Batara.News
PATI _:Pasti sangat lekat di ingatan kita ungkapan dari Presiden Ir. Soekarno yaitu “Bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa menghargai jasa para pahlawannya”. Dan salah satu cara menghargai jasa para pahlawan itu adalah dengan menapaktilasi jejak langkahnya, dan menyambangi lokasi yang dapat mengingatkan kita kepada jejak langkah pahlawan itu. Jelang detik-detik puncak peringatan Hari Bhayangkara Ke 76 tahun 2022 yang mengambil tema “Polri Presisi Mendukung Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Struktural untuk Mewujudkan Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh”, Polres Pati memaknai penuh khidmat dengan menggelar parade napak tilas perjuangan pahlwan di Wilayah Kab. Pati.
Adapun rangkaian kegiatan tersebut diawali dengan ziarah rombongan ke Taman Makam Pahlawan Giri Dharma Pati yang dipimpin oleh Kapolres Pati AKBP Christian Tobing, S.I.K., S.H., M.H., M.Si. dan dihadiri seluruh pejabat utama dan personel Polres Pati Rabu (29/6/2022).
Kegiatan ini sebagai bentuk penghormatan kepada para pahlawan bangsa yang telah berjuang untuk Bangsa Indonesia khususnya makam Kapolres Pati yang pertama yakni AKBP Agil Kusumadya dalam rangka menyambut Hari Bhayangkara ke-76 yang jatuh pada 1 Juli 2022 nanti. Beliau merupakan salah satu tokoh sangat penting yang mengingatkan pada peristiwa sejarah perjalanan bangsa Indonesia, yakni peristiwa “Madiun Affair” tahun 1948. Di dalam rangkaian peristiwa pemberontakan PKI di Madiun, dua putra terbaik bangsa Indonesia telah gugur. Mereka adalah Kolonel Soenandar dan AKBP Agil Kusumadya. Ketika itu, mereka merupakan pucuk pimpinan TNI dan Polri di wilayah Karesidenan Pati pada masa itu, mereka diculik dan dibawa ke kawasan, tepatnya di Petak 112, Resor Pemangkuan Hutan (RPH) Jati Kusumo, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Kedungkambu, KPH Randublatung, Kab. Blora. Di kawasan hutan itulah mereka berdua dipaksa untuk menandatangani persetujuan gerakan pemberontakan PKI di Wilayah Pati, karena menolak lantas gugur sebagai kusuma bangsa dengan cara diikat di pohon jati lalu ditembaki dengan membabibuta dan sangat keji.
“Kegiatan ini merupakan wujud penghargaan dan penghormatan kami, terhadap para pahlawan bangsa yang telah berjasa memperjuangkan kemerdekaan. Dan juga banyak sesepuh yang tentunya dimakamkan di taman makam pahlawan ini, betapa penting bagi kita untuk memupuk rasa nasionalisme dan cinta tanah air yang dapat diimplementasikan dengan sinergitas antar stakeholder terkait dalam memelihara, menjaga dan merawat stabilitas kamtibmas ” terang Christian Tobing di TMP Giri Dharma, Pati.
Selanjutnya, rombongan bergeser ziarah ke tempat kedua yaitu Monumen Brimob yang terletak di Jl. Raya Pati-Juwana Km 5 Dk. Cangkring, Ds. Widorokandang, Kec./Kab. Pati, lokasi tersebut merupakan saksi bisu bukti adanya pertempuran sengit antara Polisi Istimewa (Mobrig) dengan Tentara Belanda (KNIL). Untuk mengenang peristiwa tersebut dibangunlah Monumen Brimob tersebut yang di salah satu sisinya terdapat batu prasasti yang mencatatkan bahwa peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 19 Desember 1948 pukul 16.00 WIB. “Momentum ini kami gunakan untuk menggugah semangat perjuangan sekaligus memanjatkan doa bersama untuk para pendahulu kami yang telah mengorbankan jiwa raga demi tegaknya NKRI,” ujar Kapolres Pati.
Setelah dari Monumen Brimob, rombongan lanjut bertolak ke dermaga pelabuhan Juwana guna melaksanakan prosesi upacara tabur bunga di lautan lepas dengan menggunakan dua kapal KP IX 1024 milik Satpolair Polres Pati, KP IX 1016 milik Ditpolairud Polda Jateng, dua perahu karet, dan dua perahu nelayan. Bertindak selaku Komandan Upacara Kapolres Pati AKBP Christian Tobing, S.I.K., S.H., M.H., M.Si. dan sebagai Komandan Upacara Kasat Polairud AKP Daffid Paradhi, S.H. Kegiatan tersebut sebagai wujud penghormatan atas pengorbanan para pahlawan dalam memperjuangkan tanah air dan sebagai bahan perenungan dalam melanjutkan perjuangan.
Dengan adanya rangkaian penghormatan ini, Kapolres Pati menekankan bahwa sebagai generasi penerus bangsa, semangat yang dikobarkan dan dicita-citakan oleh para pendahulu bangsa harus terus diperjuangkan untuk saat ini dan ke depan. Semangat itu harus dijadikan refleksi sebagai energi positif untuk terus memberikan yang terbaik untuk bangsa, negara, masyarakat dan institusi Polri, kedepannya.
“Kami terus melanjutkan apa yang telah beliau-beliau ukir dan menjadi warisan kita, serta akan terus kita perjuangkan untuk membawa institusi Polri menjadi lebih baik. Dan juga mengawal bangsa serta negara kita untuk terus melaksanakan programnya menuju Indonesia Emas tahun 2045,” pungkasnya.
(*/Red)