yang diperoleh.

 

(Al)

Tidak Ada Lagi Postingan yang Tersedia.

Tidak ada lagi halaman untuk dimuat.