Bus Gratis Pemkab Tuban beroperasi, Pengemudi Online dan Offline di Bojonegoro Mengeluh

Berita Daerah57 Dilihat

Batara.News Bojonegoro ||merasa tak puas dan dirugikan dengan adanya bus gratis milik Pemkab Tuban,

Sejumlah pengemudi online dan offline di Bojonegoro yang tergabung dalam komunitas Transportasi Stasiun (Tatas)
Mengeluh pendapatan menurun.
Jum’at(02/05/2025)

Keluhan itu di sampaikan melalui
Ketua Tatas kepada awak media, Dwi atau yang akrab biasa disapa Bang Dwi, pendapatan mereka menurun drastis sejak transportasi dengan julukan “Bus Ganteng” itu beroperasi.

“Pendapatan kami menurun drastis sejak Bus Ganteng beroperasi. Banyak penumpang yang beralih menggunakan bus gratis tersebut, sehingga kami merasa dirugikan,” ujar Bang Dwi.

Bang Dwi menjelaskan bahwa komunitas Tatas telah beroperasi di Bojonegoro selama beberapa tahun dan telah menjadi salah satu pilihan transportasi bagi masyarakat. Namun, dengan adanya Bus Ganteng, banyak penumpang yang beralih menggunakan transportasi gratis tersebut.

“Bus Ganteng memang sangat membantu masyarakat, tapi kami juga perlu diperhatikan. Kami memiliki keluarga yang harus dibiayai, dan pendapatan kami yang menurun drastis membuat kami khawatir,” tambah Bang Dwi.

Menurut Bang Dwi, solusi yang mungkin dapat dilakukan adalah dengan mengalihkan titik penjemputan Bus Ganteng ke Jalan MH Thamrin atau Maliogoro, dan bukan di stasiun/terminal. “Alangkah baiknya jika titik penjemputan dialihkan ke Jalan MH Thamrin atau Maliogoro, dan jangan di stasiun/terminal. Dengan demikian, penumpang yang mau naik Bus Ganteng bisa menggunakan jasa transportasi di stasiun, seperti tukang becak, ojek pangkalan, taksi stasiun, dan taksi online,” kata Bang Dwi.

Pemkab Tuban sendiri telah meluncurkan Bus Ganteng sebagai salah satu program untuk meningkatkan mobilitas masyarakat dan mengurangi kemacetan di jalan. Namun, program ini juga memiliki dampak pada pengemudi online dan offline di Bojonegoro.

Dalam waktu dekat, komunitas Tatas berencana untuk melakukan audiensi dengan Pemkab Bojonegoro untuk membahas masalah ini dan mencari solusi yang terbaik bagi semua pihak. Bang Dwi berharap bahwa Pemkab Bojonegoro dapat memahami kesulitan yang dihadapi oleh pengemudi online dan offline di Bojonegoro dan memberikan kebijakan yang tepat.

 

(*Lis/Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed