Banyumas – Untuk menjaga kebugaran tubuh dan melatih kemampuan fisiknya, prajurit Wijayakusuma Korem 071/Wijayakusuma usai melaksanakan Upacara Bendera lakukan senam senjata, Senin (10/10/2022) di Makorem 071/Wijayakusuma Sokaraja, Banyumas.
Senam senjata yang terdiri dari sepuluh gerakan ini, merupakan bagian dari senam militer untuk membentuk postur prajurit ideal, memperkuat fisik dan mental serta kesehatan jasmani.
Sebelum senam senjata dilaksanakan, diawali senam peregangan untuk melenturkan jaringan organ tubuh, dilanjutkan dengan senam senjata yang dipimpin Bintara Jasmani (Bajas) Korem 071/Wijayakusuma.
Kajasrem 071/Wijayakusuma Kapten Inf Supriyadi mengatakan, senam senjata sebagai sarana untuk meningkatkan serta memacu semangat prajurit di dalam melaksanakan pembinaan fisik serta menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh di masa Pandemi Covid-19.
“Selain itu, senam senjata juga melatih kebersamaan prajurit, sehingga dapat membentuk kekompakan dan jiwa korsa yang solid. Diharapkan dengan senam senjata ini dapat meningkatkan serta memelihara dan memperkuat kemampuan fisik para prajurit dihadapkan dengan beban tugas kedepan yang semakin kompleks”, terangnya.
Sementara itu, Danrem 071/Wijayakusuma Kolonel Inf Yudha Airlangga, S.E., mengatakan kegiatan yang dilaksanakan ini merupakan program satuan Korem 071/Wijayakusuma dalam rangka pembinaan fisik prajurit Wijayakusuma.
Dikatakan, pembinaan fisik prajurit Wijayakusuma dilaksanakan terprogram oleh Korem 071/Wijayakusuma setiap harinya baik yang dilaksanakan perorangan melalui olahraga mandiri maupun kelompok. Dengan tujuan, untuk melatih kemampuan fisik dan menjaga kesehatan prajurit dan PNS nya, sebagai sarana untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok satuan.
Pati,Batara.news | kepala Desa Winong tak pernah tahu pelaksanaan pekerjaan di Desanya meskipun ia sebagai penanggung jawab atas Dana Desa yang terpakai untuk pembangunan Desanya.
Berhembus kabar banyaknya Masyarakat Desa Winong Kecamatan Winong keluhkan Dana Desa yang di pakai untuk untuk pengaspalan di Dukuh Pecangaan yang di duga hanya asal-asalan dan hanya di pakai alat penyunatan anggaran saja.
Pekerjaan pengaspalan jalan Desa Winong dukuh Pecangaan, yang di anggarkan dari Dana Desa Senilai 157,688,400 tahun anggaran 2022, Rw. 03 di kerjakan swakelola dengan panjang 300m Lebar 2,50m, kepala Desa Winong hanya tau saat menganggarkan dana Desa yang akan di peruntukan pekerjaan saja selepas itu tidak pernah di beritahu seperti apa pelaksanaanya.
Papan proyek pengaspalan di Dukuh Pecangaan Winong
” Setelah uang saya kasih sama Bendahara saya ya,, itu saja, pelaksanaanya bagaimana saya juga gak tahu gak pernah di kasih tahu lagi,” ujar Ujok Budiyanto kepala Desa Winong saat di konfirmasi di kantornya 10/10/2022.
Sementara Kades merasa tidak mengetahui dan meminta bantuan kepada Sekdes Winong untuk menjelaskannya kepada wartawan melalui saluran telefon, ” Wes go nggi,,, angger disangoni repot iku ngko malah,” ucap Sekdes Winong memakai bahasa daerah.
Sampai berita ini di terbitkan masih belum di ketahui siap yang berperan penuh dalam pelaksanaan Pengaspalan di Desa Winong dukuh Pecangaan, dengan adanya dugaan pekerjaan yang tak sesuai Spek, secara otomatis terjadi adanya dugaan sebagian dana yang dianggarkan untuk pekerjaan tersebut ada oknum yang mengutuknya.
Pati, Batara.news | Meriahnya Acara Haul Mbah Brojo Musti Singo Barong, Acara ini berada di Desa Dukuhseti, tahun lalu sempat vakum adanya Pandemi Covid-19, kini kembali di meriahkan oleh masyarakat Dukuhseti.
Acara tersebut sudah menjadi tradisi Agenda tahunan yang rutin, yang digelar di Desa/Kecamatan Dukuhseti, Pati tersebut cukup menyita perhatian ribuan pasang mata. Mengingat, warga setempat sudah rindu akan kemeriahan pagelaran akbar tersebut.
Tampil sebagai pelopor Ahmad Rifa’i, Kades Dukuhseti yang memimpin gelar budaya tersebut menerangkan, peserta karnaval mencapai 24 kelompok peserta, yang terdiri dari ribuan warga setempat.
Karnaval haul Mbah singo barong di desa Dukuhseti
“Ini adalah bentuk syukur warga kami. Tadi sebanyak 24 peserta menampilkan grup marching band maupun tongtek. Jumlah ini sudah dibatasi, karena karnaval ini baru saja dimulai pasca pandemi. Apabila tidak dibatasi, dikhawatirkan peserta membludak dan akan memakan waktu cukup lama,” terangnya, Minggu (09/10/2022).
Ribuan warga tampak tumpah ruah memenuhi jalan sepanjang Desa Dukuhseti. Bahkan, jalan raya Tayu-Puncel itupun tak terhindar dari kemacetan karena meriahnya gelar budaya itu.
“Dan ini akan menjadi bahan evaluasi untuk penyelenggaraan karnaval tahun depan. Karena rutenya yang lurus dan banyaknya peserta mengakibatkan peserta susah melintas saat bersimpangan. Sehingga tadi mengakibatkan agak macet,” sebut Rifa’i.
Dalam karnaval tersebut, Ahmad Rifa’i menjelaskan bahwa para peserta menempuh jarak kurang lebih sejauh 3 kilometer. Peserta menempuh rute dengan berjalan kaki sepanjang jalan raya Tayu-Puncel.
Kendati demikian, dirinya sangat bersyukur acara pagelaran yang meriah tersebut bisa kembali diselenggarakan dalam suasana kondusif. Pihaknya bersyukur karnaval tahunan ini berjalan aman dan bisa mengobati kerinduan masyarakat.
Untuk diketahui, acara Haul Mbah Brojoseti Singo Barong dilaksanakan setiap tanggal 13 Maulid. Dalam cerita sejarah, Mbah Brojo Seti Singo Barong pada awal abad ke-18 merupakan penyebar agama Islam di wilayah Pati Utara sekaligus pendiri Desa/Kecamatan Dukuhseti. Beliau adalah murid dari KH Ahmad Mutamakin Kajen waliyullah yang masyur di Nusantara.
Pati– Batara.news| warga Sukolilo Rayakan hari besar Maulid Nabi Muhammad SAW dengan acara perayaan Meron, Acara meriah ini sudah menjadi budaya tersendiri oleh warga Sukolilo dalam memeriahkanya setahun sekali bertepatan dengan bulan Maulid. (9/10/2022).
Purwito, Panitia grebek Meron menjelaskan asalmu asalnya ada tradisi Meronan di Sukolilo, ” ya jadi begini asal usul grebek Meron yang saat ini sudah menjadi tradisi budaya warga Sukolilo,” terang Purwito untuk menjelaskan asal usul grebek Meronan.
Menurutnya Konon, budaya meron tersebut mengikuti tradisi grebeg Sekaten, yang dilakukan oleh Keraton Surakarta dan Keraton Yogjakarta. namun tradisi meron memiliki corak khasnya tersendiri, yakni selain sebagai bentuk rasa syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW, tradisi ini juga menjadi wahana hiburan tersendiri bagi masyarakat sekitar.
Meriahnya Acara Grebeg Meron di Sukolilo Pati
Selain itu, tujuan diselenggarakannya tradisi meron ini tidak lain sebagai wujud syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat karunia dan rizki kepada masyarakat Sukolilo khususnya, Sekaligus sebagai bentuk promosi pariwisata bagi masyarakat Sukolilo, Pati.
Adapun Makna Meron memiliki arti gunungan, Sedangkan dalam bahasa Jawa kuno, meron berasal dari kata meron yang artinya perang, hal ini dikarenakan pada zaman dahulu meron diadakan saat situasi perang, Selain itu, ada juga yang menyebutnya dengan merhon atau diartikan “emper” (serambi). Karena sebelum diarak, meron dipajang terlebih dahulu di emper rumah kediaman pemiliknya, dari semua perangkat desa Desa Sukolililo,
Sedangkan menurut empunya, pengertian meron diambil dari bahasa Kawi “meru” yang berarti gunungan. Lalu meron dari bahasa Jawa kuno “meron” berarti mengamuk, artinya tradisi ini memperingati peristiwa perang Mataram-Pati.
Istilah meron juga disebut berasal daro bahasa Arab “Mi’roj”, artinya meninggi (gunungan yang meninggi). Kemudian meron dari Kereta Basa “Me-ron”, “Rame Tiron-tiron”.
Biasanya acara meron yang ada di Kecamatan Sukolilo Pati tidak hanya diisi dengan pagelaran kirab. Ada juga peringatan kematian atau haul Pendowo Limo (sebutan pendiri Desa Sukolilo). sehingga banyak persiapan yang perlu dilakukan.
Dalam menyiapkan pembuatan meron ini setidaknya memakan waktu sekitar 36 hari yang meliputi proses pembuatan ancak, mustaka, dan umbul-umbul. Adapun seminggu sebelum perayaan, hiasan berupa ayam jago dan mushalla (tergantung mana yang dibuat menurut adat) baru akan dibuat. Sedangkan pada malam tirakatan, akan dibuat aksesoris meron berupa kertas, umbul-umbul, janur, dan sebagainya di siang hari.
Lalu pada waktu maghrib, dilangsungkannya arak-arakan Barongan, Barongsai, Naga Liong, atau sekedar mengarak boneka besar dengan iringan musik dangdut.
Dalam pengertiannya sejarah Meron Tradisi meron diperkirakan ada sejak awal abad ke-17 pasca pasukan Mataram menyerang Kabupaten Pati. Kala itu pasukan yang dipimpin Kanjeng Raden Tumenggung Cinde Among, Kanjeng Tumenggung Raja Meladi, Kanjeng Raden Tumenggung Candang Lawe, dan Kanjeng Raden Tumenggung Samirono gagal mengalahkan Adipati Pragola I. Sehingga pasukan ini melakukan perjalanan pulang dari Pati ke Mataram.
Saat itu pasukan tersebut melewati Desa Sukolilo, kampung halaman seorang Juru Srati gajah Kerajaan Mataram bernama Raden Ngabei Suro Kadam. Ketika perang Mataram dan Pati berlangsung, Suro Kadam ditugasi Panembahan Senapati sebagai Juru Telik Sandi.
Pasukan Mataram lalu memilih menetap di Desa Sukolilo setelah meninggalnya Adipati Pragolo I tahun 1600 M. Pasukan ini bermaksud berjaga-jaga apabila nantinya Pati melakukan serangan balik terhadap Mataram.
Pada masa itu pemerintahan Sukolilo masih berbentuk Kademangan dibawah kekuasaan Adipati Pragola I yang dipegang Suro Kerto, adiknya Raden Ngabei Suro Kadam. Orang inilah yang memberikan izin pasukan Mataram untuk menetap di Sukolilo hingga masa Kanjeng Raden Tumenggung Cinde Among Wafat di sana.
Rupanya menetapnya pasukan Mataram di Sukolilo itu bertepatan dengan bulan Maulid. Sedangkan pada tanggal 12 Maulid tahun Saka, di keratin Mataram tengah melaksanakan prosesi Sekaten. Mengingat pasukan Mataram yang masih trah dari Kusuma keratin sana, merasa harus melakukan tradisi Sekaten meski di daerah orang. Akhirnya pihak dalem keraton Mataram yang dipegang oleh Raja Hanyakrawati mengijinkan perayaan serupa Sekatenan meskipun pelaksanaan dilakukan sehari setelah Sekatenan.
Meski hampir memiliki kesamaan, prosesi meron ini memiliki perbedaan yang khas dari prosesi Sekatenan. Pada tradisi Meron, menggunakan nasi karak (nasi sisa yang dikeringkan) dan dibuat memanjang seperti pita disatukan dengan tali. Kemudian rencek atau nasi karak ini disusun meninggi seperti gunungan.
Sedangakan Tradisi Meron Selalu diperingati Setiap bulan Maulid Nabi muhammad SAW,Agar nantinya Desa Sulolilo tetap Tidak ada damak buruk atau bencana alam yang di inginkan oleh warga Sukolilo, ringkas cerita asal-usul grebeg Meron oleh Purwito panitia penyelenggara Meron.
Pati– Batara.news| warga Sukolilo Rayakan hari besar Maulid Nabi Muhammad SAW dengan acara perayaan Meron, Acara meriah ini sudah menjadi budaya tersendiri oleh warga Sukolilo dalam memeriahkanya setahun sekali bertepatan dengan bulan Maulid. (9/10/2022).
Purwito, Panitia grebek Meron menjelaskan asalmu asalnya ada tradisi Meronan di Sukolilo, ” ya jadi begini asal usul grebek Meron yang saat ini sudah menjadi tradisi budaya warga Sukolilo,” terang Purwito untuk menjelaskan asal usul grebek Meronan.
Menurutnya Konon, budaya meron tersebut mengikuti tradisi grebeg Sekaten, yang dilakukan oleh Keraton Surakarta dan Keraton Yogjakarta. namun tradisi meron memiliki corak khasnya tersendiri, yakni selain sebagai bentuk rasa syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW, tradisi ini juga menjadi wahana hiburan tersendiri bagi masyarakat sekitar.
Meriahnya Acara Grebeg Meron di Sukolilo Pati
Selain itu, tujuan diselenggarakannya tradisi meron ini tidak lain sebagai wujud syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat karunia dan rizki kepada masyarakat Sukolilo khususnya, Sekaligus sebagai bentuk promosi pariwisata bagi masyarakat Sukolilo, Pati.
Adapun Makna Meron memiliki arti gunungan, Sedangkan dalam bahasa Jawa kuno, meron berasal dari kata meron yang artinya perang, hal ini dikarenakan pada zaman dahulu meron diadakan saat situasi perang, Selain itu, ada juga yang menyebutnya dengan merhon atau diartikan “emper” (serambi). Karena sebelum diarak, meron dipajang terlebih dahulu di emper rumah kediaman pemiliknya, dari semua perangkat desa Desa Sukolililo,
Sedangkan menurut empunya, pengertian meron diambil dari bahasa Kawi “meru” yang berarti gunungan. Lalu meron dari bahasa Jawa kuno “meron” berarti mengamuk, artinya tradisi ini memperingati peristiwa perang Mataram-Pati.
Istilah meron juga disebut berasal daro bahasa Arab “Mi’roj”, artinya meninggi (gunungan yang meninggi). Kemudian meron dari Kereta Basa “Me-ron”, “Rame Tiron-tiron”.
Biasanya acara meron yang ada di Kecamatan Sukolilo Pati tidak hanya diisi dengan pagelaran kirab. Ada juga peringatan kematian atau haul Pendowo Limo (sebutan pendiri Desa Sukolilo). sehingga banyak persiapan yang perlu dilakukan.
Dalam menyiapkan pembuatan meron ini setidaknya memakan waktu sekitar 36 hari yang meliputi proses pembuatan ancak, mustaka, dan umbul-umbul. Adapun seminggu sebelum perayaan, hiasan berupa ayam jago dan mushalla (tergantung mana yang dibuat menurut adat) baru akan dibuat. Sedangkan pada malam tirakatan, akan dibuat aksesoris meron berupa kertas, umbul-umbul, janur, dan sebagainya di siang hari.
Lalu pada waktu maghrib, dilangsungkannya arak-arakan Barongan, Barongsai, Naga Liong, atau sekedar mengarak boneka besar dengan iringan musik dangdut.
Dalam pengertiannya sejarah Meron Tradisi meron diperkirakan ada sejak awal abad ke-17 pasca pasukan Mataram menyerang Kabupaten Pati. Kala itu pasukan yang dipimpin Kanjeng Raden Tumenggung Cinde Among, Kanjeng Tumenggung Raja Meladi, Kanjeng Raden Tumenggung Candang Lawe, dan Kanjeng Raden Tumenggung Samirono gagal mengalahkan Adipati Pragola I. Sehingga pasukan ini melakukan perjalanan pulang dari Pati ke Mataram.
Saat itu pasukan tersebut melewati Desa Sukolilo, kampung halaman seorang Juru Srati gajah Kerajaan Mataram bernama Raden Ngabei Suro Kadam. Ketika perang Mataram dan Pati berlangsung, Suro Kadam ditugasi Panembahan Senapati sebagai Juru Telik Sandi.
Pasukan Mataram lalu memilih menetap di Desa Sukolilo setelah meninggalnya Adipati Pragolo I tahun 1600 M. Pasukan ini bermaksud berjaga-jaga apabila nantinya Pati melakukan serangan balik terhadap Mataram.
Pada masa itu pemerintahan Sukolilo masih berbentuk Kademangan dibawah kekuasaan Adipati Pragola I yang dipegang Suro Kerto, adiknya Raden Ngabei Suro Kadam. Orang inilah yang memberikan izin pasukan Mataram untuk menetap di Sukolilo hingga masa Kanjeng Raden Tumenggung Cinde Among Wafat di sana.
Rupanya menetapnya pasukan Mataram di Sukolilo itu bertepatan dengan bulan Maulid. Sedangkan pada tanggal 12 Maulid tahun Saka, di keratin Mataram tengah melaksanakan prosesi Sekaten. Mengingat pasukan Mataram yang masih trah dari Kusuma keratin sana, merasa harus melakukan tradisi Sekaten meski di daerah orang. Akhirnya pihak dalem keraton Mataram yang dipegang oleh Raja Hanyakrawati mengijinkan perayaan serupa Sekatenan meskipun pelaksanaan dilakukan sehari setelah Sekatenan.
Meski hampir memiliki kesamaan, prosesi meron ini memiliki perbedaan yang khas dari prosesi Sekatenan. Pada tradisi Meron, menggunakan nasi karak (nasi sisa yang dikeringkan) dan dibuat memanjang seperti pita disatukan dengan tali. Kemudian rencek atau nasi karak ini disusun meninggi seperti gunungan.
Sedangakan Tradisi Meron Selalu diperingati Setiap bulan Maulid Nabi muhammad SAW,Agar nantinya Desa Sulolilo tetap Tidak ada damak buruk atau bencana alam yang di inginkan oleh warga Sukolilo, ringkas cerita asal-usul grebeg Meron oleh Purwito panitia penyelenggara Meron.
Rembang,Batara.News – Puncak peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 TNI yang bertema “ TNI Adalah Kita” yang digelar di Makodim 0720/Rembang, Minggu (9/10/2022).
Acara berlangsung dengan meriah dengan berbagai macam kegiatan yang meliputi senam bersama, jalan santai, Ngontel Sepeda tua bareng Forkopimda Rembang yang diikuti prajurit dan masyarakat, dan panggung prajurit.
Bupati Rembang Abdul Hafidz, S.Pd.I mengatakan bahwa Ia bersyukur atas perjuangan para pahlawan kemerdekaan khususnya para pahlawan Tentara Nasional Indonesia.
“Sehingga kita dapat menikmati dan menjaga serta mempertahankan kemerdekaan ini dengan kehidupan yang damai dan tentram,” tambahnya.
Forkopimda Rembang Ikut Memeriahkan Puncak HUT ke-77 TNI
Selain itu, HUT TNI ke- 77 tahun 2022 ini untuk mewujudkan kebersamaan kerjasama antara Pemerintah dengan TNI, Polri serta semua elemen masyarakat dalam bersinergi membangun bangsa dan negara.
“Selamat dan Dirgahayu TNI ke- 77 tahun 2022 semoga senantiasa tetap menjaga masyarakat, bangsa dan negara yang kita cintai ini,” pungkasnya.
Dandim 0720/Rembang Letkol Czi Parlindungan Simanjuntak,S.Sos. M.Si mengatakan sangat terimakasih kepada tamu undangan yang telah hadir dalam puncak acara HUT ke 77 TNI. Pada HUT ke 77 TNI dengan Tema “TNI adalah Kita” pihaknya tetap mengupayakan tugas pokok TNI dan membantu masyarakat.
“Pada usia yang ke 77 TNI kami Kodim 0720/Rembang sesuai dengan instruksi pimpinan Panglima TNI sebagaimana dalam melaksanakan tugas pokok, kami sebagai satuan teritorial senantiasa melaksanakan kegiatan yang membantu masyarakat sekitar,” ungkapnya.
Dandim mengharapkan kerja sama dan kolaborasi dengan Polri, Pemerintah daerah dan masyarakat dalam menjaga kedaulatan NKRI khususnya memajukan kabupaten Rembang (Pendim 0720/Rembang).
Rembang,Batara.News – Puncak peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 TNI yang bertema “ TNI Adalah Kita” yang digelar di Makodim 0720/Rembang, Minggu (9/10/2022).
Acara berlangsung dengan meriah dengan berbagai macam kegiatan yang meliputi senam bersama, jalan santai, Ngontel Sepeda tua bareng Forkopimda Rembang yang diikuti prajurit dan masyarakat, dan panggung prajurit.
Bupati Rembang Abdul Hafidz, S.Pd.I mengatakan bahwa Ia bersyukur atas perjuangan para pahlawan kemerdekaan khususnya para pahlawan Tentara Nasional Indonesia.
“Sehingga kita dapat menikmati dan menjaga serta mempertahankan kemerdekaan ini dengan kehidupan yang damai dan tentram,” tambahnya.
Forkopimda Rembang Ikut Memeriahkan Puncak HUT ke-77 TNI
Selain itu, HUT TNI ke- 77 tahun 2022 ini untuk mewujudkan kebersamaan kerjasama antara Pemerintah dengan TNI, Polri serta semua elemen masyarakat dalam bersinergi membangun bangsa dan negara.
“Selamat dan Dirgahayu TNI ke- 77 tahun 2022 semoga senantiasa tetap menjaga masyarakat, bangsa dan negara yang kita cintai ini,” pungkasnya.
Dandim 0720/Rembang Letkol Czi Parlindungan Simanjuntak,S.Sos. M.Si mengatakan sangat terimakasih kepada tamu undangan yang telah hadir dalam puncak acara HUT ke 77 TNI. Pada HUT ke 77 TNI dengan Tema “TNI adalah Kita” pihaknya tetap mengupayakan tugas pokok TNI dan membantu masyarakat.
“Pada usia yang ke 77 TNI kami Kodim 0720/Rembang sesuai dengan instruksi pimpinan Panglima TNI sebagaimana dalam melaksanakan tugas pokok, kami sebagai satuan teritorial senantiasa melaksanakan kegiatan yang membantu masyarakat sekitar,” ungkapnya.
Dandim mengharapkan kerja sama dan kolaborasi dengan Polri, Pemerintah daerah dan masyarakat dalam menjaga kedaulatan NKRI khususnya memajukan kabupaten Rembang (Pendim 0720/Rembang).
Cilacap – Peduli kemanusiaan khususnya bagi warga masyarakat terdampak bencana alam banjir di wilayah Kawunganten Cilacap, Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Koorcab Rem 071 PD IV/Diponegoro Ny. Natania Yudha Airlangga berikan bantuan kepada warga masyarakat yang terdampak bencana alam banjir.
Kepedulian Persit Koorcab Rem 071 tersebut, saat Ny. Natania Yudha Airlangga mendampingi Danrem 071/Wijayakusuma Kolonel Inf Yudha Airlangga, S.E , meninjau situasi dan kondisi terkini banjir di Desa Bojong dan Desa Jalijeruk Kecamatan Kawunganten Kabupaten Cilacap, Sabtu (8/10/2022).
Ny. Natania selain memberikan bantuannya, juga turut serta mendampingi Danrem 071/Wijayakusuma meninjau lokasi warga masyarakat yang terdampak banjir tersebut, dengan menggunakan LCR yang ditumpangi bersama Danrem, Bupati Cilacap, Kepala BPBD Cilacap, Kadinsos Cilacap, Dandim Cilacap dan Ketua Persit Cabang Cilacap.
Ketua Persit KCK Koorcab Rem 071 PD IV/Diponegoro berikan Bantuan Untuk Masyarakat Terdampak Banjir
Banjir yang melanda Kawunganten akibat adanya intensitas hujan yang tinggi yang terjadi Jumat hingga Sabtu dini hari ini, mengakibatkan meluapnya sungai sehingga mengakibatkan banjir dan menggenangi pemukiman warga serta akses jalan desa.
Hingga saat ini, kondisi luapan air masih menggenangi pemukiman dan akses jalan menuju Desa Bojong dan Desa Jalijeruk yang berjarak kurang lebih 10 Km dari pusat Kota Kecamatan Kawunganten Kabupaten Cilacap.
Ny. Natania mengatakan, kedatangannya ke lokasi banjir ini untuk mengetahui kondisi baik warga masyarakatnya maupun situasi lingkungan masyarakatnya akibat bencana banjir yang melanda. Selain itu, untuk memberikan bantuan baik makanan maupun perlengkapan yang dibutuhkan warga masyarakat baik pakaian maupun perlengkapan lainnya.
Terkait hal itu, Ny. Natania mengungkapkan, bantuan tersebut wujud kepedulian Persit Kartika Chandra Kirana Koorcab Rem 071 PD IV/Diponegoro akan kesulitan yang dialami masyarakatnya tersebut.
“Sebagai anggota Persit sudah sepatutnya kita dapat membantu apa yang dialami masyarakat kita, setitik bantuan semoga dapat bermanfaat untuk membantu kesulitan masyarakat”, pungkasnya.
Cilacap – Danrem 071/Wijayakusuma Kolonel Inf Yudha Airlangga, S.E., gerak cepat atasi banjir yang melanda masyarakat dengan mengecek dan meninjau situasi dan kondisi banjir di wilayah Kecamatan Kawunganten Kabupaten Cilacap, Sabtu (8/10/2022).
Pengecekan ke lokasi terdampak banjir didampingi Bupati Cilacap H.Tatto Suwarto beserta Dandim 0703/Cilacap Letkol Inf Andi Afandi, Ka BPBD Cilacap Drs.Wujonardi,M.M., Kadinsos Cilacap Arida Puji Astuti dan turut serta Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Koorcab Rem 071 PD IV/Diponegoro Ny. Natania Yudha Airlangga dan Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Cabang XVIII Dim 0703/Cilacap Ny.Ninda Andi Afandi.
Gerak Cepat, Danrem 071/Wijayakusuma Atasi Banjir Kawunganten Cilacap
Dengan menggunakan LCR dari BPBD Cilacap, Danrem 071/Wijayakusuma bersama Bupati Cilacap, Dandim Cilacap, Ka BPBD Cilacap, Kadinsos Cilacap dan Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Koorcab Rem 071 dan Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Cabang XVIII Dim 0703/Cilacap, mengecek dan meninjau secara langsung situasi dan kondisi masyarakat terdampak banjir di Desa Kalijeruk, Kecamatan Kawunganten Kabupaten Cilacap.
Puluhan warga masyarakat terdampak banjir akibat intensitas hujan yang tinggi dari siang kemarin Jumat (7/10/2022) hingga pagi hari Sabtu (80/10/2022) mengakibatkan sungai Jakadenda yang ada di desa tersebut meluap dan menggenangi pemukiman warga serta akses jalan masuk desa tergenang air setinggi kurang lebih 2 meter. Puluhan warga Desa Kalijeruk, Kecamatan Kawunganten, Kabupaten Cilacap mengungsi ke tetangga desa dengan menggunakan sarana yang ada sebelum bantuan baik dari Kodim Cilacap, Pemkab Cilacap dan BPBD Cilacap datang. Hingga ditinjaunya Danrem dan Bupati Cilacap, masih ada sekitar 27 kepala keluarga yang tidak mengungsi.
Tinjauannya ke lokasi terdampak banjir tersebut, selain melihat secara langsung situasi dan kondisi sebenarnya baik kondisi masyarakat, sarana prasarana dalam penanggulangan bencana dan logistiknya, Danrem 071/Wijayakusuma menyerahkan bantuan logistik kepada BPBD Camat Kawunganten serta menyerahkan bantuan logistik langsung kepada masyarakat di Desa Kalijeruk, Kecamatan Kawunganten, Kabupaten Cilacap yang belum mengungsi.
Danrem 071/Wijayakusuma Kolonel Inf Yudha Airlangga, S.E., dalam jumpa persnya mengatakan kedatangannya dilokasi banjir ini selain untuk mengecek secara langsung kondisi dan situasi masyarakat dan melihat sejauh mana penanganan bencana banjir ini, juga untuk membantu kesulitan masyarakatnya yang terdampak banjir.
Kami dari Korem 071 kemudian Kodim Cilacap, Polsek, Pemda, Bpbd, Tagana dan komunitas Jib yang akan mencapai wilayah yang cukup jauh dan terpelosok sehingga membutuhkan kendaraan khusus untuk membantu masyarakat. Kedatangan kami untuk melihat sejauh mana situasi dan kondisi khususnya masyarakatnya yang terdampak banjir, selain itu juga untuk mengetahui situasi dan kondisi terupdate saat ini dilapangan”, paparnya.
Dikatakan mantan Dansat-81/Gultor itu, sebagai bentuk dan wujud kepedulian terhadap masyarakat yang terdampak, Korem 071/Wijayakusuma memberikan bantuan berupa beras, sembako dan perlangkapan baju ganti anak-anak ataupun ibu-ibu. Bantuan tersebut, dengan berkolaberasi bersama Pemda Cilacap untuk membantu masyarakat sekitarnya.
Sementara itu, Bupati Cilacap H.Tatto Suwarto menyampaikan apresiasinya atas dilakukannya gerak cepat oleh Danrem 071/Wijayakusuma dalam penanganan dan penanggulangan bencana alam banjir tersebut.
“Terimakasih kepada Danrem 071/Wijatakusuma yang telah bergerak cepat dan sigap turun kelapangan”, ungkapnya.
“Cilacap merupakan mall nya bencana alam, banjir diwilayah Cilacap hampir terjadi setiap tahunnya. Maka mau tidak mau kita harus siap menghadapi hal ini. Tapi kali ini, lebih parah, karena adanya penebangan hutan yang tidak dibarengi dengan reboisasi atau penghijauan kembali”, tuturnya.
Bupati juga menghimbau Perhutani agar penebangan hutan harus dibarengi dengan penanaman pohon kembali agar tidak terjadi bencana banjir seperti saat ini”, terangnya.
Dikatakan Bupati, mitigasi bencana banjir ini dalam penanggulangannya akan melakukan perbantuan kepada masyarakatnya yang terdampak banjir dengan membantu masyarakat untuk mengungsi, selain itu bantuan logistik baik makanan maupun perlengkapan pakaian dan selimut, obat-obatan dan juga akan mendatangkan tenaga kesehatan serta dibuatkannya dapur umum.
Kadinsos Cilacap mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan tempat pengungsian dan 6 dapur umum bagi para warga masyarakat terdampak banjir. Dikatakan, untuk bantuan logistik sesuai kebutuhan yakni sekitar 2.500 orang yang mengungsi di wilayah Desa terdampak di Kecamatan Kawunganten ini, dan hingga saat ini warga yang mengungsi ditempatkan di balai desa Kawunganten Kidul dan di tempat Kades Kawunganten Lor bagi masyarakat Desa Kawunganten Lor.
Pekalongan – Persit Kartika Chandra Kirana sebagai bagian dari generasi muda bangsa yang nota bene sebagai istri prajurit TNI AD, guna menyemangati para generasi muda bangsa turut andil berpartisipasi dalam kirab merah putih yang diselenggarakan ulama, tokoh agama dan masyarakat Kota Pekalongan. Jumat (7/10/2022).
Kirab merah putih yang digelar tersebut merupakan inisiasi sendiri dari para ulama, tokoh agama dan masyarakat setempat sebagai sarana menggaungkan kembali semangat nasionalisme masyarakat Kota Pekalongan khususnya dan masyarakat bangsa Indonesia umumnya. Disamping itu, kirab merah putih tersebut juga sebagai wahana untuk mempererat dan memperkokoh persatuan dan kesatuan dalam bingkai NKRI serta untuk memperingati HUT TNI Ke-77.
Semangati Generasi Mudanya, Persit KCK Koorcab Rem 071 PD IV/Diponegoro Turut Kirab Merah Putih Pekalongan
Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Koorcab Rem 071 PD IV/Diponegoro Ny. Natania Yudha Airlangga pada kesempatan tersebut usai mengikuti kirab merah putih mengatakan, keikutsertaannya untuk berpartisipasi dalam kegiatan ini sebagai wahana kita untuk turut serta menanamkan nilai-nilai dan jiwa nasionalisme khususnya kepada para anggota Persit Kartika Chandra Kirana Koorcab Rem 071 PD IV/Diponegoro, agar dalam berkehidupannya senantiasa sesuai norma-norma kehidupan bangsa dan negara Indonesia. Disamping itu, untuk menguatkan rasa cintanya kepada bangsa dan tanah airnya, dan mencintai dan mendampingi suami sebagai prajurit dengan tulus dan ikhlas untuk mendukung tugas sebagai prajurit TNI.
Ny. Natania juga mengatakan, keikutsertaannya dalam kirab merah putih ini, sebagai wahana kita memperkenalkan diri bahwa disisi seorang prajurit ada pendamping setianya yakni seorang anggota Persit yang dalam tugasnya mendampingi suami dan mendukung setiap tugas yang diemban suami sebagai prajurit TNI AD.
Dengan kirab merah putih ini, diharapkan segenap lapisan masyarakat khususnya di Kota Pekalongan dapat selalu terpatri jiwa nasionalismenya dan senantiasa saling bekerjasama satu sama, solid dan bersinergi untuk mempererat dan memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa diwilayah demi tetap tegak kokohnya NKRI yang kita cintai bersama.