Kisah Guru SD Di Kotabaru Bikin Haru Dan Inspiratif, Begini Ceritanya .

Berita Daerah106 Dilihat

KOTABARU, BATARA.NEWS – Tak kenal kata mengeluh untuk terus berbuat baik demi majunya dunia pendidikan di ibu pertiwi.

Untaian kalimat itu tepat sekali jika disematkan kepada Nina Yuliana Angreini, seglintir tenaga pendidik yang mengajar disalah satu SD terpencil wilayah Kabupaten Kotabaru.

Kisah inspiratif yang dilakonkan wanita muda berusia 27 tahun dalam mengemban nama pahlawan tanpa tanda jasa di negeri ini, nyata-nyata diimplementasikan setulus hati dan keteguhan jiwa.

Bahkan, apa yang telah diperbuat itu jarang sekali dilakukan oleh kalangan pengajar lainnya.

Kisah haru yang dapat membuka mata dan nalar kita mengenai arti pentingnya pendidikan untuk generasi penerus bangsa ini disampaikan langsung dari pelosok Desa terpencil di tanah Borneo, tepatnya di SD Negeri Tapaling, Kecamatan Klumpang Selatan, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan.

Yah, ketika sang fajar mulai menanpakkan sinarnya dari sela rerimbunan perkebunan kelapa sawit, Nina Yuliana, sudah berjibaku menempuh perjalan sejauh 5 kilo meter lebih untuk menjemput 2 anak didiknya supaya tetap bisa bersekolah dan tidak ketinggalan mata pelajaran.

Dengan melewati terjalnya medan perkebunan kelapa sawit, setiap hari ia tembus dengan rasa iklas demi siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu itu agar bisa belajar bersama temannya didalam ruang kelas.

Tak hanya melakukan antar jemput saja, bahkan, dikatakan Nina Yuliana, dirinya juga iklas memberikan uang saku dari kantong pribadinya kepada ke 2 anak yang duduk dibangku kelas 5 dan 6 itu supaya memiliki rasa semangat untuk bersekolah.

“Kendalanya karena orang tua sakit, jadi dia jagain orang tuanya. Jadi saya kasih waktu 1 sampai 2 minggu gak sekolah, tapikan didalam aturan sekolah maksimalnya jeda waktu 1 bulan gak sekolah berpengaruh banget dengan nilainya sama ketinggalan pelajaran. Kemudian saya tanya langsung kerumahnya, ternyata kondisi bapaknya memang belum sembuh. Jadi perlu waktu sekitar 2 bulan, tapi masih tetap saya kasihkan materi pelajarannya.”tuturnya, Kamis, 05 januari 2023.

Lantaran merasa hatinya terketuk, lanjutnya, dengan penuh keiklasan kemudian dirinya bersedia melakukan antar jemput kepada anak didiknya itu.

”Setelah tau ternyata gak ada yang mengatar ke sekolah karena bapaknya yang masih sakit, kemudian saya berinisiatif untuk antar jemput, dan memberikan uang jajan seadanya,” pungkasnya.

Sepengkal cerita ini kami sampaikan dengan harapan dapat dijadikan sumber inspiratif pemacu semangat bagi para guru di indonesia agar sepenuh hati dalam memberikan ajaran suri tauladan berazas tut wuri handayani kepada para generasi penerus bangsa.

/Ari

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *