Batara.news
Banyumas, Batara.news | Hal tersebut ditegaskan Danrem 071/Wijayakusuma Kolonel Inf Yudha Airlangga, S.E., didepan segenap prajurit dan PNS baik Makorem 071/Wijayakusuma maupun Balak Aju Kodam IV/Diponegoro pada Jam Komandannya, Selasa (13/9/2022) di Gedung Pertemuan A.Yani Makorem 071/Wijayakusuma, Sokaraja, Banyumas.
Dalam Jam Komandannya, Kolonel Yudha mengatakan menilik perkembangan situasi yang sedang berkembang saat ini, segenap prajurit dan PNS harus tetap menjaga loyalitas tegak lurus dan sesuai rantai komando disetiap satuan.
“Setiap prajurit dan PNS tidak boleh ada yang bertindak sendiri-sendiri, kita harus tegak kokohkan loyalitas tegak lurus dan satu komando dalam setiap melaksanakan tugas maupun dalam beraktifitas diluar dinas”, jelasnya.
“Loyalitas dan soliditas sebagai Prajurit TNI AD harus selalu dijaga, serta menumbuhkan semangat dalam menyatukan dan memahami perbedaan sehingga menjadi kesatuan yang lebih kuat”, tegasnya.
Dijelaskan Kolonel Yudha, TNI berdasarkan UU No. 29 thn 1954 tentang pertahanan negara, Presiden ialah Panglima Tertinggi Angkatan Perang Republik Indonesia.
Dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh Panglima TNI , Kasad , Kasal dan Kasau. Dalam penjabaranya adalah loyalitas tegak lurus kepada Presiden, Panglima TNI, Kasad, Pangdam dan Danrem. “TNI adalah alat pemersatu bangsa, sebagai Komandan Satuan ataupun Kepala Bagian yang ada disetiap satuan, harus bertanggung jawab terhadap kondisi moril prajurit yang berada dibawah komandonya”, terangnya.
“Satuan dilingkungan Korem, sejatinya memiliki asas satu kesatuan komando, dalam penggunaan kekuatan, yakni loyal kepada Bapak Panglima TNI dan dalam pembinaan kekuatan loyal kepada Bapak Kasad”, tegasnya.
Dikatakan Danrem, Korem 071/Wijayakusuma, dalam melaksanakan tugasnya untuk mendukung tugas-tugas Kodam IV/Diponegoro dalam menjalankan fungsi penggunaan kekuatan dan pembinaan kekuatan sehingga asas kesatuan komando sangat penting.
Pada kesempatan yang sama, Danrem memerintahkan segenap prajurit dan PNS untuk tidak terpancing isu-isu negatif perkembangan situasi saat ini.
Dan selalu bijak bermedia sosial, hal ini mengingat isu-isu tersebut sudah banyak diplintirkan dan diedit kata-katanya sehingga dapat membakar perasaan seseorang serta dapat memperkeruh keadaan, dan berakibat akan memprovokasi. “Hati-hati dengan media sosial, karena kadang-kadang media sosial mengangkat isu-isu yang sudah diplintir, diedit kata-katanya, sehingga membakar perasaan memprovokasi kita untuk berbuat hal lain atau berbuat negatif.
Saya berharap, kita tidak terpengaruh. Kita harus solid, kita harus tetap loyal kepada Panglima TNI sebagai pembina kekuatan dan Kasad sebagai pembina kekuatan”, pungkasnya.
/Red