Gerutu Wali Murid Sebab Kebijakan lembaga pendidikan, Begini Penjelasan Mendasar Kepala Sekolah

 

Tuban,-Batara.news|| Terkait terbitnya informasi di berbagai kanal pemberitaan Online mengenai Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Widang, Tuban, Jawa Timur, yang dituding telah mempermalukan mental dan psikologis salah satu siswa tak naik kelas, kini satu persatu telah terurai secara faktual dan obyektif. Jumat,26/07/2024

 

Bukan tanpa alasan, tudingan minor itu terjadi lantaran komunikasi antara pihak pewarta dan narasumber tidak terjalin secara humanis, yang mana hal itu berdampak pada arah dalam materi penulisan.

 

Dijelaskan Marjani, Kepala Sekolah SMP N 2 Widang, saat upacara dirinya hanya melakukan pemaparan yang sifatnya himbauan kepada seluruh siswa dan tidak menyebut nama atau kelas anak seperti yang dimaksud pada pemberitaan.

 

“Kurang lebih saya hanya mengatakan, kalian semua disini banyak ekstra kurikuler Kompetensi Non Akademik (KNA), Silahkan diikuti mana yang kamu minati, tapi jangan mengesampingkan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), itu juga mempengaruhi nilai dan dasar dalam kenaikan kelas. Saya tidak menyebutkan nama atau kelas secara spesifik, karena mempertimbangkan dampak psikologi anak yang bersangkutan.” Terangnya, Kamis, 25 Juli 2024.

 

Terkait ihwal adanya siswa yang tidak naik kelas, lanjutnya, bukan kewenangan Kepala Sekolah, melainkan hasil musyawarah para guru mata pelajaran.

 

“siswa tersebut tidak pernah masuk, tidak punya ulangan harian, tugas harian, masuk hanya pada saat ulangan tengah semester dan semester.” Imbuhnya.

 

Selain itu, berdasarkan rapat pleno dengan dewan guru, masing-masing guru menyampaikan bahwa siswa tersebut tidak memiliki nilai yang jadi acuan penilaian atau syarat kenaikan kelas.

 

“Persoalan ini juga sudah dilaporkan kepada Dinas Pendidikan, kita jelaskan secara teknis seperti upaya pemanggilan orang tua, peringatan anak, home visit, dari wali kelas dan guru Bimbingan Konseling (BK), dan dinas menyampaikan itu kebijakan yang sudah tepat.” Beber Marjani.

 

Meski demikian, Eko, selaku orang tua anak yang tidak naik kelas itu mengaku kepada pihak sekolah tidak ada masalah terkait hal tersebut, asalkan anaknya masih bisa mengikuti kegiatan belajar di SMPN 2 Widang.Terang Marjani.

 

Sementara itu menurut Didit, Guru matematika, yang bersangkutan dalam mengerjakan tugas lembar kerja siswa (LKS) banyak Pekerjaan nunggak alias tidak dikerjakan.

 

“Semester satu hanya ikut Penilaian Tengah Semester (PTS) dan Penilaian Akhir Semester (PAS), sementara semester dua tidak ikut, bahkan kosong sama sekali, baik tugas dan absensinya, semua sudah tak sampaikan melalui grup siswa, tapi tidak ada respon.” Jelasnya.

 

Terpisah, menurut Koh Ahsin salah satu aktivis informasi di Tuban yang kental di sebut Bumi Wali, tentunya semua ada hikmah dari peristiwa tersebut, ini merupakan referensi positif bagi para orang tua wali murid, yang tujuannya supaya lebih obyektif atau berimbang ketika melihat persoalan yang mendera sang anak.

 

“Dengan artian ketika berada di lingkup sekolah kegiatan pendidikan menjadi tanggung jawab para guru, sedangkan saat di luar sekolah orang tualah yang wajib berperan aktif untuk melakukan pembinaan terhadap anak.” Pungkasnya .

 

(Al)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *