SEMARANG – Peringatan Hari Ibu ke-97 tingkat Provinsi Jawa Tengah digelar meriah namun penuh makna di Grhadika Bhakti Praja, Semarang, Jumat (19/12/2025).
Acara ini tak sekadar seremoni tahunan, melainkan menjadi momentum krusial untuk merefleksikan peran strategis perempuan dalam pembangunan bangsa.
Lebih dari itu, peringatan ini juga menjadi panggung penting untuk menyoroti berbagai tantangan yang masih membelenggu kaum perempuan, terutama terkait ketimpangan gender dan maraknya kasus kekerasan.
Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Tengah, Nawal Arafah Yasin, dalam sambutannya menegaskan bahwa Hari Ibu harus dimaknai sebagai titik tolak untuk aksi nyata, bukan sekadar perayaan.
Ia mengingatkan bahwa perjuangan melawan kekerasan terhadap perempuan dan upaya mewujudkan kesetaraan gender adalah misi berkelanjutan yang memerlukan komitmen kuat dari seluruh elemen masyarakat.
Nawal menyoroti pentingnya peran perempuan sebagai agen perubahan, baik dalam lingkup keluarga maupun publik, yang kerap berhadapan dengan berbagai diskriminasi.
Nawal secara lugas menyerukan agar semangat Hari Ibu terus membakar gelora untuk memerangi segala bentuk kekerasan dan ketidakadilan yang dialami perempuan.
Menurutnya, masalah kekerasan bukan hanya persoalan individu, melainkan isu sosial yang membutuhkan penanganan komprehensif, mulai dari pencegahan, perlindungan korban, hingga penegakan hukum yang tegas.
Diperlukan sinergi antara pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, keluarga, dan individu untuk menciptakan lingkungan yang aman, adil, dan setara bagi perempuan.
Dengan demikian, Peringatan Hari Ibu ke-97 di Jawa Tengah menjadi pengingat kolektif bahwa meskipun telah banyak kemajuan, perjalanan menuju kesetaraan sejati masih panjang.
Pesan Nawal Arafah Yasin menjadi seruan bagi semua pihak untuk tidak pernah lelah dalam mengadvokasi hak-hak perempuan, melindungi mereka dari kekerasan, dan memastikan bahwa setiap perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk berkarya dan meraih potensi terbaiknya.
Momen ini diharapkan dapat mendorong lahirnya kebijakan dan inisiatif yang lebih pro-perempuan di masa mendatang.
