DEMAK – Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, kembali menegaskan pentingnya perlindungan anak di lingkungan pendidikan, khususnya pondok pesantren. Isu ini, menurutnya, bukan lagi persoalan sepele yang bisa diabaikan.
Penekanan tersebut muncul sebagai respons atas masih ditemukannya puluhan kasus kekerasan, termasuk perundungan dan tekanan mental, dalam beberapa tahun terakhir, yang menjadi peringatan serius bagi seluruh pengelola pesantren di Jawa Tengah.
Taj Yasin Maimoen, yang akrab disapa Gus Yasin, mengingatkan bahwa data kasus kekerasan ini, meskipun bervariasi, menyoroti urgensi untuk memperkuat sistem pengasuhan. Bentuk kekerasan seperti perundungan (bullying) dan tekanan mental dapat memiliki dampak jangka panjang pada psikis dan perkembangan santri.
Oleh karena itu, pesantren memiliki tanggung jawab ganda, tidak hanya dalam memberikan pendidikan agama dan umum, tetapi juga menciptakan ekosistem yang aman, nyaman, dan ramah bagi setiap santri yang menuntut ilmu di dalamnya.
Menurut Gus Yasin, setiap pondok pesantren harus mampu menjadi “rumah kedua” yang menjamin keselamatan dan kesejahteraan santri. Ini berarti seluruh elemen di pesantren, mulai dari pengurus, ustaz/ustazah, hingga santri senior, harus proaktif dalam mencegah segala bentuk kekerasan dan eksploitasi.
Ia menekankan pentingnya membangun budaya saling menghargai, komunikasi terbuka, serta mekanisme pelaporan yang mudah diakses dan dipercaya oleh santri, agar setiap permasalahan dapat ditangani dengan cepat dan tepat.
Perlindungan anak di pesantren bukan hanya tentang merespons kasus setelah terjadi, melainkan tentang membangun sistem pencegahan yang kokoh. Gus Yasin mendorong agar kurikulum dan aktivitas di pesantren turut mengintegrasikan pendidikan karakter yang kuat, empati, dan kesadaran akan hak-hak anak.
Kolaborasi antara pengelola pesantren, orang tua, dan pemerintah daerah juga menjadi kunci untuk memastikan lingkungan pesantren benar-benar menjadi ruang ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan santri yang holistik, bebas dari rasa takut dan tekanan.
