Pembangunan pelebaran, Putus Akses Jalan Poros, Warga Mengeluh Rusak Jalan Lingkungan

 

Bojonegoro,Batara.news|| Sejumlah warga Desa Sukosewu Kecamatan Sukosewu Kabupaten Bojonegoro Jatim mengeluhkan adanya pembangunan pelebaran jembatan penghubung jalan raya Sukosewu Kapas Sampang, tepatnya di depan Kantor Polsek dan Kantor Kecamatan Sukosewu.Minggu(18/07/2024)

 

Keluhan warga disebabkan karena pengerjaan jembatan tersebut, memutus jalur poros penghubung antar desa tingkat kecamatan, warga harus mencari jalur alternatif lain.

 

Selain itu, pengguna jalan yang terpaksa memilih jalur alternatif, mereka memilih jalur potong arah dengan masuk menggunakan jalan lingkungan padat pemukiman, ini yang menghawatirkan apalagi banyak kegiatan anak-anak juga kualitas jalan lingkungan akan lebih cepat rusak.

 

Pihak pelaksana dalam pengerjaan box culvert jembatan ini, dilakukan sekaligus tidak menerapkan sebagian dikerjakan, sehingga pengguna jalan masih dapat menggunakan jalur sebagianya, namun dikerjakan sekaligus, sehingga akses jalan utama tidak bisa dilewati.

 

Selain tidak mempertimbangkan azas pengguna lain, yang mengedepankan kepentingan pihak kontraktor, agar dapat sesegera selesai pengerjaannya, sudah pasti mengganggu dan menyita hak pengguna jalan lain, juga tidak di temukan adanya papan informasi yang menjelaskan sumber dana, nilai anggaran juga pelaksana pengerjaan, tentunya syarat dengan konspirasi yang sengaja menyembunyikan, patut di duga berpotensi adanya tindakan yang memicu korupsi karena tanpa adanya papan informasi sebagai keterbukaan dan transparansi publik.

 

Sebut saja AR warga setempat, ia telah menegur dan menyarankan kepada pelaksana agar pengerjaannya sebagian-sebagian, agar masih bisa digunakan pengguna jalan.

 

“Sudah tak sarankan, agar pengerjaannya separo-separo, biar masih bisa di lewati, kalau pengerjaannya seperti ini, semua kendaraan masuk jalan lingkungan, ini dapat merusak kualitas jalan lingkungan dan mengganggu aktivitas warga” terang AR.

 

Warga pada berkumpul, namun mereka hanya berani menggerutu bergerombol di warung kopi, “(Garap sak karepe dewe, kendaraan podo lewat dalan lingkungan, ngrusak dalan red jawa) senaknya sendiri, asal mengerjakan tanpa dipikir, kendaraan semua masuk gang lingkungan, ini kan dapat merusak jalan lingkungan” gerutu AR.

 

Sementara Raditya bismoko Kabid bina marga saat di konfirmasi rekanan CV mana yang mengerjakan karena pekerjaan tersebut tanpa papan nama berapa pagu anggaranya dan nomor kontraknya hingga berita ini di tayangkan belum terkonfirmasi.

 

 

(Tim/Red)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *