KOTABARU, BATARA.NEWS – 10 awak media pemberitaan di Bumi Sa Ijaan, dalam waktu dekat akan membawa ocehan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPU-PR) Kabupaten Kotabaru keranah hukum.
Mereka yang tergabung dalam organisasi Jaringan Media Saiber Indonesia (JMSI) cabang Kotabaru, merasa tak terima atas ocehan dan ancaman Kadis PUPR yang dinilai sudah merendahkan profesi seorang jurnalis.
Masduki, Sekertaris JMSI cabang Kotabaru mengatakan, kedatangan 9 anggota JMSI ke kantor DPU-PR pada hari selasa, 24 januari 2023 kemarin, bukan dalam rangka wawancara biasa. Melainkan, hendak menanyakan secara akademis tentang implementasi kegiatan pengadaan barang dan jasa tahun 2022 yang dikerjakan oleh Dinas PUPR Kotabaru.
“Kami konfirmasi itu membawa dokumen kegiatan dinas tahun 2022, karena ada beberapa poin penting yang harus kami pertanyakan secara detail. Tapi setibanya di ruang kerja kadis, kami malah disuruh mendengarkan ceramah kadis yang isinya mengancam, membandingkan dan menghina profesi kami.” ujarnya, sabtu, 28 januari 2023.
Lantaran Tuti, Kadis PUPR mengucapkan kalimat “SEMUA PASTI PERNAH NGERASAIN, DIKIRIMI, DITRASFER” , lanjutnya, saat itu semua langsung syok dan kaget, karena merasa profesi sebagai pewarta telah dihina mentah-mentah oleh pejabat publik yang menerima gaji dari uang pajak rakyat.
“4 pilar negara itu ada kita (wartawan). Sejarah kemerdekaan ibu pertiwi juga tak lepas dari profesi kita. Seharusnya dia sebagai pejabat publik gak perlu beropini dan menghina profesi kami. Soalnya dia itu pengguna dan penanggung jawab uang masyarakat.” imbuhnya dengan semangat yang berkobar.
Tak hanya itu, karena sudah 2 kali ini Tuti, Kadis PUPR Kotabaru menghina profesi wartawan, ia dan 9 anggotanya berjanji akan menyelesaikan masalah tersebut keranah konstitusi.
“2 kali ini kadis PU telah lecehkan profesi wartawan. Yang pertama cukup kami maafkan, tapi untuk kali ini kami tidak tinggal diam.” pungkasnya.
Perlu diketahui, sebelumnya Kadis PUPR Kotabaru ternyata pernah berseteru dengan para pewarta bumi sa ijaan, atas ucapannya yang mengatakan kalau wartawan sering melakukan historsi ketika menulis berita. Namun persoalan itu cukup selesai dengan kata maaf yang keluar dari mulut Tuti.
/Ari