Wabup Nurul Azizah Ber...

Wabup Nurul Azizah Bersama PU SDA Tinjau Pompa Permanen dan Portable

Ukuran Teks:

BojonegoroBatara.news|| Pemerintah Kabupaten Bojonegoro kini masuk dalam mode tanggap darurat genangan menyusul meningkatnya intensitas hujan di wilayah kota. Wakil Bupati Bojonegoro, Nurul Azizah, bersama Kepala Dinas PU Sumber Daya Air (PU SDA), Helmi Elisabeth, bergerak cepat meninjau sejumlah titik rawan banjir pada Jumat (6/12/2025) sebagai bagian dari program “Sinergi Gercep” yang dikomandoi Bupati Setyo Wahono.

Langkah turun lapangan ini menjadi indikator bahwa Pemkab mulai memperlakukan persoalan genangan bukan lagi sebagai rutinitas musiman, tetapi sebagai situasi darurat yang butuh solusi struktural dan permanen.

Beberapa titik yang disurvei telah ditetapkan sebagai “zona prioritas” penanganan cepat, di antaranya:

Area Gang Irigasi

Kantor Arsip

Depan SMP Islam Bojonegoro

Di titik-titik ini, pemerintah berencana memasang pompa permanen sebagai benteng teknis dalam menghadapi limpahan air saat hujan deras.

“Sesuai arahan Bupati bahwa banjir di area kota harus diatasi. Dari hasil tinjauan ini, beberapa titik akan dipasangi pompa permanen,” tegas Wabup Nurul Azizah.

Pengamanan Lapangan: Pompa Portable Disiagakan 24 Jam.

Tak hanya mengandalkan pompa permanen, Pemkab menyiapkan 9 unit pompa portable yang ditempatkan di titik-titik yang masuk kategori rawan dadakan, salah satunya di sekitar Apotek Sehat.

Kepala PU SDA, Helmy Elisabeth, memastikan seluruh armada portable berada pada status standby darurat.

“Seluruh pompa portable siap digerakkan kapan saja untuk memaksimalkan penanganan banjir,” ujarnya.

Sinergi Gercep Protokol Respons Cepat Bencana Harian.

Program “Sinergi Gercep” kini mulai diterjemahkan sebagai protokol respons cepat harian, khususnya saat hujan intens mengguyur kota Bojonegoro. Pendekatan ini menekankan:

Deteksi dini titik genangan

Mobilisasi alat dalam hitungan menit

Pemasangan pompa permanen sebagai solusi jangka panjang

Kolaborasi lintas perangkat daerah

Wabup Nurul menegaskan bahwa langkah ini bukan tindakan seremonial, tetapi bagian dari kesiapsiagaan pemerintah dalam mengurangi risiko banjir perkotaan.

“Mudah-mudahan ini solusi konkret. Sinergi Gercep kami terapkan agar genangan dapat teratasi sebelum meluas,” ujarnya.

Meskipun langkah pemerintah dinilai responsif, sejumlah pengamat kebencanaan menilai bahwa infrastruktur drainase, tata ruang, dan perilaku buang sampah masyarakat perlu menjadi bagian dari evaluasi menyeluruh. Pompa hanya menjadi alat mitigasi, bukan solusi final.

Namun, aktivasi mode tanggap darurat melalui mobilisasi pompa permanen dan portable menunjukkan bahwa Pemkab mulai mengakui urgensi persoalan dan memprioritaskan keselamatan warga.

 

Penulis:Alisugiono.

Bagaimana perasaanmu membaca artikel ini?

Bagikan:
Artikel berhasil disimpan