Petani Resah, Harga Tembakau di Bojonegoro Tertekan Cukai dan Rokok Ilegal

Berita Daerah94 Dilihat

Bojonegoro,-Batara.news||

Harga tembakau di Kabupaten Bojonegoro terus merosot tajam. Berdasarkan pantauan lapangan, harga daun tembakau basah kini hanya berkisar Rp2.500–Rp4.000 per kilogram.

 

Sementara itu, tembakau rajangan turun menjadi Rp25.000–Rp40.000 per kilogram, jauh dari harga tertinggi sebelumnya yang bisa mencapai Rp45.000. Kondisi ini membuat para petani resah, terlebih saat memasuki musim penghujan.selasa(23/09/2025)

 

Sejumlah petani mengaku khawatir dengan kondisi tersebut. Lulus Setyawan, petani asal Desa Ngoro gunung, Kecamatan Bubulan,Bojonegoro,menyebut harga rendah ini bisa memicu kerawanan sosial.

,”Banyak pabrik rokok enggan membeli dengan harga tinggi, apalagi dengan rencana kenaikan cukai rokok. Konsumsi masyarakat bisa turun, dan ini jelas berimbas ke petani,” ujarnya.

 

Menurut Lulus, terdapat beberapa faktor yang memengaruhi anjloknya harga tembakau, di antaranya:

1. Rencana kenaikan cukai rokok tahun depan, yang membuat industri menekan pembelian bahan baku.

2. Maraknya rokok ilegal, baik produksi dalam negeri maupun impor, yang merugikan industri resmi.

3. Meningkatnya tren rokok elektrik (vape), yang menurunkan konsumsi rokok tradisional.

4. Minimnya pendampingan bagi UMKM rokok, sehingga banyak usaha kecil dianggap ilegal.

 

Lulus petani yang juga Wakil Ketua DPC Projo Bojonegoro itu menambahkan, masyarakat kecil seringkali membeli rokok ilegal karena harganya lebih murah.

 

,“Yang beli rokok ilegal biasanya mereka yang tidak mampu beli rokok legal. Tapi konsumsi rokok bermerek tetap tinggi,” ungkapnya.

 

Turunnya harga tembakau dan lemahnya industri rokok dikhawatirkan dapat memicu pemutusan hubungan kerja (PHK) massal, khususnya bagi para pengrajin dan buruh rokok. Kondisi ini juga berpotensi menimbulkan kerawanan sosial di daerah yang menggantungkan hidup dari tembakau.

 

,“Negara harus segera hadir agar ada keseimbangan ekonomi. Jangan sampai harga tembakau lebih murah daripada harga sebungkus rokok,” tegas Lulus.

 

Sementara itu, Abidin Fikri, anggota DPR RI dari Dapil Bojonegoro–Tuban, belum memberikan tanggapan terkait anjloknya harga tembakau maupun ancaman kenaikan cukai rokok. Padahal, persoalan ini erat kaitannya dengan kesejahteraan masyarakat.

 

Para petani tembakau Bojonegoro mendesak pemerintah untuk segera mengambil langkah nyata, di antaranya:

 

1. Menjaga stabilitas harga tembakau.

2. Memberantas rokok ilegal yang merugikan petani dan industri resmi.

3. Memberikan pendampingan kepada UMKM rokok lokal agar tidak lagi dianggap ilegal.

 

 

(RED/LIS/Al)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *