GRIB Jaya PAC Tlogowungu Gelar Halal Bihalal, Perkuat Silaturahmi dan Semangat Kebersamaan

Pati – Dalam suasana penuh kehangatan pasca Idulfitri 1446 H, Organisasi Masyarakat (Ormas) Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya, Pimpinan Anak Cabang (PAC) Kecamatan Tlogowungu, menggelar acara Halal Bihalal bersama sejumlah tokoh masyarakat. Kegiatan tersebut berlangsung di kediaman Kepala Bidang Organisasi dan Kaderisasi Keanggotaan (Kabid OKK) GRIB Jaya Kabupaten Pati, yang dulunya menjabat sebagai Kabid Humas.

 

Acara ini menjadi momentum penting untuk mempererat tali silaturahmi antaranggota serta meneguhkan kembali semangat kebersamaan dan loyalitas dalam berorganisasi.

 

Kabid OKK GRIB Jaya DPC Pati, Anang Afiyana Firdaus, dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa acara ini difokuskan pada konsolidasi internal, khususnya bagi PAC Tlogowungu.

 

“Malam ini kami melaksanakan acara halal bihalal yang diinisiasi oleh PAC Tlogowungu. Karena kebetulan Ketua PAC juga memiliki tugas di Tangerang, maka saya mewakili dalam pelaksanaannya,” ujar Anang.

 

Ia menambahkan, sebanyak 57 anggota PAC Tlogowungu hadir dalam acara ini, sementara 11 anggota lainnya berhalangan. Tak hanya itu, GRIB Jaya juga turut mengundang perwakilan dari PAC lainnya, seperti PAC Pati Kota dan Ketua DPC GRIB Jaya Kabupaten Pati.

 

Anang berharap agar ke depan Ketua DPC dapat terus memberikan arahan dan bimbingan guna memperkuat soliditas dan kesatuan organisasi.

 

“Kami berharap DPC bisa terus memberi bimbingan agar kita tetap solid, satu komando, dan taat pada arahan pimpinan,” tegasnya.

 

Dalam kesempatan yang sama, Ketua GRIB Jaya Pati, Rustam, turut menyampaikan harapannya bagi perkembangan organisasi, khususnya di PAC Tlogowungu.

 

“Semoga GRIB Jaya PAC Tlogowungu semakin solid, semakin jaya, dan membawa berkah bagi seluruh anggotanya serta masyarakat, khususnya di Kecamatan Tlogowungu,” tutup ketua DPC Grib Jaya Pati.

 

/red

Bus Gratis Pemkab Tuban beroperasi, Pengemudi Online dan Offline di Bojonegoro Mengeluh

Batara.News Bojonegoro ||merasa tak puas dan dirugikan dengan adanya bus gratis milik Pemkab Tuban,

Sejumlah pengemudi online dan offline di Bojonegoro yang tergabung dalam komunitas Transportasi Stasiun (Tatas)
Mengeluh pendapatan menurun.
Jum’at(02/05/2025)

Keluhan itu di sampaikan melalui
Ketua Tatas kepada awak media, Dwi atau yang akrab biasa disapa Bang Dwi, pendapatan mereka menurun drastis sejak transportasi dengan julukan “Bus Ganteng” itu beroperasi.

“Pendapatan kami menurun drastis sejak Bus Ganteng beroperasi. Banyak penumpang yang beralih menggunakan bus gratis tersebut, sehingga kami merasa dirugikan,” ujar Bang Dwi.

Bang Dwi menjelaskan bahwa komunitas Tatas telah beroperasi di Bojonegoro selama beberapa tahun dan telah menjadi salah satu pilihan transportasi bagi masyarakat. Namun, dengan adanya Bus Ganteng, banyak penumpang yang beralih menggunakan transportasi gratis tersebut.

“Bus Ganteng memang sangat membantu masyarakat, tapi kami juga perlu diperhatikan. Kami memiliki keluarga yang harus dibiayai, dan pendapatan kami yang menurun drastis membuat kami khawatir,” tambah Bang Dwi.

Menurut Bang Dwi, solusi yang mungkin dapat dilakukan adalah dengan mengalihkan titik penjemputan Bus Ganteng ke Jalan MH Thamrin atau Maliogoro, dan bukan di stasiun/terminal. “Alangkah baiknya jika titik penjemputan dialihkan ke Jalan MH Thamrin atau Maliogoro, dan jangan di stasiun/terminal. Dengan demikian, penumpang yang mau naik Bus Ganteng bisa menggunakan jasa transportasi di stasiun, seperti tukang becak, ojek pangkalan, taksi stasiun, dan taksi online,” kata Bang Dwi.

Pemkab Tuban sendiri telah meluncurkan Bus Ganteng sebagai salah satu program untuk meningkatkan mobilitas masyarakat dan mengurangi kemacetan di jalan. Namun, program ini juga memiliki dampak pada pengemudi online dan offline di Bojonegoro.

Dalam waktu dekat, komunitas Tatas berencana untuk melakukan audiensi dengan Pemkab Bojonegoro untuk membahas masalah ini dan mencari solusi yang terbaik bagi semua pihak. Bang Dwi berharap bahwa Pemkab Bojonegoro dapat memahami kesulitan yang dihadapi oleh pengemudi online dan offline di Bojonegoro dan memberikan kebijakan yang tepat.

 

(*Lis/Red)

Wujud Nyata Karya Bakti TNI dalam Mendukung Fasilitas Sosial dan Anak Yatim

Batara.news || Salatiga, 21 April 2025 – Korem 073/Makutarama merampungkan program karya bakti TNI berupa renovasi menyeluruh di Yayasan Panti Asuhan Masithoh, Salatiga. Proyek renovasi ini mencakup perbaikan di 11 titik penting yang bertujuan meningkatkan kenyamanan, keamanan, dan kelayakan lingkungan bagi para penghuni panti.

 

Selama beberapa minggu pelaksanaan, kegiatan ini meliputi perbaikan fasilitas utama seperti kamar mandi, mushola, plafon, keramik dapur, serta tangga. Boven kamar tidur santri putri juga direnovasi untuk menciptakan ruang istirahat yang lebih aman dan nyaman.

 

Sentuhan estetika dan keamanan turut menjadi perhatian melalui pengecatan aula dan tembok luar, pengecoran halaman, pemasangan pintu gerbang baru, serta pengecatan plafon aula. Seluruh pekerjaan telah diselesaikan 100 persen dan kini menunggu proses peresmian serta serah terima resmi kepada pihak yayasan.

 

Danrem 073/Makutarama, Kolonel Inf Ari Prasetya, S.E., M.Han., menyampaikan bahwa karya bakti ini merupakan bagian dari komitmen TNI dalam mendukung pembangunan fasilitas sosial yang langsung menyentuh kehidupan masyarakat.

 

“Kami berharap hasil karya bakti ini menjadi bukti nyata kehadiran TNI di tengah masyarakat serta memberikan manfaat jangka panjang bagi anak-anak di Panti Asuhan Masithoh,” ujarnya.

 

Perwakilan Yayasan Masithoh turut menyampaikan apresiasi atas perhatian dan bantuan yang diberikan. Renovasi ini dinilai sangat membantu menciptakan lingkungan yang lebih layak dan ramah bagi anak-anak asuh.

 

Prosesi peresmian dan serah terima hasil renovasi dijadwalkan akan digelar dalam waktu dekat.

 

(*/red)

 

Ngeri !!! Pria Di Bojonegoro Tega Bacok Pasutri Saat Tunaikan Sholat Subuh Di Musholla

Bojonegoro,–Batara.news|| Publik di Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro, Jatim, digemparkan dengan insiden pembacokan brutal yang terjadi di dalam Mushola Al-Manar, turut Dukuh Krajan, RT 04, RW 02 Desa Kedungadem.

 

Mirisnya lagi, peristiwa tersebut mengakibatkan sepasang suami istri dan seorang pria renta mengalami luka berat.

 

Menurut sumber yang dihimpun, korban meninggal dunia berinisial AZ (63), sementara istrinya berinisial AW (60) dan seorang pria berinisial CR (63) mengalami luka bacok di bagian tangan dan kepala.

 

“Pelaku bernama Sujito, saat itu sekitar pukul 04.30 pagi, pelaku masuk ke musholla membawa parang dan langsung membacok CR secara membabi buta sambil berteriak Mafia Tanah.” ucap sumber yang dihimpun media ini. Selasa, 29 April 2025.

 

Lebih lanjut, saat CR dibacok, kemudian AZ mencoba untuk melerai, sehingga membuat pelaku semakin brutal melakukan pembacokan terhadap AZ dan istrinya AW.

 

“Korban AZ mengalami luka bacok di bagian leher dan kepala hingga mengakibatkan meninggal ditempat. Sementara istri dan CR mengalami luka di bagian tangan dan kepala, dan saat ini masih mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit Sosodoro.” pungkasnya.

 

Sementara, setelah melakukan aksi bengisnya pelaku langsung menyerahkan diri ke Polsek Kedungadem. Dan saat ini pihak Aparat Penegak Hukum Polres Bojonegoro masih mendalami motif pelaku.

 

Perlu diketahui, berdasarkan informasi yang beredar, korban AZ merupakan mantan Sekretaris Kecamatan Kedungadem.

 

reporter : Al

Mengaku Di Dampingi APH, Dokumen Alkes Rumah Sakit Di Rahasiakan Dinas Kesehatan Bojonegoro

Bojonegoro,– Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, mengaku ketika proses pengadaan barang dan jasa selalu bersurat kepada pihak Aparat Penegak Hukum untuk melakukan pendampingan.

 

Dijelaskan Kepala Bidang Sumberdaya Kesehatan, Dinas Kesehatan Bojonegoro, Imam Wahyudi, selama ini dalam proses belanja atau pengadaan Alat Kesehatan (Alkes), pihaknya didampingi oleh Kejaksaan Tinggi dan Polda Jawa Timur .

 

“Hampir semua belanja di Dinkes (Dinas Kesehatan) itu saya mintakan pendampingan, baik itu dari Kejaksaan, Polda, dan Kejati (Kejaksaan Tinggi), jadi kami sudah sangat hati-hati.” ucap Imam ketika dikonfirmasi diruang kerjanya, kemarin, Jumat, 25 April 2025.

 

Lantaran takut salah melangkah dalam proses pengadaan, lanjutnya, sebisa mungkin Dinas Kesehatan selalu meminta pendampingan dari institusi penegakan hukum, mengingat anggaran yang digunakan untuk kegiatan tersebut terlalu besar.

 

“Karena anggarannya besar pasti ini banyak orang yang kepengen tau dan kepengen merasakan juga, sehingga kami ini perlu betul-betul dikontrol dan gak boleh seperti ini itu dan harus seperti ini.” imbuhnya,

 

Tak hanya itu, Imam Wahyudi juga mengaku hampir 2 bulan sekali Dinas Kesehatan dipanggil ke Kantor Kejati dan Polda Jawa Timur untuk menyampaikan progres penggunaan anggaran.

 

“Kami intens ke Jawa Timur, hampir 2 bulan sekali kami dipanggil kesana untuk ditanya prosesnya seperti apa.” jelasnya,

 

Namun ironisnya, ketika disinggung ihwal kenapa nota pembelian barang yang dilakukan secara digital atau e-purchasing tersebut tidak dipublikasikan, Imam Wahyudi menjawab, kalau itu merupakan dokumen Negara yang tidak bisa disebar luaskan kepada masyarakat, dan harus dirahasiakan.

 

“Itu gak boleh diekspos, ada yang bisa mengekspos tapi dari lembaga yang berkompeten, misalnya inspektorat dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Ini juga sudah diaudit BPK.” tandasnya,

 

Sementara, menyoal atas statement Kepala Bidang Sumberdaya Kesehatan yang menganggap nota pembelian barang suatu dokumen rahasia, Koh Aksin, salah satu aktivis penggiat informasi di Bojonegoro menganggap bahwa itu keterangan ngawur.

 

“Kalau nota pembelian barang itu dianggap dokumen rahasia, yang ngomong berarti tidak pernah membaca Undang – Undang Nomer 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.” cetusnya,

 

Dimana, menurut Koh Aksin, Undang-Undang tersebut tegas mengamanatkan kalau setiap warga negara Indonesia berhak untuk mendapatkan informasi dalam bentuk dokumen tentang pengguna anggaran yang bersumber dari uang rakyat.

 

“Jadi intinya, mesin-mesin itukan dibeli menggunakan uang rakyat, dalam hal ini APBD Bojonegoro tahun 2024, maka dari itu kalau nota pembelian barang tersebut dianggap suatu dokumen rahasia nanti kita buktikan melalui sengketa informasi di pengadilan saja.” Pungkasnya.

 

Reporter : Ali sugiono

La dhalah, Sistem Informasi Negara Selenco Saat Digunakan Dinkes Bojonegoro

Bojonegoro,–Batara.news|| Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, melalui Kepala Bidang Sumberdaya Kesehatan, Imam Wahyudi, akhirnya beri penjelasan ihwal uang rakyat puluhan miliar rupiah yang digunakan untuk membeli peralatan medis.

 

Menurutnya, uang rakyat Bojonegoro yang terserap kedalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), tahun 2024, sebanyak Rp 55 miliar rupiah itu, digunakan untuk membeli alat kesehatan di RSUD Sosrodoro, bukan di Rumah Sakit Kecamatan Temayang.

 

“Ngisi Sirup (Sistem Informasi rencana umum pengadaan ) itu by sistem, kita entri-entri seperti itu, jadi mungkin semua belanja modal seperti itu, penempatan per paket di Rumah Sakit di Sosrodoro, kemudian Monologi yang X-ray itu, sama yang di Temayang, jadi tiga itu.” kata Imam, ketika dikonfirmasi diruang kerjanya kemarin, Jumat, 25 April 2025.

 

Terkait kesalahan dalam penyajian informasi kepada publik, dirinya menjelaskan, kemungkinan itu terjadi karena typo (salah ketik), kemudian by entri, atau by sistem.

 

“Iya yang upload sistem informasi itu kita.” jelasnya,

 

Sementara, ketika disinggung ihwal uang rakyat Bojonegoro sebanyak Rp 55 Milyar Rupiah yang digunakan untuk pengadaan alat kesehatan di Rumah Sakit Temayang, Imam Wahyudi, menegaskan kalau barangnya saat ini berada di Rumah Sakit Sosrodoro.

 

“Barangnya itu ada di sana, Karena RS Sosrodoro belum mempunyai mata anggaran belanja, jadi belanjanya nitip ke kita (Dinas Kesehatan), cuma kita itu ketempat untuk membelanjakan saja. Jadi yang Ter upload pada sistem informasi itu sesuai dengan judul paket, bukan pada detail lokasi, karena barangnya berada di Sosrodoro.” paparnya,

 

Perlu diketahui, berdasarkan laman sistem informasi rencana umum pengadaan yang dikelola oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang atau Jasa Negara, Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro, telah meng-upload pembelian tiga alat kesehatan di detail lokasi RS Temayang.

 

Tiga alat kesehatan yang dibeli dengan uang rakyat Bojonegoro sebesar Rp 55 miliar rupiah, dan di upload Dinas Kesehatan pada sistem informasi tersebut ialah, mesin CT Scan, X-ray, dan C-Arm.

 

bersambung…..

 

Reporter :Al

Mafia Tambang Garuk Alam Bojonegoro Beraksi, Warga Ringin Tunggal Demonstrasi

Bojonegoro,–Batata.news|| Rencana pembukaan kembali tambang pasir ilegal di Desa Ringin Tunggal, Kecamatan Gayam, Bojonegoro, Jawa Timur, meresahkan warga.

 

Meskipun warga, BPD, dan Kepala Desa (Kades) Ringin Tunggal, saat rapat di Balai Desa sepakat untuk menolak adanya aktivitas liar itu, namun penambangan ilegal di lahan negara (Solo Valley) tersebut tetap ngeyel akan beroperasi kembali.

 

Ancaman ini terlihat dari keberadaan ekskavator di lokasi tambang yang sebelumnya pernah dikeruk pada Rabu, 23 April 2025.

 

Kepala Desa Ringin Tunggal, Fandil, menegaskan penolakannya terhadap aktivitas tambang tersebut.

 

“Sampai saat ini kami tidak mengizinkan. Semalam warga datang kepada saya, dan saya tetap menolak. Alat berat memang ada di lokasi.” tegasnya, kepada awak media. Jumat, 25 April 2025, kemarin.

 

Kades menambahkan, surat penolakan warga dari demonstrasi bulan lalu masih berlaku, dan warga siap melawan jika penambangan ilegal itu dilanjutkan.

 

“Kita serahkan sepenuhnya kepada warga untuk melaporkan jika ada perangkat desa yang terlibat.” Pungkasnya.

 

Disisi lain, menurut Kepala Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Alam (SDA) Bojonegoro, Helmi Elisabeth, menegaskan keterangan bahwa PU SDA tidak mengeluarkan izin atau rekomendasi apa pun terkait galian C di lokasi tersebut.

 

“Kewenangan tersebut berada di Balai Bengawan Solo.” Pungkasnya.

 

Lantaran para pemain tambang ilegal yang kabarnya dinahkodai oleh “Mul” sosok mafia perusak alam tetap ngeyel akan beroperasi, terpantau pada hari ini, Sabtu, 26 April 2025, warga Desa Ringin Tunggal melakukan aksi demonstrasi disekitar lokasi tambang dengan memaksa meminta mengeluarkan alat berat segera keluar dari lokasi tambang.

 

Sementara itu, menurut telisik pewarta, Mul, ialah sosok mafia perusak alam yang dulu pernah mengeksploitasi tanah Negara di wilayah Kecamatan Padangan.

 

Sosok ini juga dikenal licin dalam menyuap oknum Aparat Penegak Hukum, serta pandai bersilat lidah ketika berhadapan dengan awak pewarta.

 

Disisi ini, menurut Irham, tokoh pemuda Desa Ringin Tunggal disela aksi Demonstrasi mengucapkan, kasus ini menunjukkan lemahnya pengawasan dan penegakan hukum terkait perizinan galian C.

 

“Padahal, galian C kini telah diatur sebagai pertambangan batuan berdasarkan UU Nomor 4 Tahun 2009 dan UU Nomor 3 Tahun 2020.” Terangnya.

 

Tak hanya itu, Irham menambahkan, bahwa terdapat dugaan keterlibatan oknum perangkat desa setempat dalam kegiatan tambang yang diduga ilegal tersebut.

 

Perlu dijelaskan pula, hingga berita ini dilansir ke Publik Kasat Reskrim Polres Bojonegoro belum terkonfirmasi.

 

Reporter : Al

40 Warga Bojonegoro Menguasai K3, Siap Bersaing di Industri Energi dan Mineral  

Bojonegoro -Batara.news|| Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, melalui Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker), berkolaborasi dengan LPK Pengembangan Energi & Mineral Indonesia (LPK PEMI), telah menyelenggarakan pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Pelatihan intensif selama 18 hari, dari 16 April hingga 3 Mei 2025, diikuti oleh 40 peserta dari Kabupaten Bojonegoro, yang terbagi menjadi dua kelas.jumat (25/04/2025)

 

Pembukaan pelatihan dihadiri oleh Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono; Kepala Disperinaker Bojonegoro, Amir Syahida; dan Kepala BLK Kabupaten Bojonegoro, Wahyu Krisdihantoro. Bupati Setyo Wahono menyampaikan komitmen pemerintah daerah untuk terus meningkatkan keterampilan warganya. “Pelatihan K3 ini merupakan langkah nyata untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan siap menghadapi tantangan global,” tegasnya.

 

Pelatihan ini difokuskan pada pemberian keterampilan praktis dan sertifikasi nasional, guna meningkatkan daya saing peserta di sektor energi dan mineral. Kurikulumnya dirancang sesuai dengan kebutuhan industri lokal dan nasional. Ketua LSP LPK PEMI, R. Herjuna, menyatakan, “Kami bangga dapat berkontribusi dalam pengembangan kompetensi masyarakat Bojonegoro. Ini merupakan dukungan kami terhadap program pemerintah daerah untuk menciptakan Bojonegoro yang lebih maju dan makmur melalui tenaga kerja yang kompeten.” Ia menambahkan, LSP LPK PEMI berkomitmen untuk terus mendukung peningkatan kualitas SDM Bojonegoro.

 

Para peserta memberikan respon positif. M. Fathoni mengungkapkan, “Pelatihan ini sangat bermanfaat, materinya relevan dengan kebutuhan di lapangan kerja, dan pengajarannya efektif.” Ia berharap akan ada pelatihan serupa di masa mendatang untuk mencetak lebih banyak tenaga kerja terampil di Bojonegoro.

 

Senada dengan M. Fathoni, M. Kharis Sa’bana juga merasa pelatihan ini meningkatkan kepercayaan dirinya untuk memasuki dunia kerja. “Saya optimis pelatihan ini akan berkontribusi pada peningkatan kompetensi tenaga kerja Bojonegoro, membuka lebih banyak peluang kerja, dan memajukan perekonomian daerah,” ujarnya.

 

Pelatihan K3 ini diharapkan menjadi model untuk program peningkatan SDM di Kabupaten Bojonegoro, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan daya saing daerah di tingkat nasional.

 

(*/Red)

Sat set..!!! Anggota DPRD Bojonegoro turut Komentari Pengadaan Alkes RS Temayang

Bojonegoro, -Batara.news|| Salah satu politisi dari partai Golkar yang saat ini menduduki kursi wakil rakyat Bojonegoro, Jawa Timur, Ahmad Supriyanto, akhirnya turut menyoroti pengadaan alat kesehatan di Rumah Sakit Kecamatan Temayang Bojonegoro.

 

Pasalnya, Anggota DPRD Bojonegoro yang saat ini menjabat sebagai Ketua Komisi C itu mengaku, pernah meminta agar pengadaan alat kesehatan tersebut dilakukan setelah proses pembangunan RS Temayang sudah selesai.

 

“Yang jadi stresing kami saat itu adalah waktu pengadaan, Kami mengingatkan apa tidak lebih baik pengadaan setelah RSUD selesai dibangun.” tuturnya, Kamis, 24 April 2025.

 

Pada saat itu, lanjut Ahmad Supriyanto, pihak dinas tetap ngeyel harus melakukan pengadaan alat kesehatan.

 

“Kemudian pihak dinas menyampaikan bahwa ada alat yang harus di beli saat pembangunan karena ada instalasi yang harus di pasang saat pembangunan.” imbuhnya,

 

Mengenai peran pengawasan dalam hal penggunaan anggaran Negara, sebagai Wakil Rakyat dirinya mengatakan, masih menunggu hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

 

“Terkait pengawasan pelaksanaan pengadaan alat – alat tersebut apakah logis atau tidak kita tunggu hasil audit BPK yang mana saat ini mungkin sedang berlangsung.” Ucapnya,

 

Akan tetapi ia juga menegaskan,

bilamana dalam hal pengadaan alat kesehatan itu ditemukan ada penyelewengan anggaran Negara, pihaknya tak segan untuk melakukan pengawalan ke ranah hukum.

 

“tu yang akan kami jadikan dasar untuk pertanggungjawaban sebagai wakil rakyat.” tegasnya.

 

Sementara itu, ketika disinggung mengenai pembelian alat kesehatan di Rumah Sakit Kecamatan Temayang yang menghabiskan uang rakyat Bojonegoro senilai Rp 55 miliar rupiah, Supriyanto, mengaku tidak bisa melakukan analisis.

 

“Karena kami tidak faham soal harga alat kesehatan. Tentu nanti yang jadi acuan kami adalah hasil audit BPK.” Pungkasnya.

 

Reporter : Sugiono

Pengadaan Alkes RS Temayang Di Sinyalir Rugikan Negara

Bojonegoro, -Batara.news|| Sejumlah aktivis informasi di Kota Ledre dibuat tercengang dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2024 yang dialokasikan untuk pengadaan Alat Kesehatan (Alkes) di Rumah Sakit Kecamatan Temayang, Bojonegoro, Jawa Timur.

 

Bagaimana tidak, untuk membeli mesin CT Scan, Digital Xray Carm, dan Digital Xray Ceiling, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro melalui Dinas Kesehatan harus menggelontorkan uang rakyat sebanyak Rp 55 Milyar Rupiah.

 

Dijelaskan Kepala Dinas Kesehatan Bojonegoro, melalui Imam, Kepala Bidang Sumberdaya Kesehatan, ada tiga bentuk pengadaan alat kesehatan detail di Rumah Sakit Temayang.

 

Ketiganya yaitu, pengadaan mesin CT Scan Merk Neusoft, Type Multi-Slice CT Scanner System (NeuViz 128), dengan pagu anggaran Rp 40 Miliar Rupiah.

 

Kemudian, pengadaan mesin Digital Xray Carm Merk Allengers,Type C ARM HF 59R-S20 WITH PB, dengan pagu anggaran Rp 7 Miliar Rupiah.

 

Dan yang terakhir ialah pengadaan mesin Digital Xray Ceiling Merk Mindray, Type Digital Radiography System – DigiEye 760 Dual Rail with Floating Table and iStitch, dengan pagu anggaran Rp 8 Miliar Rupiah.

 

“CT Scan Merk Neusoft, Type Multi-Slice CT Scanner System (NeuViz 128), Digital Xray Carm Merk Allengers, Type C ARM HF 59R-S20 WITH PB, Digital Xray Ceiling Merk Mindray, Type Digital Radiography System – DigiEye 760 Dual Rail with Floating Table and iStitch.” jelas Imam Kepada Media ini ketika dikonfirmasi ihwal merek dan spesifikasi mesin yang dibeli hingga menghabiskan anggaran rakyat Bojonegoro sebesar Rp 55 Milyar. Kamis, 24 April 2025.

 

Sementara itu, berdasarkan telisik pewarta didalam laman e-katalog Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang atau Jasa Pemerintah (LKPP), terdapat perbandingan harga pembelian yang jumlahnya sangat signifikan.

 

Dimana menurut e-katalog LKPP, mesin CT Scan Merk Neusoft, Type Multi-Slice CT Scanner System (NeuViz 128) dibandrol seharga Rp 13 sampai 14 Miliar Rupiah.

 

Lalu, mesin Digital Xray Carm Merk Allengers,Type C ARM HF 59R-S20 WITH PB, dibandrol seharga Rp 3 sampai 4 Miliar Rupiah.

 

Dan, mesin Digital Xray Ceiling Merk Mindray, Type Digital Radiography System – DigiEye 760 Dual Rail with Floating Table and iStitch, dibandrol seharga Rp 2 sampai 5 Miliar Rupiah.

 

Dengan adanya perbandingan diatas, menurut Koh Aksin, salah satu penggiat informasi yang tergabung dalam Aktivis Kolam Pancing (AKP) Bojonegoro mengatakan, secara logika berfikir terdapat selisih harga yang jumlahnya jauh berbeda.

 

“Ketiga kegiatan itu dianggarkan Dinas Kesehatan sebanyak 55 Milyar rupiah. Namun ketika harga mesin yang dibeli Dinas itu kita bandingkan dengan e-katalog LKPP ternyata terdapat perbandingan harga dengan jumlah yang signifikan, atau kelebihan bayar, dan berpotensi merugikan keuangan Negara.”tandasnya.

 

Reporter:Gion

Tidak Ada Lagi Postingan yang Tersedia.

Tidak ada lagi halaman untuk dimuat.