Pati, Batara.news || belasan warga desa Winong kecamatan Winong kabupaten Pati geruduk kantor kecamatan sampaikan orasi tuntutan dugaan beberapa penyelewengan pemdes desa Winong, dan tuntut kepala desa Winong mundur dari jabatannya.
Dalam kegiatan aksi tersebut 2/9/2024 di kecamatan Winong peserta orasi memakai alat pengeras sond sistem dan beberapa bener tuntutan sebagai bentuk ungkapan kekecewaan pendemo kepada pemdes Winong.
Ditengah aksi demo Luka, Camat Winong menanggapi secara langsung segala tuntunan warga desa Winong, ia menyampaikan bahwasanya masalah ini sudah kemarin sudah ada upaya mediasi antara pemdes Winong dan pihak DPD Winong sebagai pihak penuntut lengsernya kades Winong, 8/2/2024 di kantor kecamatan Winong namun pihak BPD tidak ada hadir memenuhi undangan tersebut,
Upaya tanggapan dari camat Winong bukan hanya di situ saja ia juga telah berkoordinasi kepada Pj bupati Pati, bahwa beliau merespon dan menerima tuntutan warga,
“Kita akan meng membentuk beberapa tim auditor independen untuk membuktikan apakah ada indikasi tindak pidana korupsi atau tidak, jika memang ada terbukti maka tidak diminta pun kami akan menurunkan kepala desa” Tegasnya.
Dengan alasan menurunkan kepala desa harus dengan aturan dan kesalahan yang jelas tidak semerta-merta munurunkan, harus ada pelanggaran jelas dan pembuktian yang otentik.
Disisi lain Ketua BPD Winong Kowo, menyampaikan beberapa tuntunan salah satunya terkait dugaan penyalahgunaan gunaan wewenang jabatan, dan tuntutan penyelesaian tanggung jawab,
“Apabila tidak dikabulkan kami akan minta audensi kepada Pj bupati untuk mengawal beberpa laporan warga terkait penyalahgunaan wewenang dan dugaan pemalsuan kuitansi yang dilakukan oleh kepala desa” Ucapnya.
Namun menurut sorotan awak media pergerakan audensi harini sangat jauh dari jumlah peserta audensi yang di sampaikan di surat pemberitahuan di beberapa instansi terkait termasuk Polresta Pati, yang secara tertulis mencapai 500 peserta audensi, termasuk dari lembaga dan media,
Akan tetapi sorotan dilapangan hanya terlihat kurang lebih 30 orang yang sebagian juga tidak asli warga Winong, artinya dengan dengan jumplah hak pilih masyarakat Winong yang mencapai 2046 dengan kehadiran peserta audensi beberapa puluh orang terlihat jelas bahwa sedikit saja warga yang menginginkan kepala desa untuk mundur, atau bisa jadi pergerakan tersebut ada indikasi kepentingan lain yang terselubung.
/red