Bojonegoro,–Batara.news|| Sebuah insiden yang menarik perhatian publik terjadi pada penyelenggaraan Debat Publik Terakhir Calon Bupati dan Wakil Bupati Bojonegoro, Jawa Timur.
Poster resmi yang digunakan untuk mempromosikan acara tersebut memuat kesalahan fatal dalam bagian identitas penyelenggara.
Alih-alih mencantumkan nama Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bojonegoro, poster itu justru menampilkan nama dan logo KPU Kabupaten Sampang sebuah wilayah yang berbeda di pulau Madura, Jawa Timur.
Debat ini sendiri digelar pada Minggu, 17 November 2024, pukul 19.00 WIB, dan disiarkan langsung oleh TVRI Jawa Timur. Acara yang sudah terlaksana hingga selesai ini mempertemukan dua pasangan calon, yaitu:
1. Pasangan nomor urut 1: Dr. Ir. H. Teguh Haryono, MBA, bersama Hj. Farida Hidayati, S.H., M.Kn.
2. Pasangan nomor urut 2: Setyo Wahono dan Nurul Azizah.
Namun, di tengah keberhasilan penyelenggaraan debat, publik mencatat kejanggalan pada poster yang seharusnya menjadi representasi resmi.
Kesalahan tersebut sontak memunculkan kebingungan di kalangan masyarakat serta pertanyaan tentang tingkat akurasi dan profesionalisme dalam proses publikasi.
Tantangan bagi Kredibilitas dan Profesionalisme
Kesalahan ini, meski terlihat sederhana, namun dapat menyentuh aspek penting dalam akuntabilitas lembaga penyelenggara pemilu.
Dalam hal ini, KPU Kabupaten Bojonegoro, yang menjadi tuan rumah acara dalam acara tersebut sontak langsung mendapat sorotan tajam dari berbagai pihak.
Sehingga, atas keteledoran tersebut publik mendesak agar klarifikasi segera disampaikan, sekaligus meminta perbaikan pada sistem verifikasi materi publikasi agar insiden serupa tidak terulang di masa depan.
“Poster resmi merupakan wajah dari sebuah acara. Kekeliruan seperti ini, meski terlihat kecil, bisa memberikan dampak besar pada persepsi publik terhadap profesionalisme penyelenggara,” ujar Gion, salah satu pengamat politik lokal.
Sebagai bagian dari pesta demokrasi, lanjutnya, acara debat publik bertujuan untuk memberikan ruang bagi masyarakat untuk mengenal lebih dekat visi, misi, serta program kerja para kandidat. Sehingga ketepatan dan keakuratan informasi yang disampaikan menjadi elemen kunci untuk menjaga kepercayaan publik terhadap proses demokrasi.
“Insiden ini mengingatkan bahwa ketelitian dalam setiap aspek, termasuk desain dan publikasi materi, sangat penting dalam mengelola sebuah acara besar yang menjadi sorotan banyak pihak. Bukan hanya lembaga penyelenggara, namun juga mitra terkait, seperti media penyiaran, harus memiliki mekanisme kontrol kualitas yang ketat sebelum informasi dipublikasikan.” Tuturnya,
Meski acara debat publik memang sudah selesai, namun kesalahan ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak. Dengan perbaikan sistem dan evaluasi yang mendalam, diharapkan ke depannya semua elemen yang terlibat dalam penyelenggaraan pemilu dapat bekerja lebih cermat, sehingga setiap langkah menuju demokrasi yang sehat berjalan lebih sempurna.
“Demokrasi bukan hanya soal pemilihan pemimpin, tetapi juga soal bagaimana kepercayaan publik dibangun dan dijaga. Mari kita jadikan perbaikan sebagai komitmen bersama demi masa depan demokrasi yang lebih matang.” Pungkasnya.
(Red)