Tingkatkan Kompetensi Era Digital, Pendidik SD Bojonegoro Mantapkan Langkah Transformasi di MCM Hotel

BOJONEGORO, Batara.news – Di tengah arus perubahan yang kian deras menghantam sektor pendidikan, Dinas Pendidikan Bojonegoro kembali menggelar ikhtiar penting untuk memastikan para pendidik tidak tertinggal oleh zaman. Bertempat di MCM Hotel Wisata Bojonegoro, Minggu sore hingga Rabu (23–26 November 2025), puluhan guru dan kepala sekolah SD berkumpul dalam satu ruang belajar bersama: “Pendampingan Digitalisasi Pembelajaran Jenjang Sekolah Dasar.”

Suasana aula MCM Hotel pada hari pembukaan terasa hangat namun sarat kesungguhan. Para peserta, sebagian masih dengan seragam kerja dan sebagian lagi membawa laptop pribadi, tampak berbaris mengikuti proses registrasi. Dari wajah-wajah itu terpancar tekad: tekad untuk belajar, berubah, dan membawa pulang gagasan baru bagi sekolah masing-masing.

Program pendampingan ini dirancang tidak sekadar sebagai pelatihan teknis, tetapi sebagai ruang percepatan transformasi budaya belajar di sekolah dasar. Terlebih, sejumlah sekolah di Bojonegoro telah menerima Papan Interaktif Digital, perangkat TIK yang menuntut kesiapan guru untuk mengelola kelas secara lebih modern.

Sepanjang tiga hari, peserta dibimbing dalam materi yang disusun berlapis:

Kebijakan Digitalisasi Pendidikan – Memahami arah besar digitalisasi nasional serta strategi memanfaatkan bantuan TIK agar tepat guna.

Praktik Pembelajaran Digital – Mulai dari pembuatan bahan ajar interaktif hingga simulasi mengelola kelas berbasis teknologi.

Manajemen Aset Digital – Mengelola, merawat, dan memastikan perangkat digital berfungsi optimal untuk keberlanjutan pembelajaran.

Di tiap sesi, para peserta tidak hanya mendengarkan, tetapi juga berlatih langsung—menyusun modul interaktif, mempresentasikan ide, hingga mencoba fitur-fitur papan digital yang selama ini hanya menjadi bahan diskusi di ruang guru.

Kepala Dinas Pendidikan Bojonegoro, Anwar Mukhtadho, dalam sambutannya menyampaikan pesan yang menyerupai alarm bagi masa depan pendidikan dasar.

“Saya berharap para guru dan kepala sekolah dapat memanfaatkan kesempatan tiga hari ini secara maksimal. Jangan hanya bisa menyalakan perangkat, tapi kuasai dan jadikan teknologi sebagai ruang inovasi agar siswa kita lebih tertarik dan siap menghadapi masa depan,” tegasnya.

Kalimat itu disambut anggukan para peserta, seolah menegaskan bahwa digitalisasi bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan yang tidak bisa ditunda.

Kemeriahan dokumentasi foto bersama di depan panggung utama menjadi penanda kuat komitmen para pendidik. Di sela-sela jeda materi, diskusi kecil hingga tukar pengalaman sesama sekolah tampak mengalir hidup. “Ini bukan sekadar pelatihan, tapi ruang untuk menyatukan visi,” ujar salah satu peserta.

Usai pendampingan, para pendidik diharapkan mampu kembali ke sekolah membawa rencana aksi nyata—mulai dari pemanfaatan perangkat digital di setiap kelas, penyusunan bahan ajar interaktif, hingga penerapan strategi pembelajaran yang lebih partisipatif dan menyenangkan.

Jika komitmen yang terbangun di MCM Hotel itu benar-benar diwujudkan, maka Bojonegoro bukan hanya ikut serta dalam arus digitalisasi, tetapi justru menjadi salah satu daerah yang menonjol dalam transformasi pembelajaran tingkat dasar.

 

/Ali S