APBN Rp1,55M di SMP 2 ...

APBN Rp1,55M di SMP 2 Kayen: Disdik Lepas Pengawasan

Ukuran Teks:

Pati, Batara.News – Dugaan skandal pembungkaman transparan atas proyek pembangunan di SMP 2 Kayen, Pati, Jateng, semakin menjadi sorotan publik.

Hal itu terjadi, setelah adanya kabar ihwal insiden pewarta yang dihalau para siswa ketika hendak meliput kegiatan tersebut.

Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Pati melalui Kabid SMP, Fauzin Futiarso, memberikan klarifikasi tegas mengenai kegiatan pembangunan tersebut dan insiden yang terjadi.

Fauzin menjelaskan bahwa kegiatan pembangunan yang sedang berlangsung di SMP 2 Kayen adalah program revitalisasi yang dibiayai langsung dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Kementerian Pendidikan sekitar Rp1,55 Miliar.

“Kegiatan itu dibiayai dari APBN, dari Kementerian Pendidikan, MOU-nya, ya program revitalisasi SMP 2 Kayen,” ujar Fauzin saat dihubungi melalui telefon pada Selasa (2/12/2025)

Ia menambahkan bahwa anggaran tersebut ditransfer langsung dari rekening Kementerian Pendidikan ke rekening sekolah.

Dengan demikian, pemerintah kabupaten maupun provinsi tidak mengetahui secara detail teknis pekerjaan tersebut, karena kesepakatan (MoU) hanya melibatkan pihak Kementerian dan pihak sekolah.

Mengenai metode pengerjaan, Fauzin mengonfirmasi berdasarkan informasi dari sekolah bahwa proyek tersebut dilakukan secara Swakelola, bukan oleh pihak ketiga (kontraktor).

“Kalau itu di papan nama ada tulisannya swakelola. Tidak dikerjakan oleh pihak ketiga,” tegasnya.

Lebih lanjut, Fauzin juga membantah keterlibatan Disdik dalam pengawasan teknis atau evaluasi pekerjaan pembangunan tersebut.

“Kami tidak, pengawasnya ada sendiri. Pelaksananya ada sendirinya dari sana. Jadi Disdik dalam hal ini tidak tahu-menahu,” jelas Fauzin, seraya menyarankan media untuk mencari informasi lebih lanjut langsung kepada pihak sekolah.

Keterlibatan Disdik hanya sebatas memfasilitasi administrasi, seperti membuat surat tugas dan dokumen untuk pihak sekolah saat diundang workshop oleh Kementerian.

Terkait insiden penghalauan wartawan, Fauzin menyatakan bahwa hal itu murni merupakan spontanitas dari anak-anak tanpa adanya perintah dari guru maupun wakil kepala sekolah.

“Setelah saya konfirmasi kepada sekolah ternyata apa yang dilakukan oleh anak-anak itu adalah spontanitas dari anak, tidak ada yang memerintahkan,” kata Fauzin.

Ia melanjutkan, anak-anak disebut merasa tidak nyaman atas perilaku dari rekan media yang datang saat itu. Fauzin juga menegaskan bahwa tuduhan Wakil Kepala Sekolah memerintahkan siswa untuk menghalau rekan media adalah tidak benar.

Fauzin mengimbau rekan-rekan media untuk tetap datang ke sekolah dengan itikad yang baik untuk mencari informasi.

“Justru kalau tidak berani itu ada indikasi merasa bersalah. Ketika kita benar, datang kita datang. Tidak ada itu ada masalah itu ketika datang dengan itikad yang tepat,” imbaunya.

Ia menjamin bahwa jika rekan media datang baik-baik namun mendapatkan perlakuan yang tidak baik, pihak sekolah justru akan ditegur oleh Disdik.

Meski demikian, Fauzin mengaku tidak bisa memberikan informasi yang detail, termasuk mengenai isu pengerjaan oleh kontraktor dalam proyek tersebut, lantaran Disdik tidak dilibatkan dalam teknis pekerjaan. (red)

Bagaimana perasaanmu membaca artikel ini?

Bagikan:
Artikel berhasil disimpan