SEMARANG – Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jawa Tengah, Nawal Arafah Yasin, melontarkan dukungan penuh agar warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Semarang dapat bertransformasi menjadi pengrajin batik profesional.
Dorongan ini merupakan bagian dari visi besar untuk membekali mereka dengan keterampilan berharga yang dapat menopang kemandirian ekonomi pasca-pembinaan, sekaligus membuka lembaran baru dalam kehidupan mereka.
Nawal Arafah Yasin, yang dikenal aktif dalam pengembangan kerajinan lokal, menyatakan keyakinannya bahwa penguasaan teknik membatik secara profesional bukan sekadar hobi, melainkan modal utama untuk bangkit dan berdaya.
Menurutnya, keterampilan ini akan menjadi bekal konkret bagi para warga binaan saat kembali ke tengah masyarakat, membuka jalan menuju penghidupan yang mandiri dan bermartabat, jauh dari stigma masa lalu yang mungkin menyertai.
Inisiatif ini tidak hanya berfokus pada aspek ekonomi, tetapi juga pada pembentukan karakter dan kepercayaan diri.
Dengan menjadi pengrajin batik profesional, warga binaan diharapkan dapat menumbuhkan rasa bangga atas karya mereka, sekaligus mengasah disiplin dan ketekunan dalam berkarya.
Program semacam ini dianggap krusial dalam upaya rehabilitasi dan reintegrasi sosial, mengurangi potensi residivisme, dan mendorong mereka untuk menjadi anggota masyarakat yang produktif dan berkontribusi.
Pelatihan membatik profesional di Lapas Perempuan Semarang ini menandai komitmen Dekranasda Jateng dalam mendukung pemberdayaan kelompok rentan.
Nawal Yasin berharap, melalui bekal keterampilan membatik yang solid ini, setiap warga binaan memiliki kesempatan kedua untuk menata masa depan yang lebih cerah, menjadi pelaku ekonomi kreatif, dan turut serta melestarikan warisan budaya batik Indonesia yang kaya.
