Semarang – Provinsi Jawa Tengah semakin mengukuhkan posisinya sebagai sentra produksi batik terbesar di Indonesia. Dengan total 2.299 unit produsen batik, menurut data Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Kementerian Perindustrian, dominasi Jawa Tengah tak terbantahkan.
Untuk menjaga dan memperkuat keberlanjutan industri ini, Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jawa Tengah terus gencar memperkuat strategi pendampingan bagi para produsen dan pengrajin batik lokal di seluruh wilayahnya.
Upaya ini dinilai krusial mengingat persaingan pasar yang semakin ketat serta tuntutan akan inovasi produk dan kualitas yang lebih baik. Ketua Dekranasda Provinsi Jawa Tengah, Nawal Yasin, menegaskan pentingnya program pendampingan yang komprehensif.
“Jawa Tengah adalah jantung batik nasional. Tanggung jawab kami adalah memastikan bahwa para pengrajin tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang dan mampu bersaing di pasar global,” ujar Nawal Yasin, menekankan komitmennya terhadap sektor ini.
Strategi pendampingan yang digagas Dekranasda mencakup berbagai aspek, mulai dari peningkatan kualitas desain dan motif, pelatihan manajemen usaha, fasilitasi akses pasar, hingga edukasi mengenai standar produksi yang berkelanjutan.
Program ini dirancang untuk memberdayakan pengrajin, membantu mereka mengatasi tantangan produksi, serta memperkenalkan produk batik lokal ke khalayak yang lebih luas, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Inisiatif ini juga diharapkan mampu merangsang lahirnya inovasi baru yang tetap menjaga nilai-nilai luhur budaya batik.
Dengan penguatan strategi pendampingan ini, Dekranasda Jawa Tengah berharap industri batik di provinsi ini dapat terus tumbuh signifikan, menciptakan lebih banyak lapangan kerja, dan berkontribusi besar terhadap perekonomian daerah.
Lebih dari itu, langkah ini juga merupakan bentuk komitmen dalam melestarikan warisan budaya Indonesia yang telah diakui dunia. Visi jangka panjangnya adalah menjadikan batik Jawa Tengah sebagai ikon kebanggaan yang berdaya saing tinggi dan selalu relevan dengan perkembangan zaman.
