Pati, Batara.news | Inisial BU alias Genggek Alamat Dukuh Muktisari Desa Muktiharjo Kecamatan Margorejo kini harus berurusan dengan Polsek Jakenan, pasalnya ia telah melakukan percobaan pencurian didalam rumah kosong tanpa sepengetahuan pemiliknya. (14/10/22).
Kapolresta Pati, Melalui Kasi Humas AKP Pujiati, S.Sos mengatakan modus pelaku masuk ke dalam rumah melalui pintu depan yang tidak terkunci, kemudian masuk ke dalam kamar dan akan membuka almari namun ketahuan pemilik rumah dan ahirnya kabur melalui pintu belakang, dan sempat dikejar dan ditangkap serta diamuk massa kemudian diamankan di Polsek Jakenan.
Tempat perkara kejadian
Lebih lanjut AKP Pujiati mengatakan “Pada hari Jumat tanggal 14 Oktober 2022 sekira pukul 08.00 Wib pelaku masuk ke dalam rumah kosong melalui pintu depan yang tidak terkunci. Kemudian masuk ke dalam kamar dengan pintu yang tidak terkunci dengan maksud membuka almari.
Namun Naas aksinya ketahuan pemilik rumah kemudian pelaku sembunyi di belakang pintu, setelah korban memanggil anaknya pelaku melarikan diri melalui pintu belakang dan diteriaki maling. Sambil teriak korban kejar pelaku dan pelaku berhasil ditangkap massa.
Massa tangkap saat pelaku akan kabur naik sepeda motor merk Honda Vario yang dipakai atau sarana dalam aksinya”.
Diketahui korban beraksi di dalam rumah Legiman alamat Desa Bungasrejo Rt. 04 Rw. 01 Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati.
Grobogan, Menanggapi Langkanya Pupuk yang berdampak kepada Petani Tembakau, Kepala Desa Brabo, kecamatan Tanggung Harjo, kabupaten Grobogan. berikan tanggapan adanya kelangkaan pupuk tersebut.
Dikonfirmasi Awak media 14/10/2022, Kepala Desa Brabo Muhammad Nur Rokhim S.A.G untuk memperoleh informasi terkait dengan kelangkaan pupuk bersubsidi yang dialami oleh petani di desa Brabo. Apakah memang benar pupuk itu langka atau hanya sekedar isu saja.
Untuk menjawab kebingungan Petani Tembakau di wilayahnya Sehingga para petani mengerti apa yang menjadi kelangkaan selama ini, dijelaskan Kepala Desa Brabo kelangkaan pupuk tersebut di karenakan adanya pengurangan kuota pasokan pupuk subsidi, dan bukan adanya indikasi penimbunan pupuk apalagi unsur mencari keuntungan pribadi.
Gambar gapura Desa Brabo Kecamatan Tanggung Harjo
“karena itu saya meminta kepada petani agar menggunakan pupuk bersubsidi ini sesuai dengan kebutuhan tanaman dan bukan kemauan petani. Selain itu, hendaklah kembali menggunakan pupuk organik sebagai pupuk dasar untuk mengembalikan kesuburan tanah,” tegas Kades Brabo.
Kepala desa Brabo juga menekankan problema pasca panen tembakau, tahun demi tahun perihal pada dasarnya tidak ada kepastian acuan baku harga jual tembakau, sehingga para petani tidak merugi dan terbebankan utang.
Harapanya kepada semua pihak terkait, terlebih P2RPTI (Perkumpulan Pabrik Rokok dan Petani Tembakau) memberikan berbagai solusi terutama perihal pasca panen tembakau, juga berbagai pelatihan kerja buat kawula muda dalam berkarya (produksi rokok skala home industri beserta segala bentuk perizinanya) Imbuhnya.
Pati,Batara.news | Satuan Satgas Puser Bumi Polda Jateng dan jajarannya berhasil mengungkap 23 aksi penambangan ilegal atau ilegal mining dan menangkap 22 tersangka selama periode Januari hingga pertengahan Oktober 2022.
Adapun Keberhasilan itu, digelar oleh Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi pada konferensi pers yang dilaksanakan di lapangan apel Kompi 4 Batalyon A Pelopor Satbrimobda Pati Jateng pada Kamis (13/10/2022).
Selain menangkap tersangka, Polda Jateng juga menyita 70 barang bukti berupa 26 excavator, 1 loader, 43 truk serta uang tunai Rp 36 juta.
Gambar barang bukti hasil kejahatan
“Adapun estimasi kerugian negara yang terjadi mencapai Rp 7.222. 028.860,” tegas Kapolda.
“Dari 23 kasus terbanyak diungkap Ditreskrimsus sejumlah 5 kasus, Polres Pati 4 kasus, Polres Magelang 4 kasus dan Polres Klaten 3 kasus. Polres-polres lain rata-rata satu kasus. Adapun motif para pelaku melakukan illegal mining adalah untuk mencari keuntungan pribadi ,” tambahnya.
Kapolda menyampaikan, ilegal mining dilakukan dengan sejumlah modus diantaranya melakukan penambangan tidak pada titik koordinat yang diizinkan, melakukan penambangan tanpa izin dan melakukan penataan lahan namun melakukan penambangan ilegal.
“Ada juga yang ijinnya masih dalam tahap explorasi namun melaksanakan tahap operasi produksi,” ungkapnya
Para pelaku akan dijerat dengan pasal 158 dan pasal 160 Undang-undang No 3 tahun 2020 tentang perubahan atas Undang-undang No 4 tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batu bara dengan ancaman hukuman maksimal 5 tahun penjara dan denda paling banyak Rp 100 miliar.
Ditandaskan Kapolda, pihaknya berkomitmen menindak tegas ilegal mining tanpa pandang bulu. Setiap pelaku akan diproses sesuai aturan yang berlaku. Namun, penindakan saja tidak cukup untuk memberantas aksi ilegal mining di Jawa Tengah.
Sejumlah upaya dilakukan Polda Jateng diantaranya melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait untuk bersama-sama mengawasi pertambangan yang berizin dan pertambangan yang tidak berizin. Selain itu juga dilakukan upaya preventif dengan menghimbau masyarakat khususnya pelaku usaha untuk berpartisipasi dengan melengkapi seluruh perizinan usaha.
Pelestarian lingkungan hidup, tambah Kapolda, menjadi atensi semua pihak termasuk presiden dan DPR RI. Di bidang penegakan hukum, Kapolri sudah menginstruksikan jajaran untuk melakukan penegakan hukum sesuai aturan yang berlaku.
“Pelestarian lingkungan itu penting untuk generasi mendatang. Bila dibiarkan, penambangan ilegal dapat membawa dampak kerusakan lingkungan yang luar biasa dan mengancam masa depan bangsa,” terangnya.
Pati,Batara.news | Satuan Satgas Puser Bumi Polda Jateng dan jajarannya berhasil mengungkap 23 aksi penambangan ilegal atau ilegal mining dan menangkap 22 tersangka selama periode Januari hingga pertengahan Oktober 2022.
Adapun Keberhasilan itu, digelar oleh Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi pada konferensi pers yang dilaksanakan di lapangan apel Kompi 4 Batalyon A Pelopor Satbrimobda Pati Jateng pada Kamis (13/10/2022).
Selain menangkap tersangka, Polda Jateng juga menyita 70 barang bukti berupa 26 excavator, 1 loader, 43 truk serta uang tunai Rp 36 juta.
Gambar barang bukti hasil kejahatan
“Adapun estimasi kerugian negara yang terjadi mencapai Rp 7.222. 028.860,” tegas Kapolda.
“Dari 23 kasus terbanyak diungkap Ditreskrimsus sejumlah 5 kasus, Polres Pati 4 kasus, Polres Magelang 4 kasus dan Polres Klaten 3 kasus. Polres-polres lain rata-rata satu kasus. Adapun motif para pelaku melakukan illegal mining adalah untuk mencari keuntungan pribadi ,” tambahnya.
Kapolda menyampaikan, ilegal mining dilakukan dengan sejumlah modus diantaranya melakukan penambangan tidak pada titik koordinat yang diizinkan, melakukan penambangan tanpa izin dan melakukan penataan lahan namun melakukan penambangan ilegal.
“Ada juga yang ijinnya masih dalam tahap explorasi namun melaksanakan tahap operasi produksi,” ungkapnya
Para pelaku akan dijerat dengan pasal 158 dan pasal 160 Undang-undang No 3 tahun 2020 tentang perubahan atas Undang-undang No 4 tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batu bara dengan ancaman hukuman maksimal 5 tahun penjara dan denda paling banyak Rp 100 miliar.
Ditandaskan Kapolda, pihaknya berkomitmen menindak tegas ilegal mining tanpa pandang bulu. Setiap pelaku akan diproses sesuai aturan yang berlaku. Namun, penindakan saja tidak cukup untuk memberantas aksi ilegal mining di Jawa Tengah.
Sejumlah upaya dilakukan Polda Jateng diantaranya melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait untuk bersama-sama mengawasi pertambangan yang berizin dan pertambangan yang tidak berizin. Selain itu juga dilakukan upaya preventif dengan menghimbau masyarakat khususnya pelaku usaha untuk berpartisipasi dengan melengkapi seluruh perizinan usaha.
Pelestarian lingkungan hidup, tambah Kapolda, menjadi atensi semua pihak termasuk presiden dan DPR RI. Di bidang penegakan hukum, Kapolri sudah menginstruksikan jajaran untuk melakukan penegakan hukum sesuai aturan yang berlaku.
“Pelestarian lingkungan itu penting untuk generasi mendatang. Bila dibiarkan, penambangan ilegal dapat membawa dampak kerusakan lingkungan yang luar biasa dan mengancam masa depan bangsa,” terangnya.
Bandung-Koharmatau. Berbagai kegiatan dilakukan dalam menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Koharmatau Ke-59 Tahun 2022, saah satu kegiatan adalah bakti sosial berupa pemberian Sembako kepada anggota dan masyarakat sekitar makoharmatau.
Kegiatan bakti sosial ini hasil kerjasama yang baik dengan Lions Club. Penyerahan sembako dilaksanakan di gedung Budihardjo Koharmatau,Senin (10/10/2022).
Bakti sosial koharmatau
Komandan Koharmatau (Dankoharmatau) Marsekal Muda (Marsda) TNI Eddy Supriyono, S.E., M.M., dalam sambutan tertulis yang dibacakan oleh Dirpers Koharmatau Kolonel Tek Wisnu Saputro, S.Pd., M.Pd.,
mengatakan kegiatan baksos ini merupakan bentuk kepedulian sekaligus bakti Koharmatau kepada masyarakat umum yang berdomisili di sekitar lingkungan Koharmatau,
meskipun tugas dan tanggung jawab yang demikian padat, tetapi kita tetap meluangkan waktu untuk memberikan perhatian kepada masyarakat sekitar. Jelasnya.
Alumni AAU 1988 tersebut menyampaikan ucapan terimakasih kepada Leons Club Bandung dan masyarakat sekitar Makoharmatau serta panitian penyelenggara, yang telah merencanakan kegiatan ini dengan baik, semoga diridhoi oleh Allah SWT. Pungkasnya.( Pen Koharmatau).
Pati– Batara.news| warga Sukolilo Rayakan hari besar Maulid Nabi Muhammad SAW dengan acara perayaan Meron, Acara meriah ini sudah menjadi budaya tersendiri oleh warga Sukolilo dalam memeriahkanya setahun sekali bertepatan dengan bulan Maulid. (9/10/2022).
Purwito, Panitia grebek Meron menjelaskan asalmu asalnya ada tradisi Meronan di Sukolilo, ” ya jadi begini asal usul grebek Meron yang saat ini sudah menjadi tradisi budaya warga Sukolilo,” terang Purwito untuk menjelaskan asal usul grebek Meronan.
Menurutnya Konon, budaya meron tersebut mengikuti tradisi grebeg Sekaten, yang dilakukan oleh Keraton Surakarta dan Keraton Yogjakarta. namun tradisi meron memiliki corak khasnya tersendiri, yakni selain sebagai bentuk rasa syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW, tradisi ini juga menjadi wahana hiburan tersendiri bagi masyarakat sekitar.
Meriahnya Acara Grebeg Meron di Sukolilo Pati
Selain itu, tujuan diselenggarakannya tradisi meron ini tidak lain sebagai wujud syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat karunia dan rizki kepada masyarakat Sukolilo khususnya, Sekaligus sebagai bentuk promosi pariwisata bagi masyarakat Sukolilo, Pati.
Adapun Makna Meron memiliki arti gunungan, Sedangkan dalam bahasa Jawa kuno, meron berasal dari kata meron yang artinya perang, hal ini dikarenakan pada zaman dahulu meron diadakan saat situasi perang, Selain itu, ada juga yang menyebutnya dengan merhon atau diartikan “emper” (serambi). Karena sebelum diarak, meron dipajang terlebih dahulu di emper rumah kediaman pemiliknya, dari semua perangkat desa Desa Sukolililo,
Sedangkan menurut empunya, pengertian meron diambil dari bahasa Kawi “meru” yang berarti gunungan. Lalu meron dari bahasa Jawa kuno “meron” berarti mengamuk, artinya tradisi ini memperingati peristiwa perang Mataram-Pati.
Istilah meron juga disebut berasal daro bahasa Arab “Mi’roj”, artinya meninggi (gunungan yang meninggi). Kemudian meron dari Kereta Basa “Me-ron”, “Rame Tiron-tiron”.
Biasanya acara meron yang ada di Kecamatan Sukolilo Pati tidak hanya diisi dengan pagelaran kirab. Ada juga peringatan kematian atau haul Pendowo Limo (sebutan pendiri Desa Sukolilo). sehingga banyak persiapan yang perlu dilakukan.
Dalam menyiapkan pembuatan meron ini setidaknya memakan waktu sekitar 36 hari yang meliputi proses pembuatan ancak, mustaka, dan umbul-umbul. Adapun seminggu sebelum perayaan, hiasan berupa ayam jago dan mushalla (tergantung mana yang dibuat menurut adat) baru akan dibuat. Sedangkan pada malam tirakatan, akan dibuat aksesoris meron berupa kertas, umbul-umbul, janur, dan sebagainya di siang hari.
Lalu pada waktu maghrib, dilangsungkannya arak-arakan Barongan, Barongsai, Naga Liong, atau sekedar mengarak boneka besar dengan iringan musik dangdut.
Dalam pengertiannya sejarah Meron Tradisi meron diperkirakan ada sejak awal abad ke-17 pasca pasukan Mataram menyerang Kabupaten Pati. Kala itu pasukan yang dipimpin Kanjeng Raden Tumenggung Cinde Among, Kanjeng Tumenggung Raja Meladi, Kanjeng Raden Tumenggung Candang Lawe, dan Kanjeng Raden Tumenggung Samirono gagal mengalahkan Adipati Pragola I. Sehingga pasukan ini melakukan perjalanan pulang dari Pati ke Mataram.
Saat itu pasukan tersebut melewati Desa Sukolilo, kampung halaman seorang Juru Srati gajah Kerajaan Mataram bernama Raden Ngabei Suro Kadam. Ketika perang Mataram dan Pati berlangsung, Suro Kadam ditugasi Panembahan Senapati sebagai Juru Telik Sandi.
Pasukan Mataram lalu memilih menetap di Desa Sukolilo setelah meninggalnya Adipati Pragolo I tahun 1600 M. Pasukan ini bermaksud berjaga-jaga apabila nantinya Pati melakukan serangan balik terhadap Mataram.
Pada masa itu pemerintahan Sukolilo masih berbentuk Kademangan dibawah kekuasaan Adipati Pragola I yang dipegang Suro Kerto, adiknya Raden Ngabei Suro Kadam. Orang inilah yang memberikan izin pasukan Mataram untuk menetap di Sukolilo hingga masa Kanjeng Raden Tumenggung Cinde Among Wafat di sana.
Rupanya menetapnya pasukan Mataram di Sukolilo itu bertepatan dengan bulan Maulid. Sedangkan pada tanggal 12 Maulid tahun Saka, di keratin Mataram tengah melaksanakan prosesi Sekaten. Mengingat pasukan Mataram yang masih trah dari Kusuma keratin sana, merasa harus melakukan tradisi Sekaten meski di daerah orang. Akhirnya pihak dalem keraton Mataram yang dipegang oleh Raja Hanyakrawati mengijinkan perayaan serupa Sekatenan meskipun pelaksanaan dilakukan sehari setelah Sekatenan.
Meski hampir memiliki kesamaan, prosesi meron ini memiliki perbedaan yang khas dari prosesi Sekatenan. Pada tradisi Meron, menggunakan nasi karak (nasi sisa yang dikeringkan) dan dibuat memanjang seperti pita disatukan dengan tali. Kemudian rencek atau nasi karak ini disusun meninggi seperti gunungan.
Sedangakan Tradisi Meron Selalu diperingati Setiap bulan Maulid Nabi muhammad SAW,Agar nantinya Desa Sulolilo tetap Tidak ada damak buruk atau bencana alam yang di inginkan oleh warga Sukolilo, ringkas cerita asal-usul grebeg Meron oleh Purwito panitia penyelenggara Meron.
Pati– Batara.news| warga Sukolilo Rayakan hari besar Maulid Nabi Muhammad SAW dengan acara perayaan Meron, Acara meriah ini sudah menjadi budaya tersendiri oleh warga Sukolilo dalam memeriahkanya setahun sekali bertepatan dengan bulan Maulid. (9/10/2022).
Purwito, Panitia grebek Meron menjelaskan asalmu asalnya ada tradisi Meronan di Sukolilo, ” ya jadi begini asal usul grebek Meron yang saat ini sudah menjadi tradisi budaya warga Sukolilo,” terang Purwito untuk menjelaskan asal usul grebek Meronan.
Menurutnya Konon, budaya meron tersebut mengikuti tradisi grebeg Sekaten, yang dilakukan oleh Keraton Surakarta dan Keraton Yogjakarta. namun tradisi meron memiliki corak khasnya tersendiri, yakni selain sebagai bentuk rasa syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW, tradisi ini juga menjadi wahana hiburan tersendiri bagi masyarakat sekitar.
Meriahnya Acara Grebeg Meron di Sukolilo Pati
Selain itu, tujuan diselenggarakannya tradisi meron ini tidak lain sebagai wujud syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat karunia dan rizki kepada masyarakat Sukolilo khususnya, Sekaligus sebagai bentuk promosi pariwisata bagi masyarakat Sukolilo, Pati.
Adapun Makna Meron memiliki arti gunungan, Sedangkan dalam bahasa Jawa kuno, meron berasal dari kata meron yang artinya perang, hal ini dikarenakan pada zaman dahulu meron diadakan saat situasi perang, Selain itu, ada juga yang menyebutnya dengan merhon atau diartikan “emper” (serambi). Karena sebelum diarak, meron dipajang terlebih dahulu di emper rumah kediaman pemiliknya, dari semua perangkat desa Desa Sukolililo,
Sedangkan menurut empunya, pengertian meron diambil dari bahasa Kawi “meru” yang berarti gunungan. Lalu meron dari bahasa Jawa kuno “meron” berarti mengamuk, artinya tradisi ini memperingati peristiwa perang Mataram-Pati.
Istilah meron juga disebut berasal daro bahasa Arab “Mi’roj”, artinya meninggi (gunungan yang meninggi). Kemudian meron dari Kereta Basa “Me-ron”, “Rame Tiron-tiron”.
Biasanya acara meron yang ada di Kecamatan Sukolilo Pati tidak hanya diisi dengan pagelaran kirab. Ada juga peringatan kematian atau haul Pendowo Limo (sebutan pendiri Desa Sukolilo). sehingga banyak persiapan yang perlu dilakukan.
Dalam menyiapkan pembuatan meron ini setidaknya memakan waktu sekitar 36 hari yang meliputi proses pembuatan ancak, mustaka, dan umbul-umbul. Adapun seminggu sebelum perayaan, hiasan berupa ayam jago dan mushalla (tergantung mana yang dibuat menurut adat) baru akan dibuat. Sedangkan pada malam tirakatan, akan dibuat aksesoris meron berupa kertas, umbul-umbul, janur, dan sebagainya di siang hari.
Lalu pada waktu maghrib, dilangsungkannya arak-arakan Barongan, Barongsai, Naga Liong, atau sekedar mengarak boneka besar dengan iringan musik dangdut.
Dalam pengertiannya sejarah Meron Tradisi meron diperkirakan ada sejak awal abad ke-17 pasca pasukan Mataram menyerang Kabupaten Pati. Kala itu pasukan yang dipimpin Kanjeng Raden Tumenggung Cinde Among, Kanjeng Tumenggung Raja Meladi, Kanjeng Raden Tumenggung Candang Lawe, dan Kanjeng Raden Tumenggung Samirono gagal mengalahkan Adipati Pragola I. Sehingga pasukan ini melakukan perjalanan pulang dari Pati ke Mataram.
Saat itu pasukan tersebut melewati Desa Sukolilo, kampung halaman seorang Juru Srati gajah Kerajaan Mataram bernama Raden Ngabei Suro Kadam. Ketika perang Mataram dan Pati berlangsung, Suro Kadam ditugasi Panembahan Senapati sebagai Juru Telik Sandi.
Pasukan Mataram lalu memilih menetap di Desa Sukolilo setelah meninggalnya Adipati Pragolo I tahun 1600 M. Pasukan ini bermaksud berjaga-jaga apabila nantinya Pati melakukan serangan balik terhadap Mataram.
Pada masa itu pemerintahan Sukolilo masih berbentuk Kademangan dibawah kekuasaan Adipati Pragola I yang dipegang Suro Kerto, adiknya Raden Ngabei Suro Kadam. Orang inilah yang memberikan izin pasukan Mataram untuk menetap di Sukolilo hingga masa Kanjeng Raden Tumenggung Cinde Among Wafat di sana.
Rupanya menetapnya pasukan Mataram di Sukolilo itu bertepatan dengan bulan Maulid. Sedangkan pada tanggal 12 Maulid tahun Saka, di keratin Mataram tengah melaksanakan prosesi Sekaten. Mengingat pasukan Mataram yang masih trah dari Kusuma keratin sana, merasa harus melakukan tradisi Sekaten meski di daerah orang. Akhirnya pihak dalem keraton Mataram yang dipegang oleh Raja Hanyakrawati mengijinkan perayaan serupa Sekatenan meskipun pelaksanaan dilakukan sehari setelah Sekatenan.
Meski hampir memiliki kesamaan, prosesi meron ini memiliki perbedaan yang khas dari prosesi Sekatenan. Pada tradisi Meron, menggunakan nasi karak (nasi sisa yang dikeringkan) dan dibuat memanjang seperti pita disatukan dengan tali. Kemudian rencek atau nasi karak ini disusun meninggi seperti gunungan.
Sedangakan Tradisi Meron Selalu diperingati Setiap bulan Maulid Nabi muhammad SAW,Agar nantinya Desa Sulolilo tetap Tidak ada damak buruk atau bencana alam yang di inginkan oleh warga Sukolilo, ringkas cerita asal-usul grebeg Meron oleh Purwito panitia penyelenggara Meron.
Purwokerto – Hormati dan menghargai jasa pahlawan, tiga pilar Banyumas dari unsur TNI, Polri dan Pemkab Banyumas, bersama-sama, bersatu padu dalam ikatan kebersamaan dan mempererat sinergitas wilayah, bersinergi melaksanakan Ziarah dalam rangka memperingati HUT TNI Ke-77 di Taman Makam Pahlawan (TMP) Tanjung Nirwana Purwokerto, Banyumas. Selasa (4/10/2022).
Ziarah HUT TNI Ke-77 dipimpin langsung Danrem 071/Wijayakusuma Kolonel Inf Yudha Airlangga, S.E., dan dihadiri Bupati Banyumas Ir.Ahmad Husein, dan unsur ketiga matra Darat, Laut, udara dan unsur Kepolisian, juga anggota Persit Kartika Chandra Kirana Koorcab Rem 071 PD IV/Diponegoro, anggota Jalasenastri Cilacap dan Pia Ardya Garini JBS Sudirman.
Taman Makam Pahlawan (TMP) Tanjung Nirwana Purwokerto
Walaupun pelaksanaan ziarah berlangsung ditengah guyuran air hujan, tetapi tidak menyurutkan semangat dan dedikasi bagi para peserta, peserta ziarah tetap semangat dan khidmat dalam mengikuti kegiatan hingga usainya pelaksanaan kegiatan.
Ziarah diawali dengan laporan Komandan Upacara, penghormatan pasukan, mengheningkan cipta dipimpin Danrem 071/Wijayakusuma, peletakkan karangan bunga oleh Danrem 071/Wijayakusums dan diakhiri doa bersama segenap peserta.
Danrem 071/Wijayakusuma Kolonel Inf Yudha Airlangga, S.E., mengatakan, kegiatan ziarah tersebut merupakan rangkaian kegiatan Korem 071/Wijayakusuma dalam rangka memperingati HUT TNI Ke-77 ditingkat Korem 071/Wijayakusuma. Dikatakan pula, ziarah memperingati HUT TNI Ke-77 tersebut, juga dilaksanakan serentak diseluruh satuan jajaran Korem 071/Wijayakusuma.
“Ziarah yang dilaksanakan ini, sebagai wujud menghormati dan menghargai jasa para pendahulu bangsa para pahlawan Kusuma bangsa. Selain itu, sebagai wahana untuk mempertebal nilai-nilai kejuangan khususnya bagi prajurit dan PNS”, ungkapnya.
Terkait dengan pelaksanakan ziarah ditengah guyuran hujan, Danrem mengatakan, hal tersebut sebagai salah satu bentuk penanaman nilai-nilai kejuangan prajurit dan PNS beserta peserta lainnya yang mengikuti kegiatan. “Sebagai prajurit kita dituntut siap dalam segala bentuk tantangan dan hambatan serta rintangan yang menerpa dalam melaksanakan tugas. Hujan, tidak menjadikan kita surut, akan tetapi sebagai penyemangat kita dalam melaksanakannya”, katanya.
“Lebih-lebih apa yang dilakukan para pendahulu kita, ditengah hujan desingan peluru perang merebut kemerdekaan, mereka tak gentar menghadapinya. Bahkan, mereka tetap bersemangat bertaruh jiwa dan raganya demi kemerdekaan bangsa. Ini, tidak seberapa dengan apa yang dialami para pendahulu kita dahulu”, lanjutnya.
Danrem berharap agar nilai-nilai kejuangan segenap prajurit, tetap terus terpatri di sanubari segenap prajurit, PNS dan Persitnya. Baik dalam melaksanakan tugas sebagai prajurit dan PNS, Persitnya maupun dalam beraktifitas dilingkungan masyarakatnya.
“Sesuai tema yang diambil dalam HUT TNI Ke-77 ini yakni TNI adalah Kita, kita harus senantiasa bersinergi dengan segenap komponen dan elemen masyarakat dalam setiap bentuk kegiatan bersama untuk memperkokoh Kemanunggalan TNI dengan rakyat. TNI berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Karenanya, mari kita bersama-sama mempererat dan memperkokoh Sinergitas, kebersamaan dan guyub untuk persatuan dan kesatuan demi tetap tegak kokohnya NKRI yang kita cintai bersama”, pungkasnya.
Purwokerto – Hormati dan menghargai jasa pahlawan, tiga pilar Banyumas dari unsur TNI, Polri dan Pemkab Banyumas, bersama-sama, bersatu padu dalam ikatan kebersamaan dan mempererat sinergitas wilayah, bersinergi melaksanakan Ziarah dalam rangka memperingati HUT TNI Ke-77 di Taman Makam Pahlawan (TMP) Tanjung Nirwana Purwokerto, Banyumas. Selasa (4/10/2022).
Ziarah HUT TNI Ke-77 dipimpin langsung Danrem 071/Wijayakusuma Kolonel Inf Yudha Airlangga, S.E., dan dihadiri Bupati Banyumas Ir.Ahmad Husein, dan unsur ketiga matra Darat, Laut, udara dan unsur Kepolisian, juga anggota Persit Kartika Chandra Kirana Koorcab Rem 071 PD IV/Diponegoro, anggota Jalasenastri Cilacap dan Pia Ardya Garini JBS Sudirman.
Taman Makam Pahlawan (TMP) Tanjung Nirwana Purwokerto
Walaupun pelaksanaan ziarah berlangsung ditengah guyuran air hujan, tetapi tidak menyurutkan semangat dan dedikasi bagi para peserta, peserta ziarah tetap semangat dan khidmat dalam mengikuti kegiatan hingga usainya pelaksanaan kegiatan.
Ziarah diawali dengan laporan Komandan Upacara, penghormatan pasukan, mengheningkan cipta dipimpin Danrem 071/Wijayakusuma, peletakkan karangan bunga oleh Danrem 071/Wijayakusums dan diakhiri doa bersama segenap peserta.
Danrem 071/Wijayakusuma Kolonel Inf Yudha Airlangga, S.E., mengatakan, kegiatan ziarah tersebut merupakan rangkaian kegiatan Korem 071/Wijayakusuma dalam rangka memperingati HUT TNI Ke-77 ditingkat Korem 071/Wijayakusuma. Dikatakan pula, ziarah memperingati HUT TNI Ke-77 tersebut, juga dilaksanakan serentak diseluruh satuan jajaran Korem 071/Wijayakusuma.
“Ziarah yang dilaksanakan ini, sebagai wujud menghormati dan menghargai jasa para pendahulu bangsa para pahlawan Kusuma bangsa. Selain itu, sebagai wahana untuk mempertebal nilai-nilai kejuangan khususnya bagi prajurit dan PNS”, ungkapnya.
Terkait dengan pelaksanakan ziarah ditengah guyuran hujan, Danrem mengatakan, hal tersebut sebagai salah satu bentuk penanaman nilai-nilai kejuangan prajurit dan PNS beserta peserta lainnya yang mengikuti kegiatan. “Sebagai prajurit kita dituntut siap dalam segala bentuk tantangan dan hambatan serta rintangan yang menerpa dalam melaksanakan tugas. Hujan, tidak menjadikan kita surut, akan tetapi sebagai penyemangat kita dalam melaksanakannya”, katanya.
“Lebih-lebih apa yang dilakukan para pendahulu kita, ditengah hujan desingan peluru perang merebut kemerdekaan, mereka tak gentar menghadapinya. Bahkan, mereka tetap bersemangat bertaruh jiwa dan raganya demi kemerdekaan bangsa. Ini, tidak seberapa dengan apa yang dialami para pendahulu kita dahulu”, lanjutnya.
Danrem berharap agar nilai-nilai kejuangan segenap prajurit, tetap terus terpatri di sanubari segenap prajurit, PNS dan Persitnya. Baik dalam melaksanakan tugas sebagai prajurit dan PNS, Persitnya maupun dalam beraktifitas dilingkungan masyarakatnya.
“Sesuai tema yang diambil dalam HUT TNI Ke-77 ini yakni TNI adalah Kita, kita harus senantiasa bersinergi dengan segenap komponen dan elemen masyarakat dalam setiap bentuk kegiatan bersama untuk memperkokoh Kemanunggalan TNI dengan rakyat. TNI berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Karenanya, mari kita bersama-sama mempererat dan memperkokoh Sinergitas, kebersamaan dan guyub untuk persatuan dan kesatuan demi tetap tegak kokohnya NKRI yang kita cintai bersama”, pungkasnya.
Rembang, Batara.News– PSIR Rembang menang telak 4-0 dalam laga perdana Kompetisi Liga 3, saat menjamu PSD Demak di Stadion Krida Rembang, Minggu sore (25_09_2022).
Gol pertama dicetak Muslimin pada menit ke-5. Setelah itu, Laskar Dampo Awang semakin meningkatkan serangan, sehingga mampu mencetak gol kedua melalui Rizki Ardiva Cahya Putra di menit ke-34. Babak pertama berakhir dengan skor 2-0.
Memasuki babak kedua, PSIR menambah pundi-pundi gol lewat Indra Riski Yuliyawan, Setelah itu gol penutup PSIR disumbangkan oleh pemain pengganti, Deny Aryanto, pemain lincah asli Desa Kebonagung Kecamatan Sulang. Bupati dan Wakil Bupati Rembang yang menyaksikan pertandingan tersebut di tribun utama, tersenyum lebar melihat jalan nya pertandingan.
Kedudukan 4-0 tak berubah, sampai wasit Hendrika Volya Juliawan dari Pati, meniupkan peluit panjang.
Pelatih PSD Demak, Febrianto Tri Cahyo menganggap gol cepat tuan rumah, membuat mental anak-anak asuhnya langsung menurun. Timnya baru bisa meladeni permainan PSIR di 15 menit menjelang pertandingan usai.
“Pemain nerveous, anak-anak masih muda, yang menjadi jatuh mental, karena gol cepat PSIR. Kita berupaya naik, ternyata PSIR cetak gol lagi, “ kata Febrianto Tri Cahyo.
Pelatih PSIR Rembang, Hadi Surento mengatakan dari sisi hasil, pihaknya puas. Namun dari sisi permainan, ada sejumlah hal yang perlu di evaluasi/perbaiki termasuk banyaknya peluang, namun tidak membuahkan tambahan gol.
“Terima kasih kepada pemain, target kita poin penuh tercapai. Pada awal pertandingan, memang kita sengaja langsung menekan ke pertahanan lawan. Dari segi permainan, lini depan akan kita benahi, tandasnya.
Manajer PSIR Rembang, Susila Agus Prayetno memastikan pihaknya langsung mengguyur bonus kemenangan sebesar Rp 10 Juta kepada tim PSIR.
“Dari manajemen, setiap kali ada kemenangan, akan kita kasih bonus, kali ini 10 Juta, “ terang Susila.
Selanjutnya PSIR Rembang akan melakoni pertandingan tandang melawan tim Safin Pati pada tanggal 02_10_2022.