Batara.news
Pati, Batara.news | Dian Dwi Budiyanto, Manajer Persipa Pati berharap para penonton taat pada regulasi yang ada. Mengingat sejumlah regulasi di Liga 2 berbeda jauh dengan regulasi saat di Liga 3 lalu.
Ia mengatakan pada Liga 2 ini sejumlah peraturan memang terasa lebih ketat dari sebelumnya. Seperti keberadaan regulasi tidak boleh merekamnya penonton di dalam Stadion saat pertandingan berlangsung.
Menurutnya adanya live atau siaran langsung sudah menjadi regulasi yang diatur oleh penyelenggara Liga. PT LIB sebagai penyelenggara memang tidak mengizinkan adanya siaran langsung selain dari Emtek maupun dari LIB sendir.
“Kalau di luar itu terbukti ada foto ataupun video nanti yang terkena sangsi persipa Pati, ” terangnya.
Aturan yang sama juga terkait kapasitas penjualan tiket. Menurutnya banyaknya tiket yang beredar yang ada di Stadion Joyo Kusumo didasarkan pada kapasitas. Dimana kapasitas Stadion Joyo Kusumo hanya mampu menampung jumlah penonton hingga 5 ribu saja untuk saat ini.
“Jumlah atau kapasitas di stadion juga sudah dijatah oleh LIB, bila mana lebih dari kapasitas dan dihitung oleh LIB lebih, kita juga akan didenda. Jadi itu yang kita sikapi bareng-bareng, ” terangnya.
Sehingga ia berharap masyarakat lebih tertib dalam hal ini. Ia juga berharap para suporter untuk membeli tiket jauh-jauh hari agar tidak kehabisan.
Selain menjawab siaran live maupun penjualan tiket, Dia juga mengapresiasi para suporter Persipa Pati karena tidak menyalakan flare maupun melakukan pelemparan botol. Ia memuji atas sikap itu suporter Pati cukup dewasa dalam laga home pertama mereka.
Akan tetapi ia juga berharap kedepannya sikap ini ditunjukkan terus oleh suporter. Pasalnya jika terjadi adanya pelemparan botol maupun flare Persipa Pati akan terancam sanksi berapa denda.
Apalagi hal ini terjadi tentu akan memberi kerugian bagi Persipa sendiri. Dian sendiri menjelaskan 1 pelemparan botol maupun flare sebanyak Rp 25 juta.
Kita tidak ingin seperti ada PSCS Cilacap juga kena sangsi berupa denda. Kalau banyak denda ke Persipa Pati juga berat untuk membayar. Karena kita sendiri masih secara finansial kita masih kekurangan,” ujarnya.
(/Dw/fan)