Bupati Bojonegoro Tekankan Sinergi sebagai Fondasi Kemandirian Daerah di HJB ke-348

Bojonegoro – Batara.News

Peringatan Hari Jadi Bojonegoro (HJB) ke-348 menjadi lebih dari sekadar seremoni tahunan. Di bawah tema “Bersinergi untuk Mandiri,” Pemerintah Kabupaten Bojonegoro meneguhkan arah pembangunan yang menempatkan kolaborasi lintas sektor sebagai kunci kemandirian sosial-ekonomi daerah.

Upacara peringatan yang digelar di Alun-Alun Bojonegoro, Senin (20/10/2025), dihadiri ribuan peserta dari berbagai lapisan masyarakat — mulai dari pelajar, aparatur desa, ASN, ormas, hingga mahasiswa. Suasana khidmat dan partisipatif itu mencerminkan kuatnya semangat kebersamaan yang telah menjadi identitas masyarakat Bojonegoro selama berabad-abad.

Dalam sambutannya, Bupati Bojonegoro Setyo Wahono menyampaikan bahwa sinergi merupakan energi kolektif yang menentukan arah kemajuan daerah.

“Kemajuan tidak pernah lahir dari kerja sendiri, tetapi dari kerja bersama seluruh elemen — pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi, media, dan komunitas,” ujar Bupati.

Pernyataan tersebut merefleksikan paradigma baru pembangunan daerah: pemerintah bukan satu-satunya motor penggerak, melainkan bagian dari ekosistem yang lebih luas. Kolaborasi lintas sektor menjadi elemen strategis dalam mewujudkan visi Bojonegoro Mandiri.

Bupati menegaskan, posisi Bojonegoro sebagai lumbung pangan dan energi nasional harus diimbangi dengan kemandirian sosial ekonomi masyarakatnya. Pemkab kini fokus pada penguatan kapasitas warga melalui Program Gayatri, sebuah inisiatif pemberdayaan masyarakat berbasis kesejahteraan perempuan dan keluarga, serta inovasi di bidang pendidikan, kesehatan, dan pertanian.

Menurut data yang disampaikan, angka kemiskinan di Bojonegoro berhasil turun sebesar 0,2 poin pada tahun ini. Penurunan ini, meski relatif kecil, menjadi indikator keberhasilan sinergi antara kebijakan pemerintah dan partisipasi masyarakat.

“Bojonegoro berusia 348 tahun telah menunjukkan ketangguhan dan semangat pantang menyerah,” lanjut Bupati.

Dari sisi tata kelola, Pemkab Bojonegoro mendorong optimalisasi pelayanan publik berbasis pendampingan langsung kepada masyarakat. Bupati menginstruksikan seluruh OPD dan SKPD untuk memperkuat peran fasilitasi dan edukasi di tingkat akar rumput, memastikan setiap warga dapat mengakses program pemerintah secara adil dan efektif.

Sementara itu, Wakil Bupati Bojonegoro Nurul Azizah menegaskan bahwa peringatan tahun ini dikemas dengan konsep sederhana namun berorientasi manfaat.

“Yang penting bukan besar kecilnya acara, tetapi sejauh mana manfaatnya dirasakan masyarakat,” ucapnya.

Sebagai bentuk penghargaan terhadap kontribusi nyata, Pemkab memberikan penghargaan kepada pelaku usaha patuh pajak, serta kepada desa dan kecamatan tercepat dalam pelunasan pajak daerah. Penghargaan serupa diberikan kepada pelajar dan tokoh berprestasi di tingkat regional dan nasional — sebagai upaya membangun ekosistem produktif berbasis integritas dan partisipasi.

Puncak acara diwarnai dengan suguhan budaya lokal seperti tari tradisional, Reog, Oklik, dan tarian Sufi, yang memperkaya makna peringatan sebagai ruang ekspresi kebudayaan dan identitas Bojonegoro.

Perayaan HJB kali ini menjadi momentum refleksi bahwa kemandirian bukan hanya tujuan pembangunan, melainkan hasil dari proses panjang pembelajaran sosial. Dalam konteks akademis, sinergi antarsektor menjadi variabel determinan yang memperkuat kapasitas daerah untuk tumbuh secara inklusif, adaptif, dan berkelanjutan.

Bojonegoro menunjukkan bahwa kolaborasi — bukan kompetisi antarinstansi — adalah jalan menuju kemajuan.

Spirit Bersinergi untuk Mandiri menjadi narasi besar yang mempertemukan visi kebijakan dengan partisipasi rakyat, menjadikan HJB ke-348 sebagai simbol kematangan sebuah daerah yang belajar untuk berdiri di atas kakinya sendiri.

 

/Ali s