Bojonegoro,-Batara.news||
Pendidikan sejati bukan hanya soal angka di rapor, tapi bagaimana ilmu diterapkan dalam kehidupan nyata.
Itulah pesan kuat yang ditunjukkan oleh SMP Negeri 2 Sumberrejo, saat sekolah ini menggelar tiga kegiatan bermakna: penerimaan rapor tengah semester, sosialisasi koding, dan bakti sosial Dharma Wanita Persatuan (DWP).Sabtu(18/10/2025).
Acara penerimaan rapor menjadi momen reflektif bagi guru, siswa, dan orang tua untuk menilai hasil belajar. Namun, SMPN 2 Sumberrejo tidak berhenti pada nilai akademik semata.
Sekolah ini justru terus berinovasi melalui pengenalan koding sebagai bagian dari pembelajaran abad 21.
Langkah ini membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, kreatif, dan adaptif terhadap kemajuan teknologi.
“Pembelajaran koding ini adalah investasi masa depan. Kami ingin anak-anak siap menghadapi dunia digital, bukan hanya pandai menghafal teori,” ungkap salah satu guru pembimbing kegiatan tersebut.
Selain aspek akademik, kegiatan bakti sosial Dharma Wanita Persatuan SMPN 2 Sumberrejo menjadi bukti bahwa pendidikan karakter dan empati sosial juga mendapat tempat penting.
Dalam rangka HUT DWP ke-26, Dharma Wanita menyerahkan bantuan berupa uang tunai dan bingkisan kepada siswa yatim, piatu, yatim piatu, dan dari keluarga kurang mampu.
Ketua DWP, Siti Sulastri, S.Pd.I, menjelaskan,
“Kami ingin menanamkan nilai gotong royong dan kepedulian sosial kepada siswa. Nilai moral tidak cukup diajarkan lewat teori, tapi harus dihidupkan lewat tindakan.”tuturnya.
Kepala Sekolah,Moh Khozin, M.Pd.I, menegaskan bahwa kegiatan seperti ini adalah bagian dari visi sekolah dalam membangun pendidikan yang utuh.
“Pendidikan tidak hanya mengisi kepala dengan angka, tapi juga menggerakkan hati untuk peduli dan berbagi,” terangnya.
Melalui kegiatan ini, SMP Negeri 2 Sumberrejo menegaskan posisinya sebagai sekolah yang tidak hanya mencetak siswa berprestasi di rapor, tetapi juga berkarakter di kehidupan nyata.
Pendidikan sejati memang bukan sekadar teori, melainkan praktik kemanusiaan yang menyentuh nurani.
/Red