PURBALINGGA – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga menunjukkan keseriusan dalam mengantisipasi potensi inflasi yang kerap membayangi menjelang periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Kesiapan dini ini menjadi fokus utama dalam upaya menjaga stabilitas ekonomi daerah, khususnya terkait lonjakan harga kebutuhan pokok yang berpotensi membebani masyarakat.
Wakil Bupati Purbalingga, Dimas Prasetyahani, menegaskan pentingnya langkah-langkah mitigasi yang terencana dalam sebuah High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).
Pertemuan tingkat tinggi tersebut menyoroti kekhawatiran akan peningkatan permintaan komoditas strategis yang secara historis menjadi pemicu utama tekanan inflasi saat momentum perayaan besar.
Komoditas seperti beras, minyak goreng, gula, telur, daging, dan cabai diproyeksikan akan mengalami kenaikan permintaan signifikan.
Tanpa antisipasi yang memadai, lonjakan harga dapat tak terhindarkan, berdampak langsung pada daya beli masyarakat dan stabilitas ekonomi daerah secara keseluruhan.
Untuk meredam gejolak harga tersebut, Pemkab Purbalingga melalui berbagai instansi terkait telah menyiapkan sejumlah strategi.
Langkah-langkah mitigasi meliputi pengawasan ketat terhadap rantai pasok, pemantauan stok di pasar dan distributor, serta koordinasi intensif dengan para pelaku usaha.
Tidak menutup kemungkinan akan dilakukannya operasi pasar jika terdeteksi adanya indikasi penimbunan atau kenaikan harga yang tidak wajar, demi memastikan ketersediaan pasokan yang aman dengan harga yang terjangkau.
Komitmen Pemkab Purbalingga dalam menjaga stabilitas harga ini tidak hanya bertujuan untuk menekan angka inflasi, tetapi juga untuk melindungi daya beli masyarakat agar dapat merayakan Natal dan Tahun Baru dengan tenang dan nyaman.
Wakil Bupati Dimas Prasetyahani berharap, dengan sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, Purbalingga dapat melewati periode Nataru tanpa adanya gejolak harga yang berarti, sehingga inflasi tetap terkendali dan kesejahteraan masyarakat terjaga.
